Pedagang di Salatiga Demo Minta Pemerintah Turunkan Harga Ayam
A
A
A
SALATIGA - Ratusan pedagang ayam demo di Kantor DPRD Kota Salatiga, Jawa Tengah, Senin (23/7/2018). Mereka meminta para wakil rakyat dan pemerintah turun tangan mengatasi kenaikkan harga ayam yang berimbas pada harga jual daging ayam di pasaran.
Selain itu, mereka juga meminta pemerintah untuk menyikapi dan mengantisipasi dugaan permainan dalam perdagangan ayam. "Sekarang kami kesulitan mendapatkan ayam. Padahal dari hasil pengecekan di beberapa kandang, stok ayam banyak," kata Deni, perwakilan pedagang ayam saat audiensi dengan para wakil rakyat dan sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemkot Salatiga di ruang Bhineka Tunggal Ika DPRD Kota Salatiga.
Menurutnya, sejumlah pedagang telah mengecek stok ayam di beberapa kandang. Persediaan ayam masih banyak dan siap panen. "Setelah saya tanyakan ke pengelola kandang, katanya pihak PT (pemodal) belum mengizinkan ayamnya dikeluarkan (dijual) alasannya ayamnya masih kecil. Padahal ayamnya siap panen," ungkap Deni.
Ayam dengan berat 2,3 kg sudah layak dijual. Namun pengelola kandang berdalih, ayam baru boleh dijual jika beratnya sudah mencapai 5 kg per ekor. "Itu alasan yang tidak logis. Kami minta pemodal tidak mempermainkan perdagangan ayam. Turunkan harga ayam, agar penjualan bisa stabil," katanya.
Kenaikkan harga ayam tidak hanya dikeluhkan konsumen. Pedagang juga mengeluhkan kelangkaan dan kenaikan harga daging ayam karena omzet penjualan anjlok. Semenjak harga daging ayam naik, omzet pedagang turun hingga 50% lebih. "Sekarang harga ayam hidup mencapai Rp24.000 per kg. Kalau harga kulakan sudah tinggi, otomatis kita menjualnya juga dengan harga tinggi. Akibatnya harga tidak terjangkau dan omzet turun," ucapnya.
Pedagang ayam lainnya, Sumini,54, menuturkan, sekarang harga jual daging ayam di pasaran mencapai Rp40.000 per kg. Padahal kemampuan daya beli masyarakat berkisar Rp28.000 per kg. "Kalau harga sudah tidak terjangkau, dagangan (daging ayam) tidak laku. Otomatis omzet penjualan menurun," ujarnya.
Menanggapi keluhan para pedagang ayam tersebut, Ketua DPRD Kota Salatiga Teddy Sulistio menyatakan, pemerintah harus turun tangan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi pedagang ayam. DPRD meminta Dinas Pertanian dan Perdagangan Kota Salatiga untuk segera melakukan langkah menurunkan dan menstabilkan harga daging ayam.
"Memang masalah ini (kenaikkan harga ayam) tidak hanya terjadi di Salatiga Tapi saya minta dinas terkait segera turun ke lapangan untuk mengecek stok ayam dan kondisi riil di lapangan dan melakukan langkah penanganan," katanya.
Selain itu, mereka juga meminta pemerintah untuk menyikapi dan mengantisipasi dugaan permainan dalam perdagangan ayam. "Sekarang kami kesulitan mendapatkan ayam. Padahal dari hasil pengecekan di beberapa kandang, stok ayam banyak," kata Deni, perwakilan pedagang ayam saat audiensi dengan para wakil rakyat dan sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemkot Salatiga di ruang Bhineka Tunggal Ika DPRD Kota Salatiga.
Menurutnya, sejumlah pedagang telah mengecek stok ayam di beberapa kandang. Persediaan ayam masih banyak dan siap panen. "Setelah saya tanyakan ke pengelola kandang, katanya pihak PT (pemodal) belum mengizinkan ayamnya dikeluarkan (dijual) alasannya ayamnya masih kecil. Padahal ayamnya siap panen," ungkap Deni.
Ayam dengan berat 2,3 kg sudah layak dijual. Namun pengelola kandang berdalih, ayam baru boleh dijual jika beratnya sudah mencapai 5 kg per ekor. "Itu alasan yang tidak logis. Kami minta pemodal tidak mempermainkan perdagangan ayam. Turunkan harga ayam, agar penjualan bisa stabil," katanya.
Kenaikkan harga ayam tidak hanya dikeluhkan konsumen. Pedagang juga mengeluhkan kelangkaan dan kenaikan harga daging ayam karena omzet penjualan anjlok. Semenjak harga daging ayam naik, omzet pedagang turun hingga 50% lebih. "Sekarang harga ayam hidup mencapai Rp24.000 per kg. Kalau harga kulakan sudah tinggi, otomatis kita menjualnya juga dengan harga tinggi. Akibatnya harga tidak terjangkau dan omzet turun," ucapnya.
Pedagang ayam lainnya, Sumini,54, menuturkan, sekarang harga jual daging ayam di pasaran mencapai Rp40.000 per kg. Padahal kemampuan daya beli masyarakat berkisar Rp28.000 per kg. "Kalau harga sudah tidak terjangkau, dagangan (daging ayam) tidak laku. Otomatis omzet penjualan menurun," ujarnya.
Menanggapi keluhan para pedagang ayam tersebut, Ketua DPRD Kota Salatiga Teddy Sulistio menyatakan, pemerintah harus turun tangan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi pedagang ayam. DPRD meminta Dinas Pertanian dan Perdagangan Kota Salatiga untuk segera melakukan langkah menurunkan dan menstabilkan harga daging ayam.
"Memang masalah ini (kenaikkan harga ayam) tidak hanya terjadi di Salatiga Tapi saya minta dinas terkait segera turun ke lapangan untuk mengecek stok ayam dan kondisi riil di lapangan dan melakukan langkah penanganan," katanya.
(amm)