Pelayanan Medis RSUD Waisai Diduga Kurang Manusiawi, 1 Pasien Meninggal Dunia

Selasa, 12 Juni 2018 - 15:13 WIB
Pelayanan Medis RSUD Waisai Diduga Kurang Manusiawi, 1 Pasien Meninggal Dunia
Pelayanan Medis RSUD Waisai Diduga Kurang Manusiawi, 1 Pasien Meninggal Dunia
A A A
WAISAI - Diduga kuat akibat pelayanan medis tak manusiawi, seorang pasien akhirnya meninggal dunia di ruang rawat Instalasi Gawat Darurat (IGD), RSUD Waisai, Raja Ampat, Selasa (12/6/2018). Pasien bernama Ismail, warga Waisai tersebut menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa (12/6/2018) pukul 11.30 WIT di ruangan IGD RSUD Waisai dengan keluhan sakit dada.

Menurut salah seorang menantu pasien tersebut mengatakan, mertuanya dibawa ke rumah sakit RSUD Waisai dengan keluhan merasakan sakit pada bagian dada.

Ayah mertuanya sempat mengerang kesakitan, dan pihak keluarga sudah berusaha memanggil perawat di IGD untuk melihat kondisi ayah mereka. Namun pelayanan medis di rumah sakit tak peduli sehingga ayah mertuanya meninggal dunia.

"Tadi saya dengan saudaraku bawa ayah ke RSUD karena mengeluh sakit dada. Saat masuk di IGD, perawat hanya menyarankan pasien ditaruh di tempat tidur, tak berselang lama, ayah saya mengerang kesakitan, saya berteriak-teriak panggil suster dua sampai tiga kali, baru mereka datang pasang infus dan suntik. Suster sempat bilang ah tidak apa-apa ini, hanya muntah-muntah biasa saja, dan saya disuruh mengambil tempat sampah ukuran kecil untuk taruh di dekat tempat tidur ayah saya, jaga-jaga jangan sampai ayah saya muntah ke lantai," jelas Nugrah, menantu dari Ismail kepada SINDOnews, Selasa (12/6/2018) di rumah duka.

Menurut Nugrah, kondisi ayahnya semakin memburuk setelah diberikan suntikan dan pemasangan infus oleh perawat di ruangan IGD hingga ayah mertuanya mengalami kondisi kritis. Walau sudah mengalami kondisi kritis namun menurut Nugrah, tak ada satu pun dokter jaga di ruangan yang datang untuk melihat kondisi ayah mertuanya. Hanya ada dua perawat yang masuk ke ruangan dan membantu untuk mengambil tindakan pertolongan.

Namun Tuhan berkehendak lain, ayah mertuanya menghembuskan nafas terakhirnya setelah berjuang melawan penyakitnya tersebut. Dan setelah meninggal, barulah muncul seorang dokter yang diduga merupakan dokter jaga."Tadi waktu ayah mertua saya muntah-muntah setelah beberapa saat disuntik dan diberikan infus oleh perawat, ayah saya tak lama berselang muntah-muntah terus dan alami kondisi kritis, itu pun belum ada dokter jaga yang datang membantu. Namun setelah ayah saya sudah pergi (meninggal dunia) baru muncul seorang dokter yang kayaknya itu dokter jaga, dia masuk ke ruangan IGD lalu ikut bantu-bantu ayah saya. Padahal saat itu ayah mertua saya saya yakin sudah pergi (meninggal dunia)," jelas Nugrah dengan wajah sedih.

Kondisi pelayanan medis di RSUD Waisai ini menurut Nugrah sangat miris dan memprihatikan. Nugrah sangat kecewa dengan pelayanan petugas IGD RSUD Waisai tersebut.

"Saya pikir simple saja, kalau tadi cepat penanganannya dari dokter dan perawat, pasti ayah saya selamat, tapi takdir sudah berkata lain. Kondisi ini sangatlah memprihatikan," ungkap Nugrah.

Sementara itu salah seorang perawat di ruangan IGD RSUD Waisai, mengaku kesal dengan ulah dokter jaga yang tidak berada di tempat. Padahal mereka merupakan dokter yang wajib ada di ruangan selain perawat medis seperti suster dan mantri.

"Kami ini perawat biasa sudah ambil tindakan saat itu, tapi dokter jaga harus ada di ruangan ini, supaya kita bisa cepat koordinasi, agar ada penanganan dokter lebih lanjut kalau pasien sudah kritis begini. Saya sudah telepon dokter beberapa kali dari pagi untuk melaporkan kondisi pasien ini, tapi tidak angkat. Nanti sampai paisen sudah sangat kritis barulah dia (dokter jaga) itu datang, mau buat apa juga kalau kondisinya pasien sudah meninggal dunia. Saya kalau jadi keluarga pasien, saya sudah lapor dokter-dokter ini ke Polisi biar mereka ditangkap," ungkap salah seorang suster jaga IGD kepada SINDOnews yang enggan namanya diberitakan dengan nada kesal.

Anggota DPRD Raja Ampat, Ismail Saraka, nenyesalkan kondisi pelayanan di RSUD Waisai yang menyebabkan pasien meninggal dunia. Dia menyatakan akan membahas masalah ini pada sidang dewan usai libur lebaran nanti dan memanggil Direktur RSUD Waisai untuk dimintai keterangan terkait kondisi pelayanan di RSUD tersebut.

"Saya prihatin sekali kondisi ini, saya sudah WhatsApp direktur RSUD, dokter Agus tapi belum dibaca. Ini juga warga saya, warga Sulawesi Selatan, ini tentu sangat tidak manusiawi, pelayanan medis tak maksimal akhirnya pasien meninggal dunia, kasihan lah kalau begini terus. Ini terulang lagi, karena saya beberapa waktu lalu sempat ke rumah sakit itu untuk berobat juga, tapi dikatakan dokter semuanya lagi libur. Wah ini sudah fatal ini, walau libur lebaran tapi tetap harus ada dokter jaga yang setiap saat standby di RSUD juga kan, kalau begini mau jadi apa pasien-pasien ini. Nanti selesai lebaran, kami akan bahas kalau bisa juga sekalian direkturnya kami panggil untuk kami mintai keterangan, kok bisa seperti ini sekarang, pelayanannya," tegas Ismail Saraka, anggota DPRD Raja Ampat yang ditemui di rumah duka.

Direktur RSUD Waisai, Dokter Agus yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler nya terkait masalah ini mengaku kaget dan akan mengecek dokter jaga yang bertugas hari ini.

"Wah kapan itu, jam berapa mas, baik nanti saya cek dulu dokter jaganya, bila perlu saya tegur dokternya kalau ada kesalahan prosedur," ungkap Dokter Agus dibalik telepon seluler nya, Selasa (12/6/2018).

Jenazah Isamil saat ini tengah disemayamkan di rumah duka di kota Waisai, dan rencananya Jenazah akan dibawa ke Kota Sorong besok pagi, untuk dikebumikan.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6630 seconds (0.1#10.140)