689 Pendaki Masih Terjebak di Gunung Rinjani
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis jumlah pendaki yang terjebak di Gunung Rinjani berjumlah 689 orang. Meskipun banyak data berbeda-beda mengenai jumlah pendaki Gunung Rinjani, BNPB memperkirakan data pendaki sesuai pendataan yang dilakukan oleh pihaknya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, pendaki yang naik tanggal 27 dan 28 Juli 2018 berjumlah 829 orang, terdiri dari 637 warga Negara asing (WNA) dan 192 WNI.
“Angka ini pun masih bisa bertambah dengan jumlah porter, guide, dan tamu yang naik tanggal 25-26 Juli 2018,” jelas Sutopo dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Senin (30/7/2018).
Pihaknya mencatat pendaki yang turun tanggal 29 Juli 2018 pukul 23.30 WITA berjumlah 680 orang (358 WNA dan 222 WNI). Sebanyak 149 pendaki belum turun.
Selain itu, masih ada wisatawan terjebak di dua titik kawasan di Gunung Rinjani, yaitu di KM 10 Jalur Sembalun berjumlah 500 orang (terdiri dari 135 WNA dan 365 WNI. Dan Kawasan Batu Ceper berjumlah 40 orang.
Saat gempa 6,4 SR pada 29/7/2018 pukul 05.47 WIB diperkirakan terdapat banyak pendaki yang berada di puncak Gunung Rinjani di sekitar Danau Segara Anak dan KM 10 Pelawangan.
“Dengan demikian diperkirakan jumlah pendaki yang masih terjebak di atas Gunung Rinjani berjumlah 689 orang (149 jiwa+540 jiwa),” jelas Sutopo.
Kronologi Evakuasi Pendaki Gunung Rinjani
Saat gempa terjadi longsor dan batu-batu jatuh dari lereng atas. Pendaki merasakan guncangan keras dan terjadi kepanikan. Pendaki terjebak di Gunung Rinjani karena jalur pendakian berbahaya.
Seorang pendaki meninggal dunia di Pelawangan atas nama Muhamad Ainul Taksim A (26), mahasiswa beralamat Makasar. Laporan sementara korban tertimpa oleh batu longsoran.
Jalur pendakian ditutup oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) terhitung 29 Juli 2018 hingga waktu tidak ditentukan. Evakuasi dilakukan sejak 29 Juli 2018 pukul 08.00 WITA dari Sembalun.
Untuk diketahui, pendakian Gunung Rinjani (puncak) merupakan salah satu objek wisata yang menjadi andalan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Setiap hari banyak wisatawan asing dan nusantara yang melakukan pendakian dan berkemah di Gunung Rinjani.
Di kawah Gunung Rinjani terdapat Danau Segara Anak seluas 1.100 hektare. Lokasi ini dapat ditempuh dari dua jalur resmi pendakian yaitu jalur pendakian Senaru dan jalur pendakian Sembalun.
Untuk mengunjungi Danau Segara Anak dari jalur Senaru dibutuhkan waktu tempuh sekitar 7-10 jam berjalan kaki (± 8 Km) dari pintu gerbang jalur pendakian Senaru. Sedangkan dari jalur pendakian Sembalun ditempuh dalam waktu 8-10 jam. (Baca Juga: TNI Kerahkan Kopassus Bantu Evakuasi Ratusan Pendaki Rinjani yang Masih Terjebak)
Korban Meninggal 16 Orang, 5.141 Jiwa Mengungsi
Dalam rilis terbaru BNPB, korban gempa bumi 6,4 SR yang mengguncang Lombok Minggu (29/7/2018) pukul 05.47 WIB dilaporkan berjumlah 16 orang meninggal dunia, luka-luka 355 orang. Warga mengungsi berjumlah 5.141 jiwa.
Adapun kerusakan rumah sebanyak 1.454 unit, 7 unit fasilitas pendidikan, 5 unit fasilitas kesehatan, 22 unit fasilitas peribadatan, 37 unit kios dan 1 jembatan.
Gubernur NTB telah menetapkan status Tanggap Darurat Penanganan Bencana selama 5 (lima) hari terhitung sejak tanggal 29 Juli 2018 sampai 2 Agustus 2018.
Penanganan yang dilakukan BNPB dan jajarannya saat ini melakukan pendampingan ke BPBD Provinsi dan kabupaten/kota. BNPB akan memberikan bantuan dana siap pakai sebesar Rp750 juta untuk Provinsi NTB, Kab Lombok Timur, dan Kab Lombok Utara masing-masing Rp250 juta.
