Imbauan BKSDA Terkait Peristiwa Remaja Tewas Digigit Cobra
A
A
A
KOTAWARINGIN - Kasus tewasnya Dewa Rizky Achmad (19) yang digigit ular King Cobra di Kota Palangka Raya, Kalteng mendapat atensi khusus BKSDA Kalteng. Menurut staf BKSDA Kalteng SKW 2 Pangkalan Bun, Nasibah, mendengar kasus tewasnya Rizki, warga bantaran Sungai Kahayan, Palangka Raya yang tewas digigit ular membuat terkejut pihaknya.Meski Rizki diketahui pecinta reptil sejak kecil dan juga diakui sebagai pawang kecil, alangkah baiknya jika warga menemukan binatang buas baik yang dilindungi maupun tidak seharusnya diserahkan ke BKSDA setempat.
“Saya sempat kaget mendengar berita ada remaja tewas digigit ular King Cobra sepanjang 3 meter di Palangka Raya, harusnya itu tidak perlu terjadi,” ujar Nasibah yang juga perawat semua jenis hewan yang diamankan petugas BKSDA Pangkalan Bun kepada MNC Media, di kantornya, Selasa (10/7/2018).
Sebab, lanjut dia, meski orang tersebut sudah ahli binatang, aspek keselamatan harus tetap dikedepankan. Karena namanya binatang buas setiap saat bisa memangsa perawatnya juga. “Seharusnya itu tidak perlu terjadi jika binatang itu segera diserahkan ke yang berwenang seperti BKSDA. Nanti bisa kita lepasliarkan atau kita musnahkan,” katanya.
Dia mengatakan, sebenarnya jika ditangani dengan cepat, nyawa Rizki bisa diselamatkan. Karena obat penawar bisa ular King Cobra ada di dunia medis.
“Mungkin kesalahan fatalnya, usai digigit ular, korban tidak diapa-apain atau dibiarkan begitu saja sambil dibawa ke rumah sakit. Seharusnya, usai digigit langsung disedot darahnya oleh orang lain, kemudian dibersihkan luka gigitnya dengan alkohol, setelah itu diikat tali di daerah yang tak jauh dari bekas gigitan,” urainya.
Ini dimaksudkan, lanjut Nasibah, untuk memperlambat penyebaran racun ke seluruh tubuh. “Baru setelah itu segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk penanganan selanjutnya,” ujarnya.
Dia mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak sembarangan memelihara binatang buas di rumah tanpa mengetahui cara merawat dan cara mencegah jika diserang. “Imbauan kami warga melapor jika menemukan binatang buas, itu lebih aman dan mencegah terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan,” timpalnya.
Sebelumnya, meski sudah dinyatakan tewas oleh pihak RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya pada Senin (9/7/2018) sekira pukul 08.30 WIB, jenazah Dewa Rizky Achmad (19) hingga Selasa (10/7/2018) belum jadi dikebumikan.
“Iya memang benar pihak rumas sakit sudah memastikan Rizki meninggal kemarin. Tapi pada saat akan dikuburkan, ternyata pihak keluarga masih meyakini Rizki hanya mati suri. Ini terlihat dari tubuh Rizki yang masih hangat dan lentur,” ujar seorang jurnalis MNC Media Palangka Raya, Ade Sata yang saat ini masih berada di rumah duka di bantaran Sungai Kahayan, Kota Palangka Raya.
Dia melanjutkan, saat ini pihak keluarga sebenarnya sudah siap memakamkan jenazah Rizki, namun masih menunggu ritual adat yang akan dilaksanakan saat ini. “Ini untuk memastikan apakah Rizki benar benar meninggal atau hanya mati suri,” bebernya.
Saat ini lanjut Ade, puluhan jurnalis masih tetap menunggu untuk kepastian penguburan Rizki.
Sebelumnya, Dewa Rizky Achmad (19), seorang remaja wargabantaran Sungai Kahayan, Kota Palangka Raya Kalteng yang tewas digigit ular cobra sepanjang 3 meter memberikan pesan terakhir kepada sang ayah supaya tidak membunuh ular tersebut. Hal ini disampaikan Suwardi Duyen, ayah Rizky yang dihubungi MNC Media, Selasa (10/7/2018).
Suwardi menceritakan, sebelum meninggal pada Senin 9 Juli 2018 sekira pukul 08.30 WIB di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya, Rizki berpesan agar ular King Cobra tersebut jangan dibunuh, dan dibiarkan dikembalikan ketempat awal ditemukan.
"Pesannya jangan dibunuh, atau diserahkan saja ke lembaga yang berwenang. Minggu kemarin jenazah Rizki memang akan kami kuburkan di TPU Palangka Raya namun ternyata kok sepertinya hanya mati suri, akhirnya batal kita kuburkan dan kita tunda hingga hari ini,” ujar suami Arbainah bercerita disambungan telepon saat kembali dihubungi MNC Media.
Sebelumnya pihak rumah sakit sudah berupaya keras dalam membantu korban Rizki sejak awal masuk RS, Minggu pagi 8 Juli 2018 sesaat setelah korban dipatuk ular ketika berada di lokasi car free day (CFD) Bundaran Besar Palangkaraya.
