Pesawat Tempur MiG-17 Segera Mejeng di Museum TNI AU
A
A
A
YOGYAKARTA - Koleksi pesawat di Museum Pusat TNI Angkatan Udara Dirgantara Mandala (Muspusdirla) di kompleks Lanud Adisutjipto Yogyakarta dipastikan akan bertambah. Pesawat tempur MiG-17 PF yang akan dijadikan koleksi tiba dari Lanud Abdulrahman Saleh Malang, Minggu (5/8/2018).
Kapten Tek Wahyudha beserta kru lainnya dari Depohar 30 Lanud Abdulrachman Saleh Malang membawa pesawat tersebut. Rencananya pesawat akan dirakit kembali selama 10 hari ke depan di halaman samping Muspusdirla.
Kepala Muspusdirla Kolonel Sus Dede Nashrudin mengatakan TNI Angkatan Udara yang saat itu bernama AURI memiliki ratusan pesawat, di antaranya 49 pesawat tempur MiG-17 Fresco. Ini merupakan pesawat tempur buatan Mikoyan-Gurevich Uni Soviet tahun 1954 yang memiliki mesin Klimov VK-1F dengan afterburner.
Kecepatannya mencapai 400-500 km/jam dan memiliki manuverabilitas yang lebih baik pada altitude tinggi. MiG-17 Fresco juga merupakan pesawat tempur serbaguna dengan pengoperasian pada siang hari.
"Pesawat ini dilengkapi persenjataan tiga senapan 23 mm NR-23 dan satu senapan 37 mm N-37 yang terpasang di bawah intake-udara, serta dilengkapi dengan afterburner dan radar Izumrud-5 (RP-5)," kata Dede saat mendampingi Danlanud Adisutjipto Marsma TNI Tedi Rizalihadi meninja pesawat MiG 17 di Muspusdirla, Senin (6/8/2018).
Dede menjelaskan, TNI Angkatan Udara telah menorehkan tinta emas dengan mengoperasikan MiG-17 varian Mig-17F dan Mig-17PF yang diawali pada 1961. Kemudian pada 1962-1963 dalam pelaksanaan Operasi Trikora berhasil merebut Irian Barat dari cengkeraman tentara Belanda. Hal ini yang mengurungkan niat Belanda untuk merebut dan menguasai Irian Barat.
"Setelah melewati masa kejayaannya, MiG 17 mengakhiri pengabdiannya tahun 1969," paparnya.
Danlanud Adisutjipto Yogyakarta Marsma TNI Tedi Rizalihadi menambahkan pesawat MiG-17 PF dengan nomor ekor F 1182 merupakan pesawat bersejarah yang akan melengkapi koleksi pesawat di Museum Pusat TNI AU ini.
Kapten Tek Wahyudha beserta kru lainnya dari Depohar 30 Lanud Abdulrachman Saleh Malang membawa pesawat tersebut. Rencananya pesawat akan dirakit kembali selama 10 hari ke depan di halaman samping Muspusdirla.
Kepala Muspusdirla Kolonel Sus Dede Nashrudin mengatakan TNI Angkatan Udara yang saat itu bernama AURI memiliki ratusan pesawat, di antaranya 49 pesawat tempur MiG-17 Fresco. Ini merupakan pesawat tempur buatan Mikoyan-Gurevich Uni Soviet tahun 1954 yang memiliki mesin Klimov VK-1F dengan afterburner.
Kecepatannya mencapai 400-500 km/jam dan memiliki manuverabilitas yang lebih baik pada altitude tinggi. MiG-17 Fresco juga merupakan pesawat tempur serbaguna dengan pengoperasian pada siang hari.
"Pesawat ini dilengkapi persenjataan tiga senapan 23 mm NR-23 dan satu senapan 37 mm N-37 yang terpasang di bawah intake-udara, serta dilengkapi dengan afterburner dan radar Izumrud-5 (RP-5)," kata Dede saat mendampingi Danlanud Adisutjipto Marsma TNI Tedi Rizalihadi meninja pesawat MiG 17 di Muspusdirla, Senin (6/8/2018).
Dede menjelaskan, TNI Angkatan Udara telah menorehkan tinta emas dengan mengoperasikan MiG-17 varian Mig-17F dan Mig-17PF yang diawali pada 1961. Kemudian pada 1962-1963 dalam pelaksanaan Operasi Trikora berhasil merebut Irian Barat dari cengkeraman tentara Belanda. Hal ini yang mengurungkan niat Belanda untuk merebut dan menguasai Irian Barat.
"Setelah melewati masa kejayaannya, MiG 17 mengakhiri pengabdiannya tahun 1969," paparnya.
Danlanud Adisutjipto Yogyakarta Marsma TNI Tedi Rizalihadi menambahkan pesawat MiG-17 PF dengan nomor ekor F 1182 merupakan pesawat bersejarah yang akan melengkapi koleksi pesawat di Museum Pusat TNI AU ini.
(amm)