80 Kali Gempa Susulan Guncang Lombok
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 80 kali gempa susulan dengan kekuatan bervariasi mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai dari Minggu 5 Agustus hingga Senin (5/8/2018) dini hari. Hal itu berdasarkan catatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Hingga pukul 01.00 WIB sudah ada sekitar 80 gempa susulan terjadi di Lombok, NTB," ujar Kepala Humas BMKG Hary Tirto Jatmiko di Lombok, NTB, Senin (6/8/2018) dini hari.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB sebelumnya merilis hasil pendataan sementara yang dilakukan menemukan 39 orang meninggal dunia. Korban tewas terbanyak ditemukan di Kabupaten Lombok Utara.
"Tim masih berada di lapangan untuk melakukan pendataan. Kami bekerja keras untuk mengevakuasi korban dan menyelamatkan warga yang terluka. Sebagian korban meninggal dan luka telah dibawa ke puskesmas terdekat," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD NTB Agung Pramuja saat dihubungi, Senin (6/5/2018) dini hari.
Tim Tanggap Bencana Baznas NTB hingga sekarang terus menyisir seluruh daerah terdampak gempa. Di Lombok Utara, anggota Baznas dihadang situasi gelap gulita karena lampu masih dipadamkan.
Berdasarkan laporang yang diterima iNews.id, tim BAZNAS yang berjalan kaki menuju Tanjung Lombok Utara memantau jalan-jalan retak, jembatan rusak, dan pohon-pohon tumbang di sepanjang jalan.
Gempa bumi terjadi pada hari Minggu 5 Agustus 2018, pukul 18:46:35 WIB. BMKG menyatakan, pusat gempa bumi utama berada pada koordinat 8,37° LS dan 116,48° BT, dengan magnitudo 7,0 SR pada kedalaman 15 Km, berjarak 27 Km timur laut Lombok Utara.
Berkaitan gempa itu, BMKG mengeluarkan informasi dini mengenai potensi tsunami dari gempa bumi ini. Namun pada pukul 20.25 WIB, peringatan itu resmi dicabut. (Baca Juga: Gempa Susulan 4,2 Skala Richter Kembali Guncang Lombok
Berdasarkan lokasi pusat gempa, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya, gempa bumi di Lombok merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar naik flores (Flores Back Arc Thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
"Hingga pukul 01.00 WIB sudah ada sekitar 80 gempa susulan terjadi di Lombok, NTB," ujar Kepala Humas BMKG Hary Tirto Jatmiko di Lombok, NTB, Senin (6/8/2018) dini hari.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB sebelumnya merilis hasil pendataan sementara yang dilakukan menemukan 39 orang meninggal dunia. Korban tewas terbanyak ditemukan di Kabupaten Lombok Utara.
"Tim masih berada di lapangan untuk melakukan pendataan. Kami bekerja keras untuk mengevakuasi korban dan menyelamatkan warga yang terluka. Sebagian korban meninggal dan luka telah dibawa ke puskesmas terdekat," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD NTB Agung Pramuja saat dihubungi, Senin (6/5/2018) dini hari.
Tim Tanggap Bencana Baznas NTB hingga sekarang terus menyisir seluruh daerah terdampak gempa. Di Lombok Utara, anggota Baznas dihadang situasi gelap gulita karena lampu masih dipadamkan.
Berdasarkan laporang yang diterima iNews.id, tim BAZNAS yang berjalan kaki menuju Tanjung Lombok Utara memantau jalan-jalan retak, jembatan rusak, dan pohon-pohon tumbang di sepanjang jalan.
Gempa bumi terjadi pada hari Minggu 5 Agustus 2018, pukul 18:46:35 WIB. BMKG menyatakan, pusat gempa bumi utama berada pada koordinat 8,37° LS dan 116,48° BT, dengan magnitudo 7,0 SR pada kedalaman 15 Km, berjarak 27 Km timur laut Lombok Utara.
Berkaitan gempa itu, BMKG mengeluarkan informasi dini mengenai potensi tsunami dari gempa bumi ini. Namun pada pukul 20.25 WIB, peringatan itu resmi dicabut. (Baca Juga: Gempa Susulan 4,2 Skala Richter Kembali Guncang Lombok
Berdasarkan lokasi pusat gempa, kedalaman hiposenter, dan mekanisme sumbernya, gempa bumi di Lombok merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar naik flores (Flores Back Arc Thrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
(mhd)