Incar Penghargaan Budhipura, 5 Inovasi Jabar Ini Diadu di Ajang Anugerah Iptek 2018
A
A
A
BANDUNG - Jawa Barat mengajukan lima komoditi unggulan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) hasil pengembangan sistem inovasi daerah (SIDa) untuk diadu dalam ajang Anugerah Iptek 2018 yang digelar Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti).
Kelima inovasi yang ditargetkan meraih penghargaan Budhipura tersebut telah dinilai tim juri di Kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta, Jumat 27 Juli 2018 kemarin dan Jabar kini telah masuk lima besar nominator peraih Budhipura bersama lima provinsi lainnya.
Penghargaan Budhipura rencananya akan diserahkan pada puncak acara Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-23 di Riau 10 Agustus 2018 mendatang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Iwa Karniwa memaparkan, kelima inovasi tersebut, yakni percepatan produksi benih kentang, rekayasa genetik pada ikan mas Marwana (ras Wanayasa), teknologi dry aging daging sapi pasundan menjadi daging premium, tractor pack di lahan berbukit, dan inovasi kongflakes atau pangan fungsional pengganti terigu.
Menurut Iwa, sistem inovasi daerah telah diterapkan dan dikembangkan di Jabar pada berbagai sektor sesuai dengan potensi wilayah. Komoditi unggulan tersebut kini difokuskan pada pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan teknologi, di antaranya di bidang pertanian, perikanan, peternakan, dan permesinan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk.
"Kami di Jabar telah menerapkan iptek berbasis kebutuhan masyarakat sebagai solusi percepatan pembangunan," ujar Iwa di Bandung, Sabtu (28/7/2018).
Penerapan inovasi pada lima komoditas unggulan ini, lanjut Iwa, telah menunjukan hasil, di antaranya pada inovasi percepatan produksi benih kentang. Inovasi tersebut mampu memperpendek produksi 16 kali lebih singkat dan produktivitas meningkat 9,6 kali lebih tinggi serta harga benih menjadi dua kali lebih murah.
Inovasi teknologi dry aging daging sapi pasundan menjadi daging premiun mampu meningkatkan kualitas dan harga daging, sehingga terjadi pergeseran pasar dari pasar tradisional ke hotel, restoran, dan catering.
Sedangkan pada inovasi tracktor pack di lahan berbukit, mampu meningkatkan efisiensi dalam pengolahan tanah dan menumbuhkan kembali industri kecil menengah (IKM) suku cadang permesinan.
Sementara inovasi kongflake mampu meningkatkan nilai tambah komoditi singkong sebesar 70% dan tersedianya makanan alternatif untuk autism serta menumbuhkan IKM baru di Jabar. Terakhir, inovasi rekayasa genetik pada ikan mas marwana mampu meningkatkan pertumbuhan sebesar 100 persen dan tahan terhadap penyakit.
"Pemprov Jabar secara konsisten telah menetapkan kebijakan dan menjalankan program inovasi ini untuk meningkatkan daya saing daerah," katanya.
Iwa meyakinkan, hasil inovasi tersebut telah berhasil mendayagunakan kemajuan iptek untuk meningkatkan produktivitas, menekan biaya produksi, meningkatkan nilai tambah produk, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Diketahui, Pemprov Jabar telah meraih penghargaan Budhipura tiga tahun berturut-turut sejak 2015 hingga 2017. Pada 2017, inovasi berbasis iptek yang telah meraih penghargaan, yaitu budidaya ikan patin, lele sangkuriang, kopi java preanger, tanaman indigofera dan budidaya ayam sentul.
Iwa pun optimistis, Jabar akan kembali mengulang sukses dengan meraih Budhipura untuk keempat kalinya. "Insya Allah kita akan kembali raih Budhipura tahun ini," tandasnya.
Kelima inovasi yang ditargetkan meraih penghargaan Budhipura tersebut telah dinilai tim juri di Kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta, Jumat 27 Juli 2018 kemarin dan Jabar kini telah masuk lima besar nominator peraih Budhipura bersama lima provinsi lainnya.
Penghargaan Budhipura rencananya akan diserahkan pada puncak acara Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-23 di Riau 10 Agustus 2018 mendatang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Iwa Karniwa memaparkan, kelima inovasi tersebut, yakni percepatan produksi benih kentang, rekayasa genetik pada ikan mas Marwana (ras Wanayasa), teknologi dry aging daging sapi pasundan menjadi daging premium, tractor pack di lahan berbukit, dan inovasi kongflakes atau pangan fungsional pengganti terigu.
Menurut Iwa, sistem inovasi daerah telah diterapkan dan dikembangkan di Jabar pada berbagai sektor sesuai dengan potensi wilayah. Komoditi unggulan tersebut kini difokuskan pada pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan teknologi, di antaranya di bidang pertanian, perikanan, peternakan, dan permesinan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk.
"Kami di Jabar telah menerapkan iptek berbasis kebutuhan masyarakat sebagai solusi percepatan pembangunan," ujar Iwa di Bandung, Sabtu (28/7/2018).
Penerapan inovasi pada lima komoditas unggulan ini, lanjut Iwa, telah menunjukan hasil, di antaranya pada inovasi percepatan produksi benih kentang. Inovasi tersebut mampu memperpendek produksi 16 kali lebih singkat dan produktivitas meningkat 9,6 kali lebih tinggi serta harga benih menjadi dua kali lebih murah.
Inovasi teknologi dry aging daging sapi pasundan menjadi daging premiun mampu meningkatkan kualitas dan harga daging, sehingga terjadi pergeseran pasar dari pasar tradisional ke hotel, restoran, dan catering.
Sedangkan pada inovasi tracktor pack di lahan berbukit, mampu meningkatkan efisiensi dalam pengolahan tanah dan menumbuhkan kembali industri kecil menengah (IKM) suku cadang permesinan.
Sementara inovasi kongflake mampu meningkatkan nilai tambah komoditi singkong sebesar 70% dan tersedianya makanan alternatif untuk autism serta menumbuhkan IKM baru di Jabar. Terakhir, inovasi rekayasa genetik pada ikan mas marwana mampu meningkatkan pertumbuhan sebesar 100 persen dan tahan terhadap penyakit.
"Pemprov Jabar secara konsisten telah menetapkan kebijakan dan menjalankan program inovasi ini untuk meningkatkan daya saing daerah," katanya.
Iwa meyakinkan, hasil inovasi tersebut telah berhasil mendayagunakan kemajuan iptek untuk meningkatkan produktivitas, menekan biaya produksi, meningkatkan nilai tambah produk, dan menciptakan lapangan kerja baru.
Diketahui, Pemprov Jabar telah meraih penghargaan Budhipura tiga tahun berturut-turut sejak 2015 hingga 2017. Pada 2017, inovasi berbasis iptek yang telah meraih penghargaan, yaitu budidaya ikan patin, lele sangkuriang, kopi java preanger, tanaman indigofera dan budidaya ayam sentul.
Iwa pun optimistis, Jabar akan kembali mengulang sukses dengan meraih Budhipura untuk keempat kalinya. "Insya Allah kita akan kembali raih Budhipura tahun ini," tandasnya.
(sms)