Keluarga Terduga Teroris Shock
A
A
A
PEKALONGAN - Salah satu terduga teroris AR (33 tahun) tewas akibat baku tembak di Cianjur, Jawa Barat. Keluarganya di Kecamatan Kesesi, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah pun shock.
Rumah keluarga terduga teroris di tengah kampung ini terlihat sepi, Minggu (13/5/2018) sore. S dan W, ayah dan ibu terduga pelaku teror, terlihat sangat shock dan sedih. Mereka sama sekali tidak menyangka putra keduanya tersebut bisa direkrut dalam jaringan teror.
"Saya mendapat dari keluarga bahwa anak kami meninggal akibat melawan aparat kepolisian. Kami sama sekali tidak tahu jika putra kami ini diduga terlibat jaringan teroris. Dia selama ini bergaul seperti biasa dan berdagang untuk menghidupi keluarganya," jelas ayah AR.
Menurutnya, hingga kini belum ada keterangan resmi atau petugas khusus baik dari pemerintah atau aparat keamanan untuk memberitahukan kondisi sebenarnya yang terjadi. Dia berharap agar jenazah anaknya bisa segera dipulangkan untuk dimakamkan.
Sementara, ibu kandung AR terlihat terus menangis dan kondisinya makin lemah. Perempuan tua ini sakit sejak lima bulan akibat stroke dan belum sembuh sehingga kesulitan berkomunikasi. Meninggalnya sang putra dengan dugaan sebagai pelaku teror menambah kesedihannya.
Sementara, kakak AR, WK, menyebutkan adiknya selama ini tak terlihat beda. Perilakunya biasa saja dan memang sering pergi ke luar kota dengan alasan berdagang. "Dia sudah berkeluarga memiliki satu istri dengan anak yang masih kecil. Usahanya adalah berjualan madu dan buku serta fotokopi," ujarnya.
Sementara itu pihak aparat kepolisian hingga kini belum memberikan keterangan mengenai adanya terduga pelaku teror yang ditembak mati tersebut. "Kami belum mendapat kabar resmi dan tidak ada perintah untuk menyampaikan apa pun ke salah satu keluarga di sini," jelas Kapolsek Kesesi AKP Prajoko Umar. (Baca Juga: Hendak Serang Mako Brimob, Empat Terduga Teroris Tewas Ditembak(zik)
Rumah keluarga terduga teroris di tengah kampung ini terlihat sepi, Minggu (13/5/2018) sore. S dan W, ayah dan ibu terduga pelaku teror, terlihat sangat shock dan sedih. Mereka sama sekali tidak menyangka putra keduanya tersebut bisa direkrut dalam jaringan teror.
"Saya mendapat dari keluarga bahwa anak kami meninggal akibat melawan aparat kepolisian. Kami sama sekali tidak tahu jika putra kami ini diduga terlibat jaringan teroris. Dia selama ini bergaul seperti biasa dan berdagang untuk menghidupi keluarganya," jelas ayah AR.
Menurutnya, hingga kini belum ada keterangan resmi atau petugas khusus baik dari pemerintah atau aparat keamanan untuk memberitahukan kondisi sebenarnya yang terjadi. Dia berharap agar jenazah anaknya bisa segera dipulangkan untuk dimakamkan.
Sementara, ibu kandung AR terlihat terus menangis dan kondisinya makin lemah. Perempuan tua ini sakit sejak lima bulan akibat stroke dan belum sembuh sehingga kesulitan berkomunikasi. Meninggalnya sang putra dengan dugaan sebagai pelaku teror menambah kesedihannya.
Sementara, kakak AR, WK, menyebutkan adiknya selama ini tak terlihat beda. Perilakunya biasa saja dan memang sering pergi ke luar kota dengan alasan berdagang. "Dia sudah berkeluarga memiliki satu istri dengan anak yang masih kecil. Usahanya adalah berjualan madu dan buku serta fotokopi," ujarnya.
Sementara itu pihak aparat kepolisian hingga kini belum memberikan keterangan mengenai adanya terduga pelaku teror yang ditembak mati tersebut. "Kami belum mendapat kabar resmi dan tidak ada perintah untuk menyampaikan apa pun ke salah satu keluarga di sini," jelas Kapolsek Kesesi AKP Prajoko Umar. (Baca Juga: Hendak Serang Mako Brimob, Empat Terduga Teroris Tewas Ditembak(zik)