Terdampak Tol Batang-Semarang, Omset Rumah Makan dan Hotel di Kendal Turun 60%
A
A
A
KENDAL - Dampak pengoperasian jalan tol fungsional Batang-Semarang, omset pengusaha rumah makan dan hotel di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, mengalami penurunan hingga 60%.
Untuk itu, pelaku usaha berharap ada kepedulian dari pemerintah daerah dan pengelola jalan tol untuk memberikan akses kepada mereka jika jalan tol Batang-Semarang sudah difungsikan agar tidak gulung tikar. Sebab, selama arus mudik dan balik Lebaran, sejak tol fungsional Batang-Semarang dibuka, membuat kendaraan yang melintas jalan pantura berkurang.
Fatikah, pengelola Rumah Makan Kurnia Jawa Timur yang terletak di Jalan Lingkar Kaliwungu mengaku, omsetnya turun drastis. Sebab, pengunjung yang datang ke rumah makan umumnya hanya bus pariwisata dan bus rombongan. “Sedangkan untuk kendaraan pribadi, jarang singgah karena melalui jalan tol fungsional Batang-Semarang,” katanya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Cabang Kendal, Cahyanto mengatakan, dampak jalan tol Batang Semarang sangat dirasakan pengusaha rumah makan yang ada di Jalan Pantura Kendal. Selama arus mudik dan balik tahun ini, omsetnya berkurang hingga 60%.
Dia mengaku sudah mengirimkan surat kepada pengelola jalan tol dan mendesak kepada Bupati Kendal untuk ikut memperhatikan dan memberikan langkah nyata, agar pelaku usaha rumah makan dan hotel bisa menikmati jalan tol yang melintas di Kabupaten Kendal.
“PHRI Kendal juga meminta pengelola jalan tol memberikan lokasi di luar rest area, agar pelaku usaha rumah makan dan hotel bisa membuka usaha di sepanjang jalan tol,” katanya.
Untuk itu, pelaku usaha berharap ada kepedulian dari pemerintah daerah dan pengelola jalan tol untuk memberikan akses kepada mereka jika jalan tol Batang-Semarang sudah difungsikan agar tidak gulung tikar. Sebab, selama arus mudik dan balik Lebaran, sejak tol fungsional Batang-Semarang dibuka, membuat kendaraan yang melintas jalan pantura berkurang.
Fatikah, pengelola Rumah Makan Kurnia Jawa Timur yang terletak di Jalan Lingkar Kaliwungu mengaku, omsetnya turun drastis. Sebab, pengunjung yang datang ke rumah makan umumnya hanya bus pariwisata dan bus rombongan. “Sedangkan untuk kendaraan pribadi, jarang singgah karena melalui jalan tol fungsional Batang-Semarang,” katanya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Cabang Kendal, Cahyanto mengatakan, dampak jalan tol Batang Semarang sangat dirasakan pengusaha rumah makan yang ada di Jalan Pantura Kendal. Selama arus mudik dan balik tahun ini, omsetnya berkurang hingga 60%.
Dia mengaku sudah mengirimkan surat kepada pengelola jalan tol dan mendesak kepada Bupati Kendal untuk ikut memperhatikan dan memberikan langkah nyata, agar pelaku usaha rumah makan dan hotel bisa menikmati jalan tol yang melintas di Kabupaten Kendal.
“PHRI Kendal juga meminta pengelola jalan tol memberikan lokasi di luar rest area, agar pelaku usaha rumah makan dan hotel bisa membuka usaha di sepanjang jalan tol,” katanya.
(wib)