Pascaoperasi Perut, Adam Mengeluarkan Darah dan Nanah
A
A
A
PADANGSIDIMPUAN - Adam Saputra (15), warga Sabungan, Hutaimbaru, Kota Padangsidimpuan semakin memprihatinkan. Luka bekas operasi yang ada di perutnya mengeluarkan darah dan nanah.
Rintihan tangis Adam sudah terdengar ketika sejumlah wartawan mendatangi rumahnya. Sembari memegang perutnya, Adam terus berjuang menahan rasa sakitnya. Tubuh yang dulunya gemuk, kini tinggal kulit membalut tulang.
Di sampingnya, duduk wanita paruh baya Bidasari (36), yang tidak lain ibu kandung Adam. Bidasari hanya bisa meneteskan air mata setiap mendengar erangan anaknya. Bidasari tidak menyangka bahwa nasib anaknya seperti itu.
Sebelum jatuh sakit, Adam seorang anak yang periang. Tak heran, jika siswa kelas 2 SMP tersebut banyak teman. Namun, saat ini berbeda, Adam menjadi seorang yang hanya bisa menjerit dan menangis. Kian hari, kondisi anaknya tersebut semakin memprihatinkan, karena saat ini mengangkat badannya sudah merasa kesakitan.
”Dia tidak bisa sekolah, karena bergerak saja dia merasa sakit,” ujarnya.
Awalnya, Adam mengaku bahwa perutnya merasa sakit. Mendengar keluhan itu, Bidasari (36) bersama suaminya Parlindungan Harahap membawanya ke RSUD Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Setelah dilakukan pemeriksaan, diagnosa penyakit Adam ternyata usus buntu.
Selanjutnya, dokter di rumah sakit itu menyarankan agar Adam segera menjalani operasi. Khawatir dengan kondisi kesehatan anaknya, kedua orang tua Adam menyetujui tawaran itu.
“Seminggu sebelum puasa, Adam langsung dioperasi di RSUD Padangsidimpuan bersama dokter bernama Fauzie Fahmi,” tuturnya kepada wartawan.
Sebulan menjalani masa perawatan di rumah sakit pemeritah itu, dokter akhirnya mempersilakan Bidasari membawa anaknya pulang. ”Saat kami membawanya pulang, kondisi lukanya belum sembuh, tapi sudah disuruh dokter pulang,” imbuhnya.
Ternyata, kecemasan orang tua Adam terjadi setelah beberapa hari di rumah. Luka operasi Adam langsung mengeluarkan nanah dan darah. Selanjutnya, pasutri itu membawa Adam ke RSUD Padangsidimpuan. ”Dokter itu kemudian merujuk anak kami ke puskesmas,” tandasnya.
Rintihan tangis Adam sudah terdengar ketika sejumlah wartawan mendatangi rumahnya. Sembari memegang perutnya, Adam terus berjuang menahan rasa sakitnya. Tubuh yang dulunya gemuk, kini tinggal kulit membalut tulang.
Di sampingnya, duduk wanita paruh baya Bidasari (36), yang tidak lain ibu kandung Adam. Bidasari hanya bisa meneteskan air mata setiap mendengar erangan anaknya. Bidasari tidak menyangka bahwa nasib anaknya seperti itu.
Sebelum jatuh sakit, Adam seorang anak yang periang. Tak heran, jika siswa kelas 2 SMP tersebut banyak teman. Namun, saat ini berbeda, Adam menjadi seorang yang hanya bisa menjerit dan menangis. Kian hari, kondisi anaknya tersebut semakin memprihatinkan, karena saat ini mengangkat badannya sudah merasa kesakitan.
”Dia tidak bisa sekolah, karena bergerak saja dia merasa sakit,” ujarnya.
Awalnya, Adam mengaku bahwa perutnya merasa sakit. Mendengar keluhan itu, Bidasari (36) bersama suaminya Parlindungan Harahap membawanya ke RSUD Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Setelah dilakukan pemeriksaan, diagnosa penyakit Adam ternyata usus buntu.
Selanjutnya, dokter di rumah sakit itu menyarankan agar Adam segera menjalani operasi. Khawatir dengan kondisi kesehatan anaknya, kedua orang tua Adam menyetujui tawaran itu.
“Seminggu sebelum puasa, Adam langsung dioperasi di RSUD Padangsidimpuan bersama dokter bernama Fauzie Fahmi,” tuturnya kepada wartawan.
Sebulan menjalani masa perawatan di rumah sakit pemeritah itu, dokter akhirnya mempersilakan Bidasari membawa anaknya pulang. ”Saat kami membawanya pulang, kondisi lukanya belum sembuh, tapi sudah disuruh dokter pulang,” imbuhnya.
Ternyata, kecemasan orang tua Adam terjadi setelah beberapa hari di rumah. Luka operasi Adam langsung mengeluarkan nanah dan darah. Selanjutnya, pasutri itu membawa Adam ke RSUD Padangsidimpuan. ”Dokter itu kemudian merujuk anak kami ke puskesmas,” tandasnya.
(rhs)