Tiga Fraksi DPRD Raja Ampat Soroti Kinerja RSUD Waisai
A
A
A
WAISAI - Tiga fraksi gabungan DPRD Raja Ampat masing-masing, fraksi demokrat, fraksi perjuangan sejahtera serta fraksi Raja Ampat membangun menyoroti kinerja serta pelayanan RSUD Waisai Raja Ampat yang dinilai sangat buruk.
Pasalnya, akibat dari pelayanan yang tak maksimal dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan seorang pasien atas nama Ismail, akhirnya harus merenggang nyawa di ruangan IGD RSUD Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat jelang Idul Fitri lalu.
"Kami telah mendapat laporan, ketika hari libur petugas medis RSUD sering tinggalkan tempat tugas alias tidak kerja. Akibatnya, penanganan terhadap pasien terlambat serta menyebabkan kematian. Maka kami minta pemerintah daerah supaya segera melakukan evaluasi", tegas juru bicara ketiga fraksi gabungan, Ismail Saraka di saat pengesahasan LKPJ Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat 2017 belum lama ini.
Tidak hanya pelayanan RSUD Kota Waisai Raja Ampat, tiga fraksi gabungan ini juga menyoroti kinerja dinas kesehatan mengenai penyerapan anggaran. Seperti, program peningkatan untuk memberantas HIV/AIDS, tidak terserap secara baik.
Kemudian, program imunisasi pada anak ditingkat sekolah tidak terlaksana yang sangat lah disayangkan. Padahal program ini nasional dan harus dilaksanakan Pemda Raja Ampat.
"Disisi lain, anggaran program pemberantasan penyakit Kusta, Psoriasis serta Frambosia juga tidak terserap secara baik. Maka kami sangat mengharapkan agar kedepan tak terulang lagi sehingga anggaran ini tidak mubazir melainkan tepat sasaran. Kemudian Fraksi gabungan juga minta agar segera melakukan lelang pekerjaan infrastruktur yang berada di SKPD," cetusnya.
Tak hanya itu, seorang Dokter perempuan Papua terbaik di RSUD Waisai yang telah 5 tahun mengabdikan dirinya dengan keterbatasan sarana dana prasarana pun harus mengudurkan diri dari Rumah Sakit tersebut karena tak sejalan dengan pimpinan rumah sakit.
Terkait hal itu, Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati, SE mengatakan, pihaknya akan segera menindak lanjuti catatan, ataupun kritikan dari fraksi-fraksi tersebut. Dan ia juga berjanji akan membenahi seluruh pelayanan yang berada di lingkungan RSUD Waisai Raja Ampat. Di mana, layanan ini sesuai harapan masyarakat, maka ketika pasien datang berobat merasa aman.
"Dengan kejadian pasien kemarin, sudah pasti kita akan melakukan evaluasi baik manajemen maupun sistem yang ada di dalam RSUD. Kita juga akan memberikan sanksi kepada petugas medis karena ini menyangkut kesehatan serta nyawa manusia sehingga tidak ada konpromi. Tidak hanya itu, kita juga akan segera evaluasi seluruh kinerja SKPD yang ada di lingkungan Pemda Raja Ampat," pungkasnya.
Pasalnya, akibat dari pelayanan yang tak maksimal dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan seorang pasien atas nama Ismail, akhirnya harus merenggang nyawa di ruangan IGD RSUD Waisai, ibu kota Kabupaten Raja Ampat jelang Idul Fitri lalu.
"Kami telah mendapat laporan, ketika hari libur petugas medis RSUD sering tinggalkan tempat tugas alias tidak kerja. Akibatnya, penanganan terhadap pasien terlambat serta menyebabkan kematian. Maka kami minta pemerintah daerah supaya segera melakukan evaluasi", tegas juru bicara ketiga fraksi gabungan, Ismail Saraka di saat pengesahasan LKPJ Pemerintah Daerah Kabupaten Raja Ampat 2017 belum lama ini.
Tidak hanya pelayanan RSUD Kota Waisai Raja Ampat, tiga fraksi gabungan ini juga menyoroti kinerja dinas kesehatan mengenai penyerapan anggaran. Seperti, program peningkatan untuk memberantas HIV/AIDS, tidak terserap secara baik.
Kemudian, program imunisasi pada anak ditingkat sekolah tidak terlaksana yang sangat lah disayangkan. Padahal program ini nasional dan harus dilaksanakan Pemda Raja Ampat.
"Disisi lain, anggaran program pemberantasan penyakit Kusta, Psoriasis serta Frambosia juga tidak terserap secara baik. Maka kami sangat mengharapkan agar kedepan tak terulang lagi sehingga anggaran ini tidak mubazir melainkan tepat sasaran. Kemudian Fraksi gabungan juga minta agar segera melakukan lelang pekerjaan infrastruktur yang berada di SKPD," cetusnya.
Tak hanya itu, seorang Dokter perempuan Papua terbaik di RSUD Waisai yang telah 5 tahun mengabdikan dirinya dengan keterbatasan sarana dana prasarana pun harus mengudurkan diri dari Rumah Sakit tersebut karena tak sejalan dengan pimpinan rumah sakit.
Terkait hal itu, Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati, SE mengatakan, pihaknya akan segera menindak lanjuti catatan, ataupun kritikan dari fraksi-fraksi tersebut. Dan ia juga berjanji akan membenahi seluruh pelayanan yang berada di lingkungan RSUD Waisai Raja Ampat. Di mana, layanan ini sesuai harapan masyarakat, maka ketika pasien datang berobat merasa aman.
"Dengan kejadian pasien kemarin, sudah pasti kita akan melakukan evaluasi baik manajemen maupun sistem yang ada di dalam RSUD. Kita juga akan memberikan sanksi kepada petugas medis karena ini menyangkut kesehatan serta nyawa manusia sehingga tidak ada konpromi. Tidak hanya itu, kita juga akan segera evaluasi seluruh kinerja SKPD yang ada di lingkungan Pemda Raja Ampat," pungkasnya.
(maf)