Mahasiswa Dituntut Jadi Pilar Kebangsaan Lawan Radikalisme

Rabu, 08 Agustus 2018 - 21:00 WIB
Mahasiswa Dituntut Jadi...
Mahasiswa Dituntut Jadi Pilar Kebangsaan Lawan Radikalisme
A A A
SALATIGA - Mahasiswa saat ini harus memantapkan diri sebagai pilar kebangsaan, berkomitmen pada Pancasila dan menjaga NKRI dalam rumah kebhinekaan. Karena bangsa Indonesia saat ini sedang menghadapi permasalah cukup serius yang mengganggu sendi-sendi berbangsa.

Demikian dikatakan Kepala Seksi Kemahasiswaan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Ruchman Basori di hadapan 3.050 mahasiswa baru IAIN Salatiga dalam ajang Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), Selasa (7/8/2018).

Di antara masalah bangsa itu, kata Ruchman, adalah munculnya kelompok yang mempertanyakan konsensus nasional, seperti mempersoalkan dasar Negara Pancasila, NKRI, dan bhineka tunggal Ika. Menurut aktivis mahasiswa '98 ini, munculnya kelompok klaim kebenaran agama, menjadi masalah lainnya. Kelompok ini merasa diri dan kelompoknya yang paling benar dan yang lain salah (truth claim), bahkan sampai pada mengkafirkan pihak lain. "Hal itu akan menyuburkan tindakan intoleransi dan radikalisme yang akhir-akhir ini kita rasakan," katanya.

Namun sayangnya, kata Ruchman, mayoritas masyarakat kita memilih diam (silent majority) terhadap persoalan-persoalan keagamaan, kemasyarakatan dan kebangsaan. Ini yang menjadi masalah cukup serius. "Semestinya Yang waras tidak boleh mengalah dalam menghadapi kelompok intoleran dan radikal, terutama di media sosial," kata Ruchman mengutip dawuh KH. Mustofa Bisri (Gus Mus).

Alumni UIN Walisongo ini mengatakan, mahasiswa berperan penting untuk melakukan counter narasi dan idiologi terhadap paham dan gerakan radikalisme. Sebab mahasiswa adalah agen perubahan sosial (the agen of social change) sekaligus agen pembangunan (the agent of development). "Lagu Syubbanul Wathan yang kini kerap dikumandangkan di berbagai kesempatan adalah ciptaan KH. Abdul Wahab Hasbullah Pahlawan Nasional, untuk menggelorakan semangat juang melawan penjajahan," kata Ruchman.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Salatiga Mohamad Husain mengatakan, PBAK merupakan kegitan strategis untuk mendesiminasikan Islam yang moderat dan toleran. "Kami berharap agar para mahasiswa baru berperan penting menjadi agen moderasi beragama," katanya.

Kegiatan PBAK dibuka secara resmi oleh Rektor IAIN Salatiga dan diikuti oleh 3.050 mahasiswa baru dari berbagai fakultas. Hadir dalam pembukaan pimpinan IAIN Salatiga, Kepala Biro AUAK Khaeroni, dan sebagian pimpinan fakultas. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan "UKM FAIR" yang menyediakan beragam informasi unit kegiatan mahasiswa di IAIN Salatiga.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8967 seconds (0.1#10.140)