Saat Rizki membawa ular King Cobra di Bundaran Besar Palangkaraya, saking keasyikan ngomong lupa ular tersebut lepas dan mematuk lengan kanannya."Meskipun berat , tapi ini adalah kehendak Allah taala, kami ikhlaskan," tutup sang ayah.
“Saya sempat kaget mendengar berita ada remaja tewas digigit ular King Cobra sepanjang 3 meter di Palangka Raya, harusnya itu tidak perlu terjadi,” ujar Nasibah yang juga perawat semua jenis hewan yang diamankan petugas BKSDA Pangkalan Bun kepada MNC Media, di kantornya, Selasa (10/7/2018).
Sebab, lanjut dia, meski orang tersebut sudah ahli binatang, aspek keselamatan harus tetap dikedepankan. Karena namanya binatang buas setiap saat bisa memangsa perawatnya juga. “Seharusnya itu tidak perlu terjadi jika binatang itu segera diserahkan ke yang berwenang seperti BKSDA. Nanti bisa kita lepasliarkan atau kita musnahkan,” katanya.
Dia mengatakan, sebenarnya jika ditangani dengan cepat, nyawa Rizki bisa diselamatkan. Karena obat penawar bisa ular King Cobra ada di dunia medis.
“Mungkin kesalahan fatalnya, usai digigit ular, korban tidak diapa-apain atau dibiarkan begitu saja sambil dibawa ke rumah sakit. Seharusnya, usai digigit langsung disedot darahnya oleh orang lain, kemudian dibersihkan luka gigitnya dengan alkohol, setelah itu diikat tali di daerah yang tak jauh dari bekas gigitan,” urainya.
Ini dimaksudkan, lanjut Nasibah, untuk memperlambat penyebaran racun ke seluruh tubuh. “Baru setelah itu segera dibawa ke rumah sakit terdekat untuk penanganan selanjutnya,” ujarnya.
Dia mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak sembarangan memelihara binatang buas di rumah tanpa mengetahui cara merawat dan cara mencegah jika diserang. “Imbauan kami warga melapor jika menemukan binatang buas, itu lebih aman dan mencegah terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan,” timpalnya.
Sebelumnya, meski sudah dinyatakan tewas oleh pihak RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya pada Senin (9/7/2018) sekira pukul 08.30 WIB, jenazah Dewa Rizky Achmad (19) hingga Selasa (10/7/2018) belum jadi dikebumikan.
“Iya memang benar pihak rumas sakit sudah memastikan Rizki meninggal kemarin. Tapi pada saat akan dikuburkan, ternyata pihak keluarga masih meyakini Rizki hanya mati suri. Ini terlihat dari tubuh Rizki yang masih hangat dan lentur,” ujar seorang jurnalis MNC Media Palangka Raya, Ade Sata yang saat ini masih berada di rumah duka di bantaran Sungai Kahayan, Kota Palangka Raya.
Dia melanjutkan, saat ini pihak keluarga sebenarnya sudah siap memakamkan jenazah Rizki, namun masih menunggu ritual adat yang akan dilaksanakan saat ini. “Ini untuk memastikan apakah Rizki benar benar meninggal atau hanya mati suri,” bebernya.
Saat ini lanjut Ade, puluhan jurnalis masih tetap menunggu untuk kepastian penguburan Rizki.
Sebelumnya, Dewa Rizky Achmad (19), seorang remaja wargabantaran Sungai Kahayan, Kota Palangka Raya Kalteng yang tewas digigit ular cobra sepanjang 3 meter memberikan pesan terakhir kepada sang ayah supaya tidak membunuh ular tersebut. Hal ini disampaikan Suwardi Duyen, ayah Rizky yang dihubungi MNC Media, Selasa (10/7/2018).
Suwardi menceritakan, sebelum meninggal pada Senin 9 Juli 2018 sekira pukul 08.30 WIB di RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya, Rizki berpesan agar ular King Cobra tersebut jangan dibunuh, dan dibiarkan dikembalikan ketempat awal ditemukan.
"Pesannya jangan dibunuh, atau diserahkan saja ke lembaga yang berwenang. Minggu kemarin jenazah Rizki memang akan kami kuburkan di TPU Palangka Raya namun ternyata kok sepertinya hanya mati suri, akhirnya batal kita kuburkan dan kita tunda hingga hari ini,” ujar suami Arbainah bercerita disambungan telepon saat kembali dihubungi MNC Media.
Sebelumnya pihak rumah sakit sudah berupaya keras dalam membantu korban Rizki sejak awal masuk RS, Minggu pagi 8 Juli 2018 sesaat setelah korban dipatuk ular ketika berada di lokasi car free day (CFD) Bundaran Besar Palangkaraya.
Saat Rizki membawa ular King Cobra di Bundaran Besar Palangkaraya, saking keasyikan ngomong lupa ular tersebut lepas dan mematuk lengan kanannya."Meskipun berat , tapi ini adalah kehendak Allah taala, kami ikhlaskan," tutup sang ayah.
(sms)