283.000 Kendaraan Pemudik Lintasi Jabar
A
A
A
BANDUNG - Sebanyak 283.000 kendaraan pemudik telah melintas di wilayah Jawa Barat, baik melalui jalan tol, jalur pantai utara, tengah, maupun selatan. Polda Jabar memprediksi puncak arus mudik terjadi malam ini Sabtu (9/6/2018) dan Minggu (10/6/2018).
Direktur Lalu Lintas Polda Jabar Kombes Pol Prahoro mengatakan, peningkatan jumlah kendaraan pemudik sudah terjadi sejak H-7 atau Jumat (8/6/2018) malam. Antrean puluhan ribu kendaraan terpantau di Gerbang Tol Cikarang Utama, Bekasi. Namun, ketika masuk ke wilayah Jabar, arus lalu lintas cenderung lancar.
"Sampai saat ini, enggak ada masalah ketika kendaraan masuk wilayah Jabar. Pas keluar dari Cikampek, dari kilometer 35 sampai Tol Cipali (Cikopo-Palimanan) lancar terus. Antrean hanya terjadi di Cirakang Utama. Masuk wilayah Jabar, enggak ada masalah dari Km 57, Km 86, Km 92, Km 102, Km 130, dan Km 166 lancar. Puncak arus mudik itu diprediksi malam ini atau besok," kata Prahoro saat dihubungi, Sabtu (9/6/2018) malam.
Dia mengemukakan, arus lalu lintas kendaran pemudik sempat tersendat di Gerbang Tol Palimanan, Kabupaten Cirebon. Penyebabnya, ada kecelakaan beruntun antara tiga mobil pribadi dan tiga bus.
"Namun tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan beruntun itu. Pengemudi dan penumpang kendaraan yang terlibat kecelakaan hanya luka ringan. Untuk penumpukan kendaraan, kami urai dengan dikeluarkan ke Sumber Jaya. Setelah itu normal lagi," ujar dia.
Disinggung tentang arus kendaraan di jalur selatan, Prahoro menuturkan, jajarannya menerapkan sistem one way atau buka tutup ketika ada penumpukan saat kendaraan melewati Limbangan, Garut.
Sementara itu, Kadishub Jabar Dedi Taufik mengungkapkam, pergerakan kendaraan pemudik mulai tampak sejak H-7 atau Jumat (8/6/2018). Jumlahnya cukup signifikan, mencapai 283.000. Jumlah itu mendekati total kendaraan H-4 Lebaran di tahun lalu. Meski begitu, arus lalu lintas kendaraan masih lancar.
"Totalnya segitu (283.000 kendaraan pemudik melintas di wilayah Jabar), baik di jalur arteri maupun tol. Tahun lalu puncaknya di H-4," ungkap Dedi.
Dedi Taufik menuturkan, Dishub sudah memberlakukan kebijakan larangan untuk kendaraan berat seperti truk dan kontainer melintas dari H-7 sampai H+7. Kebijakan itu berbeda dengan imbauan Kemenhub yang menyatakan larangan dimulai pada H-3. Alasannya, jika mengikuti imbauan Permen Nomor 34 tentang Perlintasan Kendaraan Berat, maka akan terjadi mix traffic.
"Jalur titik rawan macet di Selatan itu kan Nagreg, Limbangan, Malangbong, dan Gentong. Nah, geometrik jalan di jalur itu, contohnya di Gentong kan tanjakan turunan belokan tajam. Kalau ada kendaraan berat yang bermasalah akan macet parah karena enggak ada jalur lagi. Karena itu, Dishub Jabar memberlakukan larangan kendaraan berat melintas sejak H-7. Kecuali kendaraan berat yang sudah diatur, seperti pengangkut bahan makanan, bahan pokok, itu bisa melintas," tutur dia.
Direktur Lalu Lintas Polda Jabar Kombes Pol Prahoro mengatakan, peningkatan jumlah kendaraan pemudik sudah terjadi sejak H-7 atau Jumat (8/6/2018) malam. Antrean puluhan ribu kendaraan terpantau di Gerbang Tol Cikarang Utama, Bekasi. Namun, ketika masuk ke wilayah Jabar, arus lalu lintas cenderung lancar.
"Sampai saat ini, enggak ada masalah ketika kendaraan masuk wilayah Jabar. Pas keluar dari Cikampek, dari kilometer 35 sampai Tol Cipali (Cikopo-Palimanan) lancar terus. Antrean hanya terjadi di Cirakang Utama. Masuk wilayah Jabar, enggak ada masalah dari Km 57, Km 86, Km 92, Km 102, Km 130, dan Km 166 lancar. Puncak arus mudik itu diprediksi malam ini atau besok," kata Prahoro saat dihubungi, Sabtu (9/6/2018) malam.
Dia mengemukakan, arus lalu lintas kendaran pemudik sempat tersendat di Gerbang Tol Palimanan, Kabupaten Cirebon. Penyebabnya, ada kecelakaan beruntun antara tiga mobil pribadi dan tiga bus.
"Namun tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan beruntun itu. Pengemudi dan penumpang kendaraan yang terlibat kecelakaan hanya luka ringan. Untuk penumpukan kendaraan, kami urai dengan dikeluarkan ke Sumber Jaya. Setelah itu normal lagi," ujar dia.
Disinggung tentang arus kendaraan di jalur selatan, Prahoro menuturkan, jajarannya menerapkan sistem one way atau buka tutup ketika ada penumpukan saat kendaraan melewati Limbangan, Garut.
Sementara itu, Kadishub Jabar Dedi Taufik mengungkapkam, pergerakan kendaraan pemudik mulai tampak sejak H-7 atau Jumat (8/6/2018). Jumlahnya cukup signifikan, mencapai 283.000. Jumlah itu mendekati total kendaraan H-4 Lebaran di tahun lalu. Meski begitu, arus lalu lintas kendaraan masih lancar.
"Totalnya segitu (283.000 kendaraan pemudik melintas di wilayah Jabar), baik di jalur arteri maupun tol. Tahun lalu puncaknya di H-4," ungkap Dedi.
Dedi Taufik menuturkan, Dishub sudah memberlakukan kebijakan larangan untuk kendaraan berat seperti truk dan kontainer melintas dari H-7 sampai H+7. Kebijakan itu berbeda dengan imbauan Kemenhub yang menyatakan larangan dimulai pada H-3. Alasannya, jika mengikuti imbauan Permen Nomor 34 tentang Perlintasan Kendaraan Berat, maka akan terjadi mix traffic.
"Jalur titik rawan macet di Selatan itu kan Nagreg, Limbangan, Malangbong, dan Gentong. Nah, geometrik jalan di jalur itu, contohnya di Gentong kan tanjakan turunan belokan tajam. Kalau ada kendaraan berat yang bermasalah akan macet parah karena enggak ada jalur lagi. Karena itu, Dishub Jabar memberlakukan larangan kendaraan berat melintas sejak H-7. Kecuali kendaraan berat yang sudah diatur, seperti pengangkut bahan makanan, bahan pokok, itu bisa melintas," tutur dia.
(zik)