Jalan Bringin Rusak Parah, Warga Minta Pemkab Semarang Turun Tangan
A
A
A
SEMARANG - Warga Desa Bringin, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah mengeluhkan kerusakan jalan penghubung Dusun Senggrong-Dusun Bojong yang tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah daerah. Jalan sepanjang sekitar 2,8 km yang telah rusak selama sekitar dua tahun tersebut, merupakan jalur perekonomian masyarakat.
Selama musim kemarau ini, jalan berdebu dan mengganggu kesehatan masyarakat. "Saat angin kencang dan dilewati kendaraan besar seperti truk dan bus, debu dari jalan berterbangan hingga masuk ke dalam rumah. Ini bisa mengganggu kesehatan warga. Kondisi ini sangat dikeluhkan warga," kata Kepala Dusun Bojong, Adik Setyoko kepada SINDOnews, Kamis (2/8/2018).
Menurut dia, kerusakan jalan desa tersebut terhitung parah. Sebagian jalan aspalnya mengelupas dan bergelombang. Kondisi ini membuat jalan menjadi rawan kecelakaan. "Sudah ada beberapa warga yang mengalami kecelakaan di jalan itu. Sebelum ada korban jiwa, kami berharap pemerintah (Pemkab Semarang) segera memperbaiki jalan desa kami," tuturnya.
Dia menjelaskan, kerusakan jalan desa itu diakibatkan sering dilewati truk sarat muatan dan bus. Padahal kelas jalan desa hanya untuk kendaraan kecil. "Banyak truk yang lewat jalan ini. Padahal muatannya berat-berat. Karena medan jalan tidak kuat menopang beban berat, maka jadi rusak," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Bringin Yamyuri mengatakan, pada 2017 lalu, Pemerintah Desa (Pemdes) Bringin telah mengajukan usulan perbaikan jalan tersebut kepada Pemkab Semarang melalui musrenbang tingkat kecamatan. Yamyuri juga telah meminta bantuan anggota DPRD Kabupaten Semarang untuk mengawal aspirasi warga agar jalan tersebut bisa segera diperbaiki.
Namun hingga saat ini, belum ada kepastian kapan jalan desa itu akan diperbaiki. "Memang sudah ada beberapa pegawai dinas teknis terkait yang datang dan melakukan pengukuran jalan. Hanya, hingga sekarang belum ada kepastian jalan akan diperbaiki," ujarnya.
Menurut dia, jalan desa penghubung Dusun Senggrong-Dusun Bojong tidak hanya menjadi akses perekonomian masyarakat Desa Bringin. Jalan tersebut juga sering digunakan untuk jalur alternatif saat jalan raya Bringin-Kedungjati, Kabupaten Grobogan mengalami kordit atau macet.
"Jadi fungsi jalan desa ini, juga sebagai jalur alternatif untuk mengurai kemacetan di jalan raya Bringin-Kedungjati. Menilik segi manfaatnya tinggi, maka kami minta Pemkab Semarang bisa mengalokasikan anggaran untuk memperbaiki jalan ini karena desa tidak mampu memperbaiki sendiri," ujarnya.
Lebih jauh dia mengatakan, perbaikan jalan sepanjang 2,8 km ini, setidaknya membutuhkan anggaran lebih dari Rp1,5 miliar. "Anggaran yang dibutuhkan sangat besar. Kalau diperbaiki dengan dana desa, jelas tidak cukup. Di sisi lain, juga akan menimbulkan kecemburuan. Karena itu, saya berharap pemerintah turun tangan," katanya.
Selama musim kemarau ini, jalan berdebu dan mengganggu kesehatan masyarakat. "Saat angin kencang dan dilewati kendaraan besar seperti truk dan bus, debu dari jalan berterbangan hingga masuk ke dalam rumah. Ini bisa mengganggu kesehatan warga. Kondisi ini sangat dikeluhkan warga," kata Kepala Dusun Bojong, Adik Setyoko kepada SINDOnews, Kamis (2/8/2018).
Menurut dia, kerusakan jalan desa tersebut terhitung parah. Sebagian jalan aspalnya mengelupas dan bergelombang. Kondisi ini membuat jalan menjadi rawan kecelakaan. "Sudah ada beberapa warga yang mengalami kecelakaan di jalan itu. Sebelum ada korban jiwa, kami berharap pemerintah (Pemkab Semarang) segera memperbaiki jalan desa kami," tuturnya.
Dia menjelaskan, kerusakan jalan desa itu diakibatkan sering dilewati truk sarat muatan dan bus. Padahal kelas jalan desa hanya untuk kendaraan kecil. "Banyak truk yang lewat jalan ini. Padahal muatannya berat-berat. Karena medan jalan tidak kuat menopang beban berat, maka jadi rusak," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Bringin Yamyuri mengatakan, pada 2017 lalu, Pemerintah Desa (Pemdes) Bringin telah mengajukan usulan perbaikan jalan tersebut kepada Pemkab Semarang melalui musrenbang tingkat kecamatan. Yamyuri juga telah meminta bantuan anggota DPRD Kabupaten Semarang untuk mengawal aspirasi warga agar jalan tersebut bisa segera diperbaiki.
Namun hingga saat ini, belum ada kepastian kapan jalan desa itu akan diperbaiki. "Memang sudah ada beberapa pegawai dinas teknis terkait yang datang dan melakukan pengukuran jalan. Hanya, hingga sekarang belum ada kepastian jalan akan diperbaiki," ujarnya.
Menurut dia, jalan desa penghubung Dusun Senggrong-Dusun Bojong tidak hanya menjadi akses perekonomian masyarakat Desa Bringin. Jalan tersebut juga sering digunakan untuk jalur alternatif saat jalan raya Bringin-Kedungjati, Kabupaten Grobogan mengalami kordit atau macet.
"Jadi fungsi jalan desa ini, juga sebagai jalur alternatif untuk mengurai kemacetan di jalan raya Bringin-Kedungjati. Menilik segi manfaatnya tinggi, maka kami minta Pemkab Semarang bisa mengalokasikan anggaran untuk memperbaiki jalan ini karena desa tidak mampu memperbaiki sendiri," ujarnya.
Lebih jauh dia mengatakan, perbaikan jalan sepanjang 2,8 km ini, setidaknya membutuhkan anggaran lebih dari Rp1,5 miliar. "Anggaran yang dibutuhkan sangat besar. Kalau diperbaiki dengan dana desa, jelas tidak cukup. Di sisi lain, juga akan menimbulkan kecemburuan. Karena itu, saya berharap pemerintah turun tangan," katanya.
(amm)