Jual Gas Melon Melebihi HET, SPBU di Gunungkidul Diprotes Warga
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Warga miskin di Kecamatan Playen, Gunungkidul, DIY melakukan aksi protes terhadap SPBU 4444.55814. Hal ini dilakukan lantaran SPBU yang ada di Jalan Manthous, Dusun Jatisari, Desa Playen itu nekat menjual gas bersubsidi ukuran 3 Kg di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Salah satu warga Gadung memgaku dirinya kaget dengan langkah pengelola gas di SPBU tersebut. Kenaikan harga ini dialaminya ketika dia membeli gas pada Jumat (20/7) lalu.
Dia bermaksud membeli gas dan dikatakan kalau gas naik dari Rp 15.500 menjadi Rp. 16 ribu. Dia pun mengiyakan saja. "Namun setelah antre karena saya membawa dua tabung, saya diminta membayar per tabung Rp 17.500. Saya protes malah petugas marah-marah," ucapnya di sela sela protes di SPBU tersebut Senin (23/7/2018).
Hal itu juga dialami warga lainnya, Bayu Widodo. Upaya protes justru berimbas uang pembelian mau dikembalikan petugas kalau tidak mau membayar dengan harga yang ditetapkan SPBU." Kami butuh kejelasan, apakah benar kalau SPBU yang di bawah kendali langsung Pertamina justru menjual gas diatas HET," ujarnya.
Dalam aksi protes para warga membawa gas kosong dan beberapa tulisan yang berisi protes tersebut.
Sementara, pengawas di SPBU 4444.55814, Islamudin mengaku protes warga hanya kesalahpahaman semata. Menurutnya, pihaknya membedakan antara warga langsung dan pengecer. "Kalau warga memang kita jual Rp 16 ribu dan pengecer Rp 17.500," katanya.
Ketika disinggung perubahan HET dia mengaku atas perintah agen.
Salah satu warga Gadung memgaku dirinya kaget dengan langkah pengelola gas di SPBU tersebut. Kenaikan harga ini dialaminya ketika dia membeli gas pada Jumat (20/7) lalu.
Dia bermaksud membeli gas dan dikatakan kalau gas naik dari Rp 15.500 menjadi Rp. 16 ribu. Dia pun mengiyakan saja. "Namun setelah antre karena saya membawa dua tabung, saya diminta membayar per tabung Rp 17.500. Saya protes malah petugas marah-marah," ucapnya di sela sela protes di SPBU tersebut Senin (23/7/2018).
Hal itu juga dialami warga lainnya, Bayu Widodo. Upaya protes justru berimbas uang pembelian mau dikembalikan petugas kalau tidak mau membayar dengan harga yang ditetapkan SPBU." Kami butuh kejelasan, apakah benar kalau SPBU yang di bawah kendali langsung Pertamina justru menjual gas diatas HET," ujarnya.
Dalam aksi protes para warga membawa gas kosong dan beberapa tulisan yang berisi protes tersebut.
Sementara, pengawas di SPBU 4444.55814, Islamudin mengaku protes warga hanya kesalahpahaman semata. Menurutnya, pihaknya membedakan antara warga langsung dan pengecer. "Kalau warga memang kita jual Rp 16 ribu dan pengecer Rp 17.500," katanya.
Ketika disinggung perubahan HET dia mengaku atas perintah agen.
(nag)