Abdullah Sering Cekcok dengan Istrinya
A
A
A
PASURUAN - Terduga pelaku tindak pidana terorisme, Abdullah (43) yang hingga kini masih menjadi buronan polisi. Selain dikenal tertutup dengan lingkungan sekitarnya, juga sering bertengkar dengan istrinya, Dina Rohana (40).
Pasangan suami istri ini memiliki dua anak tersebut baru sekitar enam bulan ini tinggal di rumah kontrakan milik Saprani di Jalan Pepaya No 321 RT 1 RW 1, Kelurahan Pogar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Kusmiati (54) tetangga yang rumahnya berdampingan dengan rumah kontrakan tersebut, mengaku, sering mendengar pasangan suami istri itu bertengkar. “Kalau bertengkar, suaminya pasti berteriak-teriak. Suaranya sangat keras,” ujarnya.
Saat suaminya marah-marah, dengan membentak-bentak. Sang istri, lebih banyak memilih diam. Pertengkaran itu, diakui Kusmiati terjadi hampir tidak mengenal waktu. Saat masih pagi hari, juga sudah terjadi pertengkaran.
Demikian juga siang hari saat banyak orang istirahat, keluarga tersebut juga sering kedapatan bertengkar dengan suara keras. “Bahkan, saya sering mendengar juga, mereka bertengkar di saat Maghrib tiba. Kalau suaminya sudah bentak-bentak, istrinya memilih untuk diam,” terangnya.
Kusmiatun yang merupakan saudara sepupu pemilik rumah kontrakan, mengaku awalnya sempat risih juga ketika mendengar pertengkaran tersebut. Tetapi, karena terlalu seringnya mereka bertengkar, akhirnya hal itu menjadi biasa.
Pertengkaran yang terjadi hampir setiap hari tersebut, tidak diketahui pemicunya, karena keluarga tersebut memang sangat tertutup dengan tetangganya. “Saya tidak tahu mereka bertengkar karena apa. Pastinya, suaminya akan membentak-bentak keras,” ungkapnya.
Selama ini, Kusmiati tidak mengetahui secara persis pekerjaan suami istri tersebut. Yang dia tahu, setiap pagi dan sore Abdullah sering melakukan kegiatan olah raga lari-lari. Sementara Dina Rohana lebih banyak menggeluti bisnis jual pakaian muslim secara online.
Bisnis pakaian muslim secara online tersebut, diketahui oleh Kusmiati dari kebiasaan Dina Rohana yang sering memotret manekin dengan pakaian muslim untuk perempuan, lengkap dengan cadarnya. “Biasanya siang atau pagi hari, dia memasang baju muslim lengkap dengan cadarnya ke manekin di luar rumah, lalu difoto dengan handphone,” terangnya.
Sebagai tetangga paling dekat dengan rumah keluarga baru tersebut, Kusmiati sempat kawatir, karena keluarga itu tidak pernah bertegur sapa dan bersilaturahmi dengan para tetangga. Bahkan, dia juga sempat memberi tahu Saprani, terkait keluarga yang mengontrak rumah, untuk memberikan kejelasan statusnya.
Saat bertanya kepada Saprani, Kusmiati menyampaikan kekawatirannya, dan meminta agar segera diperjelas status pengontrak rumah tersebut. “Waktu itu dijawab oleh saudara saya yang punya rumah itu, kalau keluarga itu menikah siri. Ya saya bilang, harus diperjelas itu, sebelum terjadi apa-apa,” katanya.
Belum sempat dipertanyakan kejalasan status pernikahannya, dan identitas kependudukannya. Ternyata peristiwa pengeboman sudah terjadi, dan kini Abdullah menjadi buronan polisi. Sementara anak mereka yang masih berusia tiga tahun empat bulan, mengalami luka bakar serius akibat terkena letusan bom yang dirakit bapaknya sendiri.
Wakil Kepala Polsek Bangil, AKP Salim mengaku, di wilayah Jalan Pepaya memang banyak rumah yang dikontrakkan, tetapi juga masih banyak warga asli yang tinggal di kawasan tersebut. “Pastinya, pihak RT dan RW sudah melakukan pengecekan, dan kewajiban lapor bagi para pendatang yang mengontrak rumah, dengan kejadian ini pastinya akan ditingkatkan lagi pengawasannya,” ujarnya.
Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Jawa Timur, Irjen Pol. Machfud Arifin menyebutkan, bahwa Abdullah belum jelas identitas aslinya, karena memiliki tiga KTP palsu. “Dia residivis kasus terorisme, yang sudah bebas tiga tahun, setelah menjalani vonis selama lima tahun di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang. Setelah itu nikah dengan warga asli Bangil, dan tinggal di wilayah Bangil, sekitar 1,5 tahun,” terangnya.
