Universitas Brawijaya Punya Cara Tangkal Paham Radikal

Selasa, 12 Juni 2018 - 18:54 WIB
Universitas Brawijaya...
Universitas Brawijaya Punya Cara Tangkal Paham Radikal
A A A
MALANG - Kampus rentan menjadi basis gerakan radikalisme terorisme. Universitas Brawijaya (UB) Malang punnya empat cara untuk menangkalnya. Apa saja ?

Rektor terpilih UB Malang, Nuhfil Hanani menegaskan, masuknya UB dalam daftar kampus yang terpapar paham radikalisme, patut dipertanyakan.

Ini mengingat, UB masih memegang teguh dan mengupayakan pewujudan nilai nilai karakter khas UB, sebagai kampus yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, menghormati kebhinekaan, dan mengakar kuat pada budaya ilmiah.

Meski demikian, dia menyatakan telah merumuskan beberapa cara untuk menangkal paparan paham radikalisme. Apa saja ? Pertama mengenali atau pemetaan civitas akademi. Ini untuk mengetahui pandangan dosen, tenaga administrasi dan mahasiswa mengenai paham radikalisme.“Dari hasil pemetaan ini, bisa ditentukan model pendampingan kepada civitas akademi,” terangnya, Selasa (12/6/2018).Kedua, membentuk pusat psikologi. Tujuannya, memberikan ruang konseling dan pendampingan civitas akademi yang mengalami masalah psikologi.
Ketiga, menyediakan ruang diskusi terbuka yang bertujuan menjadi ruang kajian ilmiah bagi civitas akademi untuk membahas agama, dan idiologi secara ilmiah dan bertanggung jawab.

Namun yang terpenting juga harus pendekatan sosiologis, pendekatan keamanan, pendekatan akademik, dan pendekatan psikologis.

Dicontohkannya, untuk pendekatan sosiologis yang dilakukan adalah penguatan dan pendampingan kegiatan keagamaan di kampus, pembinaan unit kegiatam mahasiswa, dan pemberdayaan organisasi ekstra kampus.

Sementara, untuk pendekatan keamanan bisa melibatkan BNPT maupun aparat intelejen untuk mendeteksi dini gejala munculnya radikalisme. “Bisa juga dilaksanakan pelatihan bela negara, dan pemberdayaan organisasi Resimen Mahasiswa, serta Pramuka,” imbuhnya.

Pendekatan akademik bisa dilaksanakan dengan penguatan pengamalan nilai-nilai Pancasila, dalam proses belajar mengajar, serta membangun kurikulum yang mampu menanamkan jiwa kebangsaan, dan nilai-nilai toleransi.

Khusus bagi mereka yang sudah terindikasi terpapar paham radikalisme, menurutnya bisa dilakukan pendekatan psikologis, berupa pendampingan untuk civitas akademi dalam menghadapi permasalahan kejiwaan.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1048 seconds (0.1#10.140)