Masyarakat Diajak Perangi Terorisme dengan Kearifan Lokal

Rabu, 11 Juli 2018 - 21:15 WIB
Masyarakat Diajak Perangi...
Masyarakat Diajak Perangi Terorisme dengan Kearifan Lokal
A A A
SALATIGA - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah mengajak masyarakat proaktif menangkal penyebaran paham radikal dan teroris. Kearifan lokal yang telah diterapkan masyarakat seperti siskamling, gotong-royong, temu warga dapat dioptimalkan menjadi kekuatan dahsyat untuk mencegah berkembangnya bibit radikalisme dan terorisme.

Ketua FKPT Jawa Tengah Budiyanto menyatakan, terorisme merupakan kejahatan kemanusian berskala internasional. Karena itu, masyarakat harus ikut berperan memerangi terorisme. "BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) menetapkan Jawa Tengah masuk zona merah ancaman terorisme. Mari kita bersama-sama cegah aksi teror sebab pemberantasan terorisme tidak hanya menjadi tugas Polri dan TNI," katanya di sela-sela dialog penguatan aparatur kelurahan dan desa dalam pencegahan terorisme di Salatiga, Rabu (11/7/2018).

Dia menilai, gerakan pencegahan aksi terorisme oleh masyarakat lebih efektif karena pelaku teror di Indonesia belakangan menyusup dan tinggal di perkampungan penduduk. Dengan demikian, masyarakat bisa cepat mengetahui pergerakan atau mendeteksi sejak dini pergerakan pelaku teror.

Menurut dia, tugas masyarakat adalah mencegah aksi teror, bukan menindak. Penindakan merupakan tugas aparat penegak hukum. Karena itu, idealnya masyarakat perlu mendapat pembekalan mengenai pencegahan terorisme agar mereka memahami apa yang harus dilakukan apabila mengetahui adalah aktivitas atau aksi teror.

"Hal yang perlu ditekankan kepada masyarakat adalah terorisme merupakan musuh bersama dan gerakan penanggulangan serta penanganan dampak akibat aksi terorisme lebih mahal. Sedangkan gerakan pencegahan teror oleh masyarakat lebih efektif," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Salatiga Muh Haris menyatakan, sosialisasi dan pembekalan masyarakat mengenai terorisme sangat penting. Aparatur kelurahan yang setiap hari bersama dan berkomunikasi masyarakat perlu bekal dan kemampuan mendeteksi gejala-gejala teror. Apalagi saat ini, kata Haris, dari beberapa kejadian aksi teror di berbagai tempat akhir-akhir ini, para pelakunya ternyata diketahui setiap hari hidup di tengah-tengah permukiman masyarakat atau perkampungan.

"Di sinilah arti pentingnya kemampuan para aparatur di tingkat bawah untuk memahami gejala-gejala gerakan teror agar mereka dapat melakukan deteksi dini dan segera berkoordinasi dengan aparat jika mengetahui ada gejala-gejala gerakan teror," katanya.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2370 seconds (0.1#10.140)