Pasangan suami istri ini memiliki dua anak tersebut baru sekitar enam bulan ini tinggal di rumah kontrakan milik Saprani di Jalan Pepaya No 321 RT 1 RW 1, Kelurahan Pogar, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Kusmiati (54) tetangga yang rumahnya berdampingan dengan rumah kontrakan tersebut, mengaku, sering mendengar pasangan suami istri itu bertengkar. “Kalau bertengkar, suaminya pasti berteriak-teriak. Suaranya sangat keras,” ujarnya.
Saat suaminya marah-marah, dengan membentak-bentak. Sang istri, lebih banyak memilih diam. Pertengkaran itu, diakui Kusmiati terjadi hampir tidak mengenal waktu. Saat masih pagi hari, juga sudah terjadi pertengkaran.
Demikian juga siang hari saat banyak orang istirahat, keluarga tersebut juga sering kedapatan bertengkar dengan suara keras. “Bahkan, saya sering mendengar juga, mereka bertengkar di saat Maghrib tiba. Kalau suaminya sudah bentak-bentak, istrinya memilih untuk diam,” terangnya.
Kusmiatun yang merupakan saudara sepupu pemilik rumah kontrakan, mengaku awalnya sempat risih juga ketika mendengar pertengkaran tersebut. Tetapi, karena terlalu seringnya mereka bertengkar, akhirnya hal itu menjadi biasa.
Pertengkaran yang terjadi hampir setiap hari tersebut, tidak diketahui pemicunya, karena keluarga tersebut memang sangat tertutup dengan tetangganya. “Saya tidak tahu mereka bertengkar karena apa. Pastinya, suaminya akan membentak-bentak keras,” ungkapnya.
Selama ini, Kusmiati tidak mengetahui secara persis pekerjaan suami istri tersebut. Yang dia tahu, setiap pagi dan sore Abdullah sering melakukan kegiatan olah raga lari-lari. Sementara Dina Rohana lebih banyak menggeluti bisnis jual pakaian muslim secara online.
Bisnis pakaian muslim secara online tersebut, diketahui oleh Kusmiati dari kebiasaan Dina Rohana yang sering memotret manekin dengan pakaian muslim untuk perempuan, lengkap dengan cadarnya. “Biasanya siang atau pagi hari, dia memasang baju muslim lengkap dengan cadarnya ke manekin di luar rumah, lalu difoto dengan handphone,” terangnya.
Sebagai tetangga paling dekat dengan rumah keluarga baru tersebut, Kusmiati sempat kawatir, karena keluarga itu tidak pernah bertegur sapa dan bersilaturahmi dengan para tetangga. Bahkan, dia juga sempat memberi tahu Saprani, terkait keluarga yang mengontrak rumah, untuk memberikan kejelasan statusnya.
Saat bertanya kepada Saprani, Kusmiati menyampaikan kekawatirannya, dan meminta agar segera diperjelas status pengontrak rumah tersebut. “Waktu itu dijawab oleh saudara saya yang punya rumah itu, kalau keluarga itu menikah siri. Ya saya bilang, harus diperjelas itu, sebelum terjadi apa-apa,” katanya.
Belum sempat dipertanyakan kejalasan status pernikahannya, dan identitas kependudukannya. Ternyata peristiwa pengeboman sudah terjadi, dan kini Abdullah menjadi buronan polisi. Sementara anak mereka yang masih berusia tiga tahun empat bulan, mengalami luka bakar serius akibat terkena letusan bom yang dirakit bapaknya sendiri.
Wakil Kepala Polsek Bangil, AKP Salim mengaku, di wilayah Jalan Pepaya memang banyak rumah yang dikontrakkan, tetapi juga masih banyak warga asli yang tinggal di kawasan tersebut. “Pastinya, pihak RT dan RW sudah melakukan pengecekan, dan kewajiban lapor bagi para pendatang yang mengontrak rumah, dengan kejadian ini pastinya akan ditingkatkan lagi pengawasannya,” ujarnya.
Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Jawa Timur, Irjen Pol. Machfud Arifin menyebutkan, bahwa Abdullah belum jelas identitas aslinya, karena memiliki tiga KTP palsu. “Dia residivis kasus terorisme, yang sudah bebas tiga tahun, setelah menjalani vonis selama lima tahun di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang. Setelah itu nikah dengan warga asli Bangil, dan tinggal di wilayah Bangil, sekitar 1,5 tahun,” terangnya.
(vhs)