Misteri Alquran Raksasa Berumur Ratusan Tahun di Masjid Fatimah Solo

Jum'at, 01 Juni 2018 - 05:00 WIB
Misteri Alquran Raksasa...
Misteri Alquran Raksasa Berumur Ratusan Tahun di Masjid Fatimah Solo
A A A
Kitab suci Alquran berukuran raksasa yang diperkirakan berumur ratusan tahun menjadi pemandangan yang menarik di Masjid Raya Fatimah, Jalan Rajiman 193 Solo, Jawa Tengah. Alquran raksasa dengan ukuran panjang 175 centimeter dan lebar 114 centimeter yang merupakan peninggalan dari Keraton Kasunanan Surakarta. Dimana sejak dua tahun terakhir dipajang di dalam masjid.

Takmir Masjid Fatimah HM Najim mengatakan, keberadaan Alquran ukuran besar tersebut sebenarnya telah ada sejak tahun 2004 lalu. Atau sekitar dua bulan setelah masjid diresmikan.

Masjid itu dibangun oleh keluarga pengusaha Batik Danar Hadi Solo. Sementara, Alquran khabarnya merupakan pemberian dari Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo kepada keluarga Danar Hadi.

Sebab hubungan antara keluarga Danar Hadi dengan Keraton Solo sangat dekat. “Konon usia Alquran itu diperkirakan telah mencapai 250 tahun,” ungkap Najim saat ditemui SINDOnews di Masjid Fatimah, Solo, Jawa Tengah, Rabu 30 Mei 2018.

Alquran tersebut konon dibuat dimasa Raja Keraton Kasunanan Surakarta Pakubuwono (PB) X pada abad ke 18 Masehi.

Meski diperkirakan termasuk peninggalan bersejarah, namun sejauh ini belum ada ahli atau dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) yang datang untuk mengecek.

Pihaknya berharap jejak sejarah terkait pembuatan kitab itu dapat diteliti para ahli sehingga tidak menjadi misteri. Dengan demikian, dapat menjadi pengetahuan generasi penerus di masa mendatang.

Saat ini, Alquran ditaruh di dalam kaca agar tidak rusak. Jika diletakkan tanpa pelindung, dikhawatirkan menjadi rusak karena dipegang pegang oleh anak anak.

“Sehingga dikasih di dalam kaca, takutnya sobek karena sudah lapuk,” urainya. Kitab itu untuk sampulnya diperkirakan terbuat dari daun lontar. Sedangkan isi bukunya merupakan kertas kuno. Terlihat ada tiga sambungan halus di kertas agar mencapai ukuran yang diinginkan.

Harus Alquran itu ditulis tangan tinta warna emas dan nampak hurufnya timbul. “Isinya lengkap 30 juzz,” bebernya. Sedangkan beratnya mencapai 40 kilogram.

Lembaran Alquran sudah lengket antara satu dengan lainnya. Sehingga tidak bisa sembarangan dibuka buka. Sebelum diletakkan di dalam kaca dan dipajang, Alquran dibuka di lembaran yang paling tengah. Sebelumnya, Alquran itu dibaca ketika ada momen momen tertentu, seperti acara Maulud Nabi.

“Yang baca juga tidak sembarangan, sudah hebat membaca Alquran,” paparnya. Namun kini sudah tidak lagi dilakukan mengingat keadaannya sudah rapuh.

(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1138 seconds (0.1#10.140)