Terkait Pelayanan Pengungsi, KKSS Kecewa pada Pemda Timika
A
A
A
TIMIKA - Kerukuran Keluarga Selawesi Selatan ( KKSS ) merasa sangat kecewa dengan Pemerintah Daerah ( Pemda ) Mimika terkait ratusan pengungsi dari Kenyam Kabupaten Nduga ke Timika tidak mendapatkan perhatian secara khusus.
"Warga kami yang mengungsi kenapa tidak diperhartikan oleh Pemda Mimika, sementara warga merupakan korban kerusuhan dari Nduga atau pembantaian di Nduga," ungkap pengurus KKSS Samsuddin saat di temui di gedung Tongkonan, Rabu (4/7/2018).
Kata Samsuddin, pihaknya berani mengatakan pembantaian karena tiga orang warganya telah tewas ditembak oleh kelompok KKSB. Tiga orang tersebut dua dari suku Toraja dan satu orang dari Selayar serta anak kecil yang saat ini masih dalam perawatan medis.
"Tiga warga kami di bantai habis oleh KKSB, dan satu anak kecil masih dalam perawatan medis. Yang kami sesalkan dari Pemdah Mimika sampai saat ini belum ada sentuhan sama sekali," tutur Samsuddin.
Sementara untuk pengungsi dari Kabupaten Asmat yang bersifat hanya singgah saja Pemda Mimika memberikan perhatian, tetapi warga dari Kenyam yang mengungsi di Timika kenapa tidak diperhatihakan, dan apa perbedaannya.
Sedangkan warga yang mengungsi ini merupakan warga Timika mereka memiliki KTP Timika. "Kenapa warga kami tidak di perhatikan dan dibedakan. Atas nama kerukunan KKSS kami sangat kecewa dengan Pemda Mimika yang pilih kasih terhadap warganya sendiri," ungkapnya.
Dijelaskan, sampai saat ini Pemda Mimika belum memberikan bantuan kepada warga pengungsi dan bantuan yang ada disini merupakan bantuan dari pihak keluarga KKSS dan bukan bantuan dari Pemerintah setempat.
"Mulai dari menjemput pengungsi, menyiapkan segala kebutuhan pengungsi itu dari kami pihak keluarga sedangkan dari Pemerintah sendiri tidak ada sama sekali," kata Samsuddin.
Samsuddin memberikan contoh, dulu saat kejadian serupa warga pengungsian dari daerah Singa, dan Tembagapura diperhatikan oleh Pemerintah, tetapi warga yang dari Kenyam tidak diperhatikan, kenapa dibedakan seperti ini.
Dan warga pengungsi yang ada ini juga merupakan warga Mimika, hanya saja mereka mencari nafka di Kenyam. Atas nama paguyuban pihaknya menampung para pengunsi tersebut, dan mudah-mudahan kedepannya Pemerintah bisa memberikan sentuhan kepada warganya. "Bagi Para pengungsi yang memiliki keluarga di Timika bisa mengambil mereka, dan jika tidak memiliki keluarga kami siap menampung mereka,” katanya.
Dia mengatakan masih banyak warga di Kenyam, dan informasi yang didapat dari warga di Kenyam mereka juga akan mengungsi ke Timika. Warga yang akan mengungsi nanti, mereka bukan hanya dari Sulawesi saja, tetapi warga campuran ada dari suku Timur, suku Palopo, dan suku Jawa.
"Warga kami yang mengungsi kenapa tidak diperhartikan oleh Pemda Mimika, sementara warga merupakan korban kerusuhan dari Nduga atau pembantaian di Nduga," ungkap pengurus KKSS Samsuddin saat di temui di gedung Tongkonan, Rabu (4/7/2018).
Kata Samsuddin, pihaknya berani mengatakan pembantaian karena tiga orang warganya telah tewas ditembak oleh kelompok KKSB. Tiga orang tersebut dua dari suku Toraja dan satu orang dari Selayar serta anak kecil yang saat ini masih dalam perawatan medis.
"Tiga warga kami di bantai habis oleh KKSB, dan satu anak kecil masih dalam perawatan medis. Yang kami sesalkan dari Pemdah Mimika sampai saat ini belum ada sentuhan sama sekali," tutur Samsuddin.
Sementara untuk pengungsi dari Kabupaten Asmat yang bersifat hanya singgah saja Pemda Mimika memberikan perhatian, tetapi warga dari Kenyam yang mengungsi di Timika kenapa tidak diperhatihakan, dan apa perbedaannya.
Sedangkan warga yang mengungsi ini merupakan warga Timika mereka memiliki KTP Timika. "Kenapa warga kami tidak di perhatikan dan dibedakan. Atas nama kerukunan KKSS kami sangat kecewa dengan Pemda Mimika yang pilih kasih terhadap warganya sendiri," ungkapnya.
Dijelaskan, sampai saat ini Pemda Mimika belum memberikan bantuan kepada warga pengungsi dan bantuan yang ada disini merupakan bantuan dari pihak keluarga KKSS dan bukan bantuan dari Pemerintah setempat.
"Mulai dari menjemput pengungsi, menyiapkan segala kebutuhan pengungsi itu dari kami pihak keluarga sedangkan dari Pemerintah sendiri tidak ada sama sekali," kata Samsuddin.
Samsuddin memberikan contoh, dulu saat kejadian serupa warga pengungsian dari daerah Singa, dan Tembagapura diperhatikan oleh Pemerintah, tetapi warga yang dari Kenyam tidak diperhatikan, kenapa dibedakan seperti ini.
Dan warga pengungsi yang ada ini juga merupakan warga Mimika, hanya saja mereka mencari nafka di Kenyam. Atas nama paguyuban pihaknya menampung para pengunsi tersebut, dan mudah-mudahan kedepannya Pemerintah bisa memberikan sentuhan kepada warganya. "Bagi Para pengungsi yang memiliki keluarga di Timika bisa mengambil mereka, dan jika tidak memiliki keluarga kami siap menampung mereka,” katanya.
Dia mengatakan masih banyak warga di Kenyam, dan informasi yang didapat dari warga di Kenyam mereka juga akan mengungsi ke Timika. Warga yang akan mengungsi nanti, mereka bukan hanya dari Sulawesi saja, tetapi warga campuran ada dari suku Timur, suku Palopo, dan suku Jawa.
(nag)