Kunjungan Wisman ke Jatim Naik 45,84 Persen

Rabu, 04 Juli 2018 - 13:20 WIB
Kunjungan Wisman ke...
Kunjungan Wisman ke Jatim Naik 45,84 Persen
A A A
SURABAYA - Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Jatim selama Januari – Mei 2018 mencapai 126.923 orang atau naik 45,84 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 87.029 orang.Untuk Mei, jumlah wisman sebanyak 24.429 orang, naik 19,47 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu sebanyak 20.447 orang.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, kunjungan wisman ke Jatim dalam kurun waktu tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Hal tersebut salah satunya disebabkan banyaknya objek wisata baru untuk dikunjungi.

Kemudian ditunjang promosi pariwisata, sarana akomodasi, maupun event-event yang dilakukan instansi terkait. “Terdapat 10 negara dimana warga negaranya paling banyak berwisata ke Jatim,” katanya, Rabu (4/7/2018).

Ke-10 negara itu antara lain, Malaysia, Singapura, China, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, India, Jepang, Korea Selatan, dan Hong Kong. Wisman dari dari 10 negara tersebut berkontribusi 38,47 persendari total kedatangan wisman ke Jatim pada Mei 2018.

Pada periode tersebut, wisman dari Malaysia menempati posisi tertinggi, yaitu sebesar 13,56%. Diikuti Singapura dan Tiongkok yang mencapai 8,15 persen dan 4,98 persen. “Selama Januari – Mei 2018, wisman dari Malaysia sebanyak 24.323 orang. Lalu Singapura 9.893 orang dan China 6.529 orang,” tandas Teguh.

Sementara itu, Ketua Dewan Tata Krama Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Jatim, Nanik Sutaningtyas meminta Pemprov Jatim meningkatkan promosi wisata daerah dengan menggandeng pelaku wisata yang kredibel. “Selain itu, infrastruktur harus dibangun secara memadai. Jika pariwisata maju, tentu akan menggenjot pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal,” katanya.

Menurutnya, industri pariwisata Jatim sedang bangkit. Saat ini bermunculan obyek wisata baru. Diantaranya Gili Iyang di Sumenep Madura. Pulau tersebut banyak dilirik wisman sebagai destinasi wisata kesehatan karena memiliki oksigen yang bagus.

Sayangnya, akses menuju Gili Iyang masih belum memadai atau hanya bisa diakses dengan menggunakan kapal nelayan. “Selama ini infrastruktur menuju obyek wisata menjadi kendala utama perkembangan sektor pariwisata,” ujarnya.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0881 seconds (0.1#10.140)