TRC BNPB melakukan pendampingan di Posko Tanggap Darurat. Pihaknya juga telah mengirimkan bantuan logistik dan peralatan seberat 15 ton. Terdiri dari 50 unit tenda pengungsi, 100 unit tenda keluarga, 100 unit genset, 5.000 lembar matras, 1.500 pcs family kit, 1.500 pcs kidsware, 25.0000 pcs makanan siap saji.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, pendaki yang naik tanggal 27 dan 28 Juli 2018 berjumlah 829 orang, terdiri dari 637 warga Negara asing (WNA) dan 192 WNI.
“Angka ini pun masih bisa bertambah dengan jumlah porter, guide, dan tamu yang naik tanggal 25-26 Juli 2018,” jelas Sutopo dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Senin (30/7/2018).
Pihaknya mencatat pendaki yang turun tanggal 29 Juli 2018 pukul 23.30 WITA berjumlah 680 orang (358 WNA dan 222 WNI). Sebanyak 149 pendaki belum turun.
Selain itu, masih ada wisatawan terjebak di dua titik kawasan di Gunung Rinjani, yaitu di KM 10 Jalur Sembalun berjumlah 500 orang (terdiri dari 135 WNA dan 365 WNI. Dan Kawasan Batu Ceper berjumlah 40 orang.
Saat gempa 6,4 SR pada 29/7/2018 pukul 05.47 WIB diperkirakan terdapat banyak pendaki yang berada di puncak Gunung Rinjani di sekitar Danau Segara Anak dan KM 10 Pelawangan.
“Dengan demikian diperkirakan jumlah pendaki yang masih terjebak di atas Gunung Rinjani berjumlah 689 orang (149 jiwa+540 jiwa),” jelas Sutopo.
Kronologi Evakuasi Pendaki Gunung Rinjani
Saat gempa terjadi longsor dan batu-batu jatuh dari lereng atas. Pendaki merasakan guncangan keras dan terjadi kepanikan. Pendaki terjebak di Gunung Rinjani karena jalur pendakian berbahaya.
Seorang pendaki meninggal dunia di Pelawangan atas nama Muhamad Ainul Taksim A (26), mahasiswa beralamat Makasar. Laporan sementara korban tertimpa oleh batu longsoran.
Jalur pendakian ditutup oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) terhitung 29 Juli 2018 hingga waktu tidak ditentukan. Evakuasi dilakukan sejak 29 Juli 2018 pukul 08.00 WITA dari Sembalun.
Untuk diketahui, pendakian Gunung Rinjani (puncak) merupakan salah satu objek wisata yang menjadi andalan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Setiap hari banyak wisatawan asing dan nusantara yang melakukan pendakian dan berkemah di Gunung Rinjani.
Di kawah Gunung Rinjani terdapat Danau Segara Anak seluas 1.100 hektare. Lokasi ini dapat ditempuh dari dua jalur resmi pendakian yaitu jalur pendakian Senaru dan jalur pendakian Sembalun.
Untuk mengunjungi Danau Segara Anak dari jalur Senaru dibutuhkan waktu tempuh sekitar 7-10 jam berjalan kaki (± 8 Km) dari pintu gerbang jalur pendakian Senaru. Sedangkan dari jalur pendakian Sembalun ditempuh dalam waktu 8-10 jam. (Baca Juga: TNI Kerahkan Kopassus Bantu Evakuasi Ratusan Pendaki Rinjani yang Masih Terjebak)
Korban Meninggal 16 Orang, 5.141 Jiwa Mengungsi
Dalam rilis terbaru BNPB, korban gempa bumi 6,4 SR yang mengguncang Lombok Minggu (29/7/2018) pukul 05.47 WIB dilaporkan berjumlah 16 orang meninggal dunia, luka-luka 355 orang. Warga mengungsi berjumlah 5.141 jiwa.
Adapun kerusakan rumah sebanyak 1.454 unit, 7 unit fasilitas pendidikan, 5 unit fasilitas kesehatan, 22 unit fasilitas peribadatan, 37 unit kios dan 1 jembatan.
Gubernur NTB telah menetapkan status Tanggap Darurat Penanganan Bencana selama 5 (lima) hari terhitung sejak tanggal 29 Juli 2018 sampai 2 Agustus 2018.
Penanganan yang dilakukan BNPB dan jajarannya saat ini melakukan pendampingan ke BPBD Provinsi dan kabupaten/kota. BNPB akan memberikan bantuan dana siap pakai sebesar Rp750 juta untuk Provinsi NTB, Kab Lombok Timur, dan Kab Lombok Utara masing-masing Rp250 juta.
TRC BNPB melakukan pendampingan di Posko Tanggap Darurat. Pihaknya juga telah mengirimkan bantuan logistik dan peralatan seberat 15 ton. Terdiri dari 50 unit tenda pengungsi, 100 unit tenda keluarga, 100 unit genset, 5.000 lembar matras, 1.500 pcs family kit, 1.500 pcs kidsware, 25.0000 pcs makanan siap saji.
(rhs)