Polda Sumsel Buru Enam Buronan Teroris
A
A
A
PALEMBANG - Kapolda Sumatera Selatan (Sumsel) Irjen Pol Zulkarnain Adinegara menegaskan, pihaknya akan berupaya menjaga stabilitas keamanan di Sumsel pasca aksi teror bom yang menguncang Kota Surabaya, Jawa Timur.
Bahkan, Zulkarnain mengatakan, pihaknya tetap memburu enam buronan teroris yang kabur dalam penggerebekan di Kabupaten Muara Enim, Sumsel, beberapa bulan lalu.
Dimana dalam penggrebekan itu, 13 orang ditangkap, dan delapan orang ditetapkan menjadi tersangka. "Masih ada enam buronan. Posisinya tidak bisa diinformasikan, tetapi mereka masih ada. Kami terus memburunya dan mudah-mudahan cepat tertangkap," ungkap Zulkarnain, saat dikonfirmasi Senin (14/5/2018).
Sebab bukan tidak mungkin buronan teroris yang kabur tersebut merangkul anggota baru dan terlibat dalam aksi teror yang belakangan terjadi.
Selain itu, Pengawasan terhadap sel-sel teroris ini dikoordinasikan dengan Densus 88 karena memiliki teknologi dalam memonitor pergerakan mereka. "Kami juga harus hati-hati, jangan sampai mereka menjadi lone wolf," ujarnya.
Diketahui, saat ini ada sembilan narapidana teroris yang berada di Sumsel. Empat di antaranya sudah dibebaskan dan sudah dilakukan deradikalisasi.
Zulkarnain mengaku, polisi masih berkomunikasi baik dengan mereka dan memantau secara tidak langsung keseharian mereka. "Untuk pengamanan selain di markas komando, kami pun melakukan patroli di tempat-tempat strategis yang dilakukan Polda dan seluruh Polres. Kami pun berkordinasi dengan Kodam II/Sriwijaya untuk pengamanan," pungkasnya.
Bahkan, Zulkarnain mengatakan, pihaknya tetap memburu enam buronan teroris yang kabur dalam penggerebekan di Kabupaten Muara Enim, Sumsel, beberapa bulan lalu.
Dimana dalam penggrebekan itu, 13 orang ditangkap, dan delapan orang ditetapkan menjadi tersangka. "Masih ada enam buronan. Posisinya tidak bisa diinformasikan, tetapi mereka masih ada. Kami terus memburunya dan mudah-mudahan cepat tertangkap," ungkap Zulkarnain, saat dikonfirmasi Senin (14/5/2018).
Sebab bukan tidak mungkin buronan teroris yang kabur tersebut merangkul anggota baru dan terlibat dalam aksi teror yang belakangan terjadi.
Selain itu, Pengawasan terhadap sel-sel teroris ini dikoordinasikan dengan Densus 88 karena memiliki teknologi dalam memonitor pergerakan mereka. "Kami juga harus hati-hati, jangan sampai mereka menjadi lone wolf," ujarnya.
Diketahui, saat ini ada sembilan narapidana teroris yang berada di Sumsel. Empat di antaranya sudah dibebaskan dan sudah dilakukan deradikalisasi.
Zulkarnain mengaku, polisi masih berkomunikasi baik dengan mereka dan memantau secara tidak langsung keseharian mereka. "Untuk pengamanan selain di markas komando, kami pun melakukan patroli di tempat-tempat strategis yang dilakukan Polda dan seluruh Polres. Kami pun berkordinasi dengan Kodam II/Sriwijaya untuk pengamanan," pungkasnya.
(nag)