Waspada! Difteri Kembali Mewabah di Kota Semarang
A
A
A
SEMARANG - Warga Kota Semarang diminta waspada. Pasalnya, penyakit difteri kembali mewabah di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut. Kasus terakhir, difteri telah merenggut nyawa seorang anak berusia 12 tahun.
Warga Kelurahan Genuksari, Kecamatan Genuk, Kota Semarang tersebut telah meninggal dunia di ruang HCU RSUP Kariadi Semarang, Kamis (19/7/2018) sekitar pukul 16.55 WIB. Yang mengkhawatirkan, lima orang yang juga merupakan anggota keluarganya juga terjangkit penyakit yang terbilang mematikan itu.
Sebelumnya, pada Juni 2018 lalu, penyakit difteri juga telah merenggut nyawa seorang pasien asal Kelurahan Ketileng, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Dokter yang menangani pasien difteri di RSUP Kariadi, dr Hapsari SpA(K), mejelaskan bahwa para pasien yang meninggal karena difteri disebabkan kurang lengkap atau sama sekali tidak melakukan imunisasi sejak kecil.
"Hingga saat ini, ada sebanyak empat orang sedang menjalani perawatan intensif di ruang isolasi anak RSUP Kariadi," kata Hapsari, Jumat (20/7/2018).
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang Widoyono mengutarakan bahwa pihaknya langsung mengambil langkah pencegahan dalam mengatasi mewabahnya difteri di Kota Semarang. Salah satunya dengan menggalakkan posyandu di sekitar rumah korban, termasuk lingkungan sekolahan.
"Kalau terjadi kasus difteri, perlu dilakukan imunisasi massal anak usia yang terkena di seluruh Kelurahan," kata Widoyono.
Widoyono menyebutkan, total ada 7 orang yang menderita difteri yang tersebar di Genuksari, Bangetayu Wetan, dan Tandang. Di Genuksari ada 5 orang yang masih bersaudara dan salah satunya meninggal dunia. "Jadi ke tujuh itu tidak diimunisasi waktu bayi," ungkapnya.
Warga Kelurahan Genuksari, Kecamatan Genuk, Kota Semarang tersebut telah meninggal dunia di ruang HCU RSUP Kariadi Semarang, Kamis (19/7/2018) sekitar pukul 16.55 WIB. Yang mengkhawatirkan, lima orang yang juga merupakan anggota keluarganya juga terjangkit penyakit yang terbilang mematikan itu.
Sebelumnya, pada Juni 2018 lalu, penyakit difteri juga telah merenggut nyawa seorang pasien asal Kelurahan Ketileng, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.
Dokter yang menangani pasien difteri di RSUP Kariadi, dr Hapsari SpA(K), mejelaskan bahwa para pasien yang meninggal karena difteri disebabkan kurang lengkap atau sama sekali tidak melakukan imunisasi sejak kecil.
"Hingga saat ini, ada sebanyak empat orang sedang menjalani perawatan intensif di ruang isolasi anak RSUP Kariadi," kata Hapsari, Jumat (20/7/2018).
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang Widoyono mengutarakan bahwa pihaknya langsung mengambil langkah pencegahan dalam mengatasi mewabahnya difteri di Kota Semarang. Salah satunya dengan menggalakkan posyandu di sekitar rumah korban, termasuk lingkungan sekolahan.
"Kalau terjadi kasus difteri, perlu dilakukan imunisasi massal anak usia yang terkena di seluruh Kelurahan," kata Widoyono.
Widoyono menyebutkan, total ada 7 orang yang menderita difteri yang tersebar di Genuksari, Bangetayu Wetan, dan Tandang. Di Genuksari ada 5 orang yang masih bersaudara dan salah satunya meninggal dunia. "Jadi ke tujuh itu tidak diimunisasi waktu bayi," ungkapnya.
(amm)