Lahan Sangat Kritis DAS Bengawan Solo Capai 3.402 Hektare

Kamis, 05 Juli 2018 - 22:30 WIB
Lahan Sangat Kritis...
Lahan Sangat Kritis DAS Bengawan Solo Capai 3.402 Hektare
A A A
SOLO - Tren lahan dengan kategori sangat kritis di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo terus meningkat. Hingga 2018 kini, lahan sangat kritis mencapai 3.402 hektare (ha).

Kepala Balai Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung (BPDASHL) Solo Suratman mengemukakan, pada 2009 lalu lahan sangat kritis tercatat 819 Ha, dan 2012 sebanyak 1.068 Ha. "Luas lahan dengan kategori sangat kritis terus meningkat hingga tahun 2018," kata Suratman saat menjadi pembicara dalam seminar nasional Pengelolaan DAS Terpadu Menuju Kelestarian Fungsi Lingkungan dan Kesejahteraan Masyarakat di Solo, Jawa Tengah, Kamis (5/7/2018) siang. Seminar digelar Pusat Penelitian Lingkungan Hidup (PPLH) LPPM Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

Sementara, lahan dengan kategori kritis mencapai 59.844 ha atau naik mengingat pada 2012 tercatat 36.322 ha. Sedangkan di 2009, lahan kategori kritis mencapai 79.092 ha. Untuk lahan kategori agak kritis kini mencapai 711.583 ha dan lahan kategori potensi kritis seluas 777.678 ha.

Potensi DAS Solo ekosistemnya terbentang dari kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) hingga Kabupaten Gresik (Jawa Timur) dengan luas 1.588.713,04 hektare. Persoalan DaS Solo meliputi faktor sosial, maupun faktor biofisik dan sosial. Permasalahan perubahan penggunaan lahan mengakibatkan luas hutan lahan kering sekunder, hutan tanaman, sawah, dan pertanian lahan kering menjadi berkurang. Sedangkan permukiman, sarana dan prasarana ekonomi non pertanian meningkat.

Direktur Eksekutif Wahana LIngkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Tengah Ismail Al Habib mengemukakan, DAS Bengawan Solo memiliki posisi penting di Pulau Jawa sebagai salah satu prioritas utama penataan ruang (RTRW) sehubungan dengan fungsi hidrologi untuk pengembangan wilayah. "DAS Bengawan Solo merupakan sistem ekologi besar yang dalam perkembangannya banyak mengalami kerusakan dan degradasi lingkungan," ungkap Ismail Al Habib.

DAS Bengawan Solo merupakan salah satu dari lima DAS dengan kondisi pencemaran terparah di Indonesia. Empat DAS lainnya adalah Sungai Brantas, Sungai Ciliwung, Sungai Citarum, dan Sungai Musi. Untuk wilayah Jawa Tengah, DAS Bengawan Solo merupakan salah satu dari 35 DAS yang kritis dan tercemar oleh pencemaran industri, rumah tangga, penggunaan pestisida, dan pupuk kimia.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7023 seconds (0.1#10.140)