Kekeringan, Warga Gunungkidul Jual Ternak untuk Beli Air Bersih

GUNUNGKIDUL - Musim kemarau yang berlangsung sejak April membuat sebagian wilayah di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kekurangan air bersih. Mereka terpaksa swadaya membeli air bersih meski harus menjual hewan ternak."Harganya (air bersih) Rp120.000 hingga Rp200.000 per truk tergantung jarak. Tak sedikit warga yang menjual ternak untuk membeli air bersih," kata Gunanto, salah satu warga Balongan, Girisubo, Gunungkidul, Jumat (27/7/2018).Namun dalam beberapa hari terakhir ada bantuan air bersih dari Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) DIY bersama Relawan MRI DIY. Selain mengirimkan air bersih gratis, tim gabungan ini juga mengebor sumur. Seperti yang dilakukan di Cikal, Watusigar, Ngawen, Gunungkidul. Pengeboran sumur ini merupakan program Global Wakaf-ACT untuk membantu permasalahan kekeringan tahunan di Gunungkidul."Dalamnya sumber mata air dan mayoritas wilayah di Gunungkidul yang berupa bebatuan karst membuat pengerjaan sumur bor memakan waktu lebih lama yaitu sekitar 14 hari hingga selesai seluruh instalasi dan sumur siap dimanfaatkan warga," kata Andri Perdana, Ketua Relawan MRI DIY, Jumat (27/7/2018).Selain pembuatan sumur bor, untuk mengurai darurat air bersih yang sifatnya segera tim juga melakukan dropping air bersih. Pengiriman air bersih tahap pertama telah dimulai sejak Rabu (25/7/2018) di tiga kecamatan yakni Girisubo, Semanu dan Paliyan. Dropping air bersih dilanjutkan Kamis (26/7/2018) dengan membawa 10 tangki."Rencananya dropping air bersih akan terus dilakukan sampai selesai musim kemarau," kata Kharis, penanggung jawab program dropping air bersih.Melihat truk-truk tangki yang berdatangan warga menyabut dengan antusias. "Bantuan gratis semacam ini sangat membantu kami," ujar Gunanto.