Pencemaran Sungai di Bantul Mengkhawatirkan
A
A
A
BANTUL - Pencemaran sungai di Bantul, DIY mulai mengkhawatirkan. Beberapa ekosistem sungai bahkan mulai hilang akibat pencemaran yang disebabkan sampah rumah tangga yang dibuang ke sungai.
Ketua komunitas masyarakat turut kali (Maturka) Totok Suprapto mengatakan, pihaknya berusaha keras untuk menjaga ekosistem sungai terutama sungai gawe yang ada di Dusun Payak Cikik hingga Bintaran, Piyungan Bantul. Seringkali pihaknya mendapatkan sampah sampah rumah tangga yang mencemari sungai.
"Imbas yang terlihat adalah banyaknya jenis ikan punah akibat tidak kuat dengan pencemaran sungai," ucapnya kepada sindonews, Kamis (12/7/2018).
Pihaknya saat ini terus memberikan penyadaran kepada masyarakat pentingnya menjaga kebersihan sungai sehingga mengurangi pencemaran dan pendangkalan sungai. "Jangan sampai ikan dan ekosistem semakin punah dan sungai semakin dangkal yang imbasnya banjir mengancam. Karena Bantul lebih rendah dari Sleman sehingga perlu diwaspadsi pendangkalan sungai," ucapnya.
Tidak hanya itu, upaya menghidupkan tradisi gogoh (menangkap ikan dengan tangan kosong) juga digalakkan. Dengan demikian ekosistem sungai terjaga dan larangan keras penggunaan obat-obatan untuk menangkap ikan. "kita agendakan gogoh setiap bulan. Jadi sekalian bersih kali kita juga mendapatkan hiburan atau rekreasi dengan gogoh tersebut, " bebernya.
Pembina Maturka Ahmad Fikri mengatakan, keberadaan Maturka merupakan kegelisahan dengan ekosistem sungai yang mulai mengalami penurunan. Ditambah lagi pencegahan pencemaran sungai yang penting dilakukan bersama warga masyarakat.
"Kami akhirnya sepakat melakukan edukasi bersama sehingga sungai bersih dan asyik bermain, bebas banjir," tandasnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto membenarkan pencemaran sungai yang mulai mengkhawatirkan tersebut. Saat ini pihaknya juga menyiapkan sekolah sungai untuk memberikan penyadaran masyarakat yang tinggal di sekitar sungai untuk tidak membuang sampah ke sungai.
"Kita akan segera launching sekolah sungai yang akan diikuti komunitas-komunitas peduli sungai di Bantul," ujarnya.
Pihaknya mencatat sedikitnya sembilan komunitas akan terlibat dalam sekolah sungai untuk mengikuti pendidikan dan latihan. "Mencegah pencemaran sungai harus dilakukan bersama, tidak bisa sendiri sendiri. Makanya nanti ada pemetaan bersama, sdmua komunitas akan terlibat guna mengurangi pencemaran sungai di Bantul," pungkasnya.
Ketua komunitas masyarakat turut kali (Maturka) Totok Suprapto mengatakan, pihaknya berusaha keras untuk menjaga ekosistem sungai terutama sungai gawe yang ada di Dusun Payak Cikik hingga Bintaran, Piyungan Bantul. Seringkali pihaknya mendapatkan sampah sampah rumah tangga yang mencemari sungai.
"Imbas yang terlihat adalah banyaknya jenis ikan punah akibat tidak kuat dengan pencemaran sungai," ucapnya kepada sindonews, Kamis (12/7/2018).
Pihaknya saat ini terus memberikan penyadaran kepada masyarakat pentingnya menjaga kebersihan sungai sehingga mengurangi pencemaran dan pendangkalan sungai. "Jangan sampai ikan dan ekosistem semakin punah dan sungai semakin dangkal yang imbasnya banjir mengancam. Karena Bantul lebih rendah dari Sleman sehingga perlu diwaspadsi pendangkalan sungai," ucapnya.
Tidak hanya itu, upaya menghidupkan tradisi gogoh (menangkap ikan dengan tangan kosong) juga digalakkan. Dengan demikian ekosistem sungai terjaga dan larangan keras penggunaan obat-obatan untuk menangkap ikan. "kita agendakan gogoh setiap bulan. Jadi sekalian bersih kali kita juga mendapatkan hiburan atau rekreasi dengan gogoh tersebut, " bebernya.
Pembina Maturka Ahmad Fikri mengatakan, keberadaan Maturka merupakan kegelisahan dengan ekosistem sungai yang mulai mengalami penurunan. Ditambah lagi pencegahan pencemaran sungai yang penting dilakukan bersama warga masyarakat.
"Kami akhirnya sepakat melakukan edukasi bersama sehingga sungai bersih dan asyik bermain, bebas banjir," tandasnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto membenarkan pencemaran sungai yang mulai mengkhawatirkan tersebut. Saat ini pihaknya juga menyiapkan sekolah sungai untuk memberikan penyadaran masyarakat yang tinggal di sekitar sungai untuk tidak membuang sampah ke sungai.
"Kita akan segera launching sekolah sungai yang akan diikuti komunitas-komunitas peduli sungai di Bantul," ujarnya.
Pihaknya mencatat sedikitnya sembilan komunitas akan terlibat dalam sekolah sungai untuk mengikuti pendidikan dan latihan. "Mencegah pencemaran sungai harus dilakukan bersama, tidak bisa sendiri sendiri. Makanya nanti ada pemetaan bersama, sdmua komunitas akan terlibat guna mengurangi pencemaran sungai di Bantul," pungkasnya.
(rhs)