Dalam 30 Menit, Mentawai Diguncang Lima Kali Gempa

Jum'at, 27 Juli 2018 - 00:30 WIB
Dalam 30 Menit, Mentawai...
Dalam 30 Menit, Mentawai Diguncang Lima Kali Gempa
A A A
PADANG - Mentawai, Sumatera Barat, terus diguncang gempa dari pukul 22.10 WIB sampai pukul 22.34 WIB. Dalam waktu setengah jam, sudah lima kali diguncang gempa mulai dari magnitude 4,4 SR sampai 3,3 SR, Kamis (26/7/2018).

Menurut informasi dari BMKG Padang Panjang, gempa terjadi pada pukul 22.10 WIB dengan kekuatan 4,4 SR berlokasi di 1.70 Lintang Selatan (SL) ,99.78 Bujur timur (BT) atau 99 kilometer tenggaran Kepulauan Mentawai atau di depan antara Pulau Sipora dan Pulau Siberut dengan kedalam 10 kilometer.

Selang dua menit gempa kembali mengguncang Mentawai dengan lokasi yang berdekatan dengan gempa awal, namun gempa kedua ini lebih kuat dibanding dengan gempa pertama, gempa yang terjadi pada pukul 22.12 WIB ini dengan maginute 4,9 SR di 1.68 LS,99.78 BT atau 99 kilometer tenggaran Kepulauan Mentawai atau di depan antara Pulau Sipora dan Pulau Siberut dengan kedalam 10 kilometer.

Kemudian dari lokasi yang sama gempa kembali terjadi dengan magnitude 3,4 SR pada pukul pada pukul 22.23 WIB, gempa ketiga berlokasi 1.69 LS,99.78 BT, 99 kilometer Tenggara Kepulauan Mentawai atau di depan antara Pulau Sipora dan Pulau Siberut dengan kedalam 12 kilometer.

Gempa keempat kali kembali mengguncang Mentawai dengan kekuatan 3.5 SR pada pukul 22.29 WIB dengan 1.64 LS,99.76 BT atau 95 kilometer Tenggara Kepulauan Mentawai dengan kedalam 12 kilometer.

Pada pukul 22.23 WIB gempa kelima kembali terjadi dengan kekuatan 3,3 SR, sekira pukul 22.34 WIB titik koordinat 1.65 LS,99.77 BT, atau 97 km Tenggara Tenggara Kepulauan Mentawai atau di depan antara Pulau Sipora dan Pulau Siberut dengan kedalam 10 kilometer.

Menurut Plt. Kepala Stasiun Geofisika BMKG Padang Panjang Fajar Dwi Prasetyo, gempa yang terjadi di Mentawai itu akibat aktivitas sesar naik. Dari hasil analisa BMKG Stasiun Geofisika Padang Panjang diperoleh parameter gempa bumi ini berada di laut.

Berdasarkan laporan dari masyarakan goncangan tersebut dirasakan di Kota Padang Panjang I MMI, Pariaman dan Padang II MMI, Mentawai III - IV MMI dengan Skala Intensitas Gempabumi BMKG (SIG-BMKG) antara I - II SIG.

“Jalur subduksi lempeng tektonik India-Australia dan Eurasia di Indonesia memanjang dari pantai barat Sumatera sampai ke selatan Nusa Tenggara. Pada sistem subduksi Sumatera dicirikan dengan menghasilkan rangkaian busur pulau depan (forearch islands) yang non vulkanik (Pulau Simeulue, Nias, Banyak, Batu, Siberut hingga Pulau Enggano),” ujarnya.

Gempa itu terjadi akibat Lempeng India-Australia menunjam ke bawah lempeng Benua Eurasia dengan kecepatan ±50-60 mm/tahun. Batas antar dua lempeng ini terdapat zona subduksi dangkal atau yang disebut sebagai Megathurst Subduction Sumatera. “Inilah yang saat ini menjadi perhatian masyarakat karena diprediksi masih menyimpan potensi gempabumi dengan magnitudo 8.9 SR di zona ini yang popular dengan istilah Mentawai Megathrust,” ujarnya.

Berdasarkan catatan data sejarah kegempaan, daerah Sumatera Barat memang sudah berapa kali mengalami gempabumi merusak. Sejak 1822 hingga 2009 telah terjadi setidaknya 14 kali kejadian gempa bumi kuat dan merusak di Sumatera Barat dan di antaranya menyebabkan tsunami.

Sejarah panjang gempabumi merusak di Sumatera Barat, diantaranya adalah gempa bumi Padang (1822, 1835, 1981, 1991, 2005). Gempa bumi Singkarak (1943), Gempa bumi Pasaman (1977) dan Gempa bumi Agam (2003). Sedangkan gempabumi yang diikuti gelombang tsunami terjadi di Mentawai (1861, 2009) dan Sori-Sori (1904).

Sementara Informasi dari Pusdalops BPBD Mentawai pasca gempa bumi yang diterima di Pusdalops PB sampai pukul 22.45 WIB, yaitu, di Siberut Selatan, Sipora Selatan, Siberut Barat Daya, dan Sipora Utara gempa dirasakan dan kondisi masih aman.
(pur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0944 seconds (0.1#10.140)