Ini Kiat 4 Cagub NTT Perangi Korupsi di Daerahnya

Selasa, 08 Mei 2018 - 20:35 WIB
Ini Kiat 4 Cagub NTT Perangi Korupsi di Daerahnya
Ini Kiat 4 Cagub NTT Perangi Korupsi di Daerahnya
A A A
JAKARTA - Perang visi misi mewarnai debat kedua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur (Cagub-Cawagub) Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berlangsung di Gedung iNews Center, Jakarta, Selasa (8/5/2018) malam.
Empat pasangan calon yang diundang Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT saling beradu program unggulan mereka masing-masing dalam debat yang bertemakan “Penataan Birokrasi dan Pemberantasan Korupsi”.

Debat tersebut mengundang empat pasangan calon (paslon), yakni Esthon L Foenay-Christian Rotok (Esthon-Chris), Marianus Sae-Emilia Nomleni (MS-Emi), Benny K Harman-Benny A Litelnoni (Harmoni) dan Viktor Bungtilu Laiskodat-Joseph Nae Soi (Victory-Joss).

Paslon nomor urut 1, Esthon L Foenay-Christian Rotok (Esthon-Chris), misalnya, menyampaikan NTT kaya dengan beragam potensi, namun juga memiliki banyak masalah termasuk dalam birokrasi dan korupsi.

“Birokrasi kita saat ini dalam proses penataan dan korupsi adalah musuh bersama yang harus diberantas. Penataan birokrasi harus dilakukan dengan pendekatan semua pihak, pemerintah, swasta, dan pihak keamanan,” kata Esthon.

Dia menjelaskan, pemerintahan yang baik hanya bisa terwujud jika birokrasinya bersih dari korupsi. Pemerintah juga harus bisa membaca fenomena yang berkembang di masyarakat. “Kami, Esthon dan Chris juga memprioritaskan pelayanan publik dan siap menurunkan angka kemiskinan yang saat ini masih mencapai 22% turun menjadi 50%,” katanya.

Paslon nomor urut 2, Marianus Sae-Emilia Nomleni (MS-Emi) menjanjikan pelayanan publik yang prima guna memajukan NTT. Pasangan ini hanya diwakili Emilia Nomleni mengingat Marianus Sae berhalangan hadir karena berstatus tahanan KPK.

Emilia mengatakan, kemajuan daerah bisa terwujud dengan birokrasi yang baik. “Itu jadi tujuan pasangan MS-Emi yakni memajukan NTT dengan pelayanan publik, NTT berdaya dan bekerja. Semua cukup air dan pangan,” timpalnya.

Soal pemberantasan korupsi, Emilia menegaskan sekalipun langit runtuh keadilan harus tetap ditegakkan.
“Kita semua tahu bahwa Pak Marianus saat ini sedang tersandung masalah hukum, tapi kita harus tetap mengedepankan asas praduga tak bersalah. Yang jelas, kami akan mewujudkan birokrasi yang baik dan bersih. Masyarakat juga harus bersama-sama mewujudkan birokrasi yang baik dan bersih,” ungkapnya.

Sedangkan pasangan Benny K Harman-Benny A Litelnoni (Harmoni) menjanjikan terwujudnya sistem birokrasi yang profesional, bersih, akuntabel dan transparan supaya NTT bisa maju. Benny menyebutkan ada lima misi pokok guna mewujudkan birokrasi yang bersih, yakni reformasi birokrasi, membentuk tim penataan birokrasi dan pemberantasan korupsi, reformasi mental aparatur dengan mengubah dilayani menjadi melayani, revolusi mental antisuap, dan menjamin kebebasan pers serta berpendapat sebagai kontrol publik.

“Meningkatkan kesejahteraan ASN (aparatur sipil negara) berdasar kinerja juga jadi priritas kami guna meujudkan birokrasi yang baik,” ujarnya.

Adapun pasangan Viktor Bungtilu Laiskodat-Joseph Nae Soi (Victory-Joss) menyampaikan akan mewujudkan birokrasi yang bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), profesional, dan inovatif.

“Sesuai misi kami, reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat NTT. Kebutuhan dasar itu, sandang, pangan, kesehatan, pendidikan dan infrastuktur, semua ini bisa terlaksana kalau birokrasinya memiliki mental bersih efisien dan efektif ,” tandasnya.

(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5306 seconds (0.1#10.140)
pixels