Jatim Terancam Kehilangan Realisasi Investasi Rp328 Triliun

Minggu, 27 Mei 2018 - 17:38 WIB
Jatim Terancam Kehilangan Realisasi Investasi Rp328 Triliun
Jatim Terancam Kehilangan Realisasi Investasi Rp328 Triliun
A A A
SURABAYA - Realisasi investasi tahun ini sebesar Rp328 triliun terancam batal setelah peristiwa bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5/2018) lalu. Sejumlah investor baik dari dalam dan luar negeri mengaku ragu untuk merealisasikan investasi di Jawa Timur (Jatim). Hal itu disampaikan Gubernur Jatim Soekarwo, Minggu (27/5/2018)

Orang nomor satu di Jatim itu mengatakan, bom bunuh diri itu mengakibatkan investor gamang dan pada akhirnya meminta kepastian keamanan investasi di Jatim.

Dari Rp328 triliun, sebesar Rp248 triliun adalah investasi penanam modal asing (PMA) dan Rp60 triliun dari penanaman modal dalam negeri (PMDY). Khusus untuk investasi PMDN, secara umum tidak mengalami masalah karena mereka sudah paham betul kultur yang terjadi di Jatim.Sehingga investasi PDMN tinggal menunggu realisasi saja. “Sementara untuk investasi PMA, mereka ingin mendapat kepastian dari Pemprov Jatim,” katanya.Pada 30 Mei nanti, lanjut dia, pihaknya akan menggelar pertemuan dengan investor di Hotel Majapahit. Dia akan meyakinkan kepada investor bahwa kondisi Jatim sekarang sudah kondusif dan kembali seperti semula.
Pertemuan ini terselenggara karena permintaan investor yang ingin mendapat kepastian soal keamanan. Dalam pertemuan nanti, kata Pakde Karwo, sapaan karib Gubernur Soekarwo, selain dirinya, yang akan menjelaskan kondisi Jatim sudah sangat terkendali pasca teror bom adalah Kapolda Jatim dan Pangdam V/Brawijaya. “Selain itu, akan diundang pula untuk memberikan testimoni investor yang telah sukses menanamkan investasinya di Jatim,” terangnya.

Tidak hanya dari Jatim, pengusaha yang diundang juga dari Jawa Barat. Para pengusaha ini akan memberikan penjelasan kemudahan investasi di Jatim. Soekarwo mengaku siap memberi segala macam kemudahan yang dikehendaki investor, baik soal transportasi, jaringan gas dan juga masalah distribusi logistik.

Sementara negara-negara yang meminta kepastian keamanan untuk investasi itu, paling banyak berasal dari Singapura yang merupakan transito investasi. Dilanjut Jepang, transito investasi dari Malaysia dan China.

“Sejauh ini belum ada satupun investor yang pindah dari Jatim. Mereka (investor) ingin menanyakan soal keamanan saja.Sebab teror ini baru pertama kali terjadi di Jatim, dan teror ini yang juga membuat para investor merasa heran,” katanya.

Tim Ahli Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Jamhadi optimistis perekonomian Jatim akan segera pulih teror bom tersebut. Saat ini, ada beberapa perusahaan dari 36 negara yang telah 10 tahun beroperasi di Jatim dan Surabaya melalui investasi langsung.

Ke- 36 negara itu sudah membuktikan selama ini aman-aman saja. Pihaknya berharap, masyarakat bersama-sama aparat keamanan saling bekerja sama dalam menciptakan rasa aman dan nyaman di lingkungan masing-masing.

Dia menambahkan, saat ini, lanjut dia, peringkat Indonesia untuk negara berisiko, berada di urutan 57 dari 190 negara di dunia. Artinya, Indonesia masih cukup menarik di mata investor, maupun turis asing.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5957 seconds (0.1#10.140)