29.109 Warga Surabaya Dapat Makan Gratis Tiap Hari
A
A
A
SURABAYA - Kemiskinan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Untuk mengurangi beban hidup warga miskin, tiap hari Pemkot Surabaya, Jawa Timur memberikan jatah makan gratis pada 29.109 warganya yang tersebar di berbagai kawasan.
Melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, sebanyak 29.109 warga pada tahun ini menjadi penerima manfaat program permakanan. Mereka terbagi menjadi tiga kategori, sebanyak 17.537 untuk warga lanjut usia (lansia), anak yatim dengan usia di bawah umur 18 tahun 5.860 penerima dan untuk penyandang disabilitas sebanyak 5.712 orang.
Kasi Organisasi dan Swadaya Sosial Dinas Sosial Surabaya Eny Zuliati menuturkan, pembangunan kota tak hanya fokus pada infrastruktur. Kepedulian terhadap para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Surabaya juga menjadi prioritas utama pemerintah. Salah satunya adalah melalui program bantuan permakanan.
"Jadi selain membangun infrastruktur, kepedulian terhadap orang-orang penyandang masalah kesejahteraan sosial juga menjadi prioritas utama pemerintah. Membangun manusia juga menjadi prioritas utama Bu Risma," kata Eny ketika ditemui di Kantor Dinas Sosial Surabaya, Senin (13/8/2018).
Ia melanjutkan, pada 2018 ini ada kenaikan angka Daftar Penerima Manfaat (DPM) bantuan tersebut. Kalau 2017 lalu, jumlah daftar penerima sebanyak 15.537. Sedangkan 2018, jumlah lansia penerima program permakanan sebanyak 17.537 orang. "Dari jumlah tersebut, selain lansia usia 60 tahun ke atas, pralansia dengan usia 45 tahun ke atas juga mendapat program permakanan," ujarnya.
Namun, lanjut Eny, ada beberapa sebab yang menjadikan pralansia tersebut berhak mendapatkan bantuan program permakanan. Salah satunya yakni, orang tersebut masuk dalam daftar database Pemkot Surabaya serta terindikasi sebagai warga miskin. "Jika ada temuan baru, maka Dinsos Surabaya selanjutnya kembali melakukan outreach mendalam ke lapangan, kemudian melihat daftar jumlah kuota penerima yang tersedia. Seperti jika ada salah satu DPM yang meninggal dunia, baru bisa digantikan dengan orang lain," ucapnya.
Eny menjelaskan, saat ini setiap DPM perharinya mendapat jatah permakanan seharga Rp11.000. Sementara dalam menyalurkan program permakanan lansia, Dinsos Surabaya dibantu oleh petugas kirim sebanyak 251 orang yang mengantakan ke berbagai wilayah di Surabaya. "Para petugas permakanan setiap harinya sebelum pukul 09.00 WIB datang ke masing-masing rumah DPM untuk mengantarkan makanan itu," ungkapnya.
Sementara itu, Kasi Perlindungan Sosial Dinsos Surabaya Edy Siswanto mengungkapkan, untuk daftar penerima manfaat program permakanan anak yatim, mencapai 5.860 anak dari jumlah kuota yang tersedia 6.000. "Data penerima itu, sewaktu-waktu bisa berubah-ubah. Misalnya, jika ada anak yang sudah mencapai usia 18 tahun, maka otomatis sudah tidak berhak mendapat bantuan program permakanan anak yatim," jelasnya.
Melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, sebanyak 29.109 warga pada tahun ini menjadi penerima manfaat program permakanan. Mereka terbagi menjadi tiga kategori, sebanyak 17.537 untuk warga lanjut usia (lansia), anak yatim dengan usia di bawah umur 18 tahun 5.860 penerima dan untuk penyandang disabilitas sebanyak 5.712 orang.
Kasi Organisasi dan Swadaya Sosial Dinas Sosial Surabaya Eny Zuliati menuturkan, pembangunan kota tak hanya fokus pada infrastruktur. Kepedulian terhadap para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Surabaya juga menjadi prioritas utama pemerintah. Salah satunya adalah melalui program bantuan permakanan.
"Jadi selain membangun infrastruktur, kepedulian terhadap orang-orang penyandang masalah kesejahteraan sosial juga menjadi prioritas utama pemerintah. Membangun manusia juga menjadi prioritas utama Bu Risma," kata Eny ketika ditemui di Kantor Dinas Sosial Surabaya, Senin (13/8/2018).
Ia melanjutkan, pada 2018 ini ada kenaikan angka Daftar Penerima Manfaat (DPM) bantuan tersebut. Kalau 2017 lalu, jumlah daftar penerima sebanyak 15.537. Sedangkan 2018, jumlah lansia penerima program permakanan sebanyak 17.537 orang. "Dari jumlah tersebut, selain lansia usia 60 tahun ke atas, pralansia dengan usia 45 tahun ke atas juga mendapat program permakanan," ujarnya.
Namun, lanjut Eny, ada beberapa sebab yang menjadikan pralansia tersebut berhak mendapatkan bantuan program permakanan. Salah satunya yakni, orang tersebut masuk dalam daftar database Pemkot Surabaya serta terindikasi sebagai warga miskin. "Jika ada temuan baru, maka Dinsos Surabaya selanjutnya kembali melakukan outreach mendalam ke lapangan, kemudian melihat daftar jumlah kuota penerima yang tersedia. Seperti jika ada salah satu DPM yang meninggal dunia, baru bisa digantikan dengan orang lain," ucapnya.
Eny menjelaskan, saat ini setiap DPM perharinya mendapat jatah permakanan seharga Rp11.000. Sementara dalam menyalurkan program permakanan lansia, Dinsos Surabaya dibantu oleh petugas kirim sebanyak 251 orang yang mengantakan ke berbagai wilayah di Surabaya. "Para petugas permakanan setiap harinya sebelum pukul 09.00 WIB datang ke masing-masing rumah DPM untuk mengantarkan makanan itu," ungkapnya.
Sementara itu, Kasi Perlindungan Sosial Dinsos Surabaya Edy Siswanto mengungkapkan, untuk daftar penerima manfaat program permakanan anak yatim, mencapai 5.860 anak dari jumlah kuota yang tersedia 6.000. "Data penerima itu, sewaktu-waktu bisa berubah-ubah. Misalnya, jika ada anak yang sudah mencapai usia 18 tahun, maka otomatis sudah tidak berhak mendapat bantuan program permakanan anak yatim," jelasnya.
(amm)