Lagi, Remaja Putri di Blitar Bunuh Diri Tinggalkan Surat
A
A
A
BLITAR - Kasus bunuh diri kembali dilakukan seorang remaja putri di Blitar. BI (15) warga Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar ditemukan tak bernyawa di dalam kamarnya.
Di lehernya terjerat seutas tali yang diikatkan pada tiang penyangga rumah. Insiden gantung diri ini diketahui pertama kali oleh ayah BI sepulang dari kebun.
"Yang mengetahui pertama kali adalah orang tuanya sendiri," ujar Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Rifaldhy Hangga Putra kepada wartawan Kamis (31/5/2018).
BI mempersiapkan aksinya dengan mengganjal pintu kamarnya dengan sebuah meja. Karena ketukan tak direspons, ayah BI membuka paksa. Meja pun terdorong keras. (Baca:Imbas Masalah Keluarga dan Khawatir Gagal Masuk SMA Favorit, EPA Gantung Diri)
Di sanalah dia melihat anaknya sudah dalam keadaan tergantung. Tidak jauh dari jasad ditemukan sebuah catatan yang ditulis dalam buku mirip diary.
Tulisan tangan itu menyebutkan BI dalam kondisi depresi dan ingin bunuh diri. Terungkap juga rasa penyesalan bila selama ini nakal dan menyakiti hati orang tua.Tertulis juga dirinya menginginkan sebuah sepeda motor. Bahkan keinginannya memiliki motor, dia tuliskan, bekas pun tidak apa apa.
Menurut Rifaldhy motif bunuh diri ini diduga karena adanya persoalan keluarga. "Dari penyelidikan sementar diduga motifnya karena persoalan keluarga, "ungkapnya. Kepada petugas, ayah BI tidak menyangka jika anaknya sampai berbuat nekat.
Sebelum berangkat ke kebun, dia sempat menegur BI yang memutar musik keras-keras. Teguran untuk mengecilkan volume itu sempat disahuti BI dengan suara lirih.
Tak disangka respon itu menjadi suara terakhir anaknya. Informasi yang dihimpun, korban sering dimarahi orang tuanya karena ketahuan kerap berbohong. (Baca: EPA Dikenal Cerdas, Pernah Juara Olimpiade Mipa dan Fisika)
Diduga tuduhan kerap berbohong yang membuat korban nekat mengambil jalan pintas menyudahi hidup.Dalam olah TKP, Rifaldhy mengaku tidak menemukan tanda tanda bekas penganiayaan pada tubuh korban yang baru menamatkan SMP-nya.
Karenanya hampir dipastikan korban meninggal dunia murni bunuh diri. "Tidak ditemukan tanda tanda penganiayaan pada korban," pungkasnya.
Seperti diketahui kasus bunuh remaja putri ini kedua kalinya terjadi di Blitar. Pada Selasa (29/5/2018) perbuatan nekat dilakukan remaja putri EPA (16).Siswi SMP Negeri 01 Kota Blitar yang bunuh diri di kamar kosnya.
EPA diduga bunuh karena imbas masalah keluarga dan kekhwatirannya tidak diterima di sekolah favorit yakni SMAN 01 Kota Blitar.
Di lehernya terjerat seutas tali yang diikatkan pada tiang penyangga rumah. Insiden gantung diri ini diketahui pertama kali oleh ayah BI sepulang dari kebun.
"Yang mengetahui pertama kali adalah orang tuanya sendiri," ujar Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Rifaldhy Hangga Putra kepada wartawan Kamis (31/5/2018).
BI mempersiapkan aksinya dengan mengganjal pintu kamarnya dengan sebuah meja. Karena ketukan tak direspons, ayah BI membuka paksa. Meja pun terdorong keras. (Baca:Imbas Masalah Keluarga dan Khawatir Gagal Masuk SMA Favorit, EPA Gantung Diri)
Di sanalah dia melihat anaknya sudah dalam keadaan tergantung. Tidak jauh dari jasad ditemukan sebuah catatan yang ditulis dalam buku mirip diary.
Tulisan tangan itu menyebutkan BI dalam kondisi depresi dan ingin bunuh diri. Terungkap juga rasa penyesalan bila selama ini nakal dan menyakiti hati orang tua.Tertulis juga dirinya menginginkan sebuah sepeda motor. Bahkan keinginannya memiliki motor, dia tuliskan, bekas pun tidak apa apa.
Menurut Rifaldhy motif bunuh diri ini diduga karena adanya persoalan keluarga. "Dari penyelidikan sementar diduga motifnya karena persoalan keluarga, "ungkapnya. Kepada petugas, ayah BI tidak menyangka jika anaknya sampai berbuat nekat.
Sebelum berangkat ke kebun, dia sempat menegur BI yang memutar musik keras-keras. Teguran untuk mengecilkan volume itu sempat disahuti BI dengan suara lirih.
Tak disangka respon itu menjadi suara terakhir anaknya. Informasi yang dihimpun, korban sering dimarahi orang tuanya karena ketahuan kerap berbohong. (Baca: EPA Dikenal Cerdas, Pernah Juara Olimpiade Mipa dan Fisika)
Diduga tuduhan kerap berbohong yang membuat korban nekat mengambil jalan pintas menyudahi hidup.Dalam olah TKP, Rifaldhy mengaku tidak menemukan tanda tanda bekas penganiayaan pada tubuh korban yang baru menamatkan SMP-nya.
Karenanya hampir dipastikan korban meninggal dunia murni bunuh diri. "Tidak ditemukan tanda tanda penganiayaan pada korban," pungkasnya.
Seperti diketahui kasus bunuh remaja putri ini kedua kalinya terjadi di Blitar. Pada Selasa (29/5/2018) perbuatan nekat dilakukan remaja putri EPA (16).Siswi SMP Negeri 01 Kota Blitar yang bunuh diri di kamar kosnya.
EPA diduga bunuh karena imbas masalah keluarga dan kekhwatirannya tidak diterima di sekolah favorit yakni SMAN 01 Kota Blitar.
(vhs)