Normalisasi Sungai, Mahasiswa PTN dan PTS Wajib KKN di Citarum
A
A
A
BANDUNG - Pemerintah mengerahkan ratusan perguruan tinggi negeri (PTN) dan swasta (PTS) untuk membersihkan Sungai Citarum melalui kegiatan kuliah kerja nyata (KKN).
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, pihaknya akan menginstruksikan seluruh PTN dan PTS di Jawa Barat dan DKI Jakarta agar ikut pada program Citarum Harum. Mahasiswa KKN akan diberi berdasarkan klaster dari hulu hingga hilir Citarum.
"Semua kampus di seluruh Jawa Barat dan DKI Jakarta kami libatkan pada KKN untuk menanggulangi Citarum. Pemerintah menargetkan tujuh tahun selesai. Tetapi untuk kampus ini, harus sudah selesai dalam waktu dua tahun," kata Nasir pada pembukaan acara pameran foto dan riset Citarum di Unpad, Rabu (3/5/2018).
Dia berharap, setiap enam bulan, ada sekitar 250 mahasiswa yang KKN di sepanjang DAS Citarum. Setelah enam bulan, mereka akan diganti oleh mahasiswa lain dari kampus berbeda.
Menurut dia, pihakna sudah melakukan koordinasi dengan semua rektor PTN dan PTS di Jabar dan DKI Jakarta. Bahwa mereka harus menggelar KKN di daerah aliran sungai (DAS) Citarum. Pemerintah, kata dia, akan membuat kapling mulai hulu, tengah, hingga hilir agar target dan standar pencapaiannya terukur.
"Bentuknya nanti pendampingan kepada masyarakat. Selain itu bisa memberikan masukan akan nilai-nilai ekonomi. Bahwa mereka (warga) jangan hanya tergantung kepada sampah dari Citarum," kata dia.
Menurut dia, pendampingan mahasiswa PTN dan PTS sifatnya harus dipertanggungjawabkan. Dalam waktu dua tahun, harus ada hasil yang terukur dan memberi pengaruh signifikan. Misalnya air semakin bersih, masyarakat secara ekonomi baik, kesehatan, dan pendidikan masyarakat sekitar DAS membaik.
Terkait anggaran, lanjut Nasir, pihaknya membebankan kepada pihak kampus. Karena, pemerintah telah mengalokasikan anggaran kepada kampus setiap tahunnya. Dana itu bisa diambil dari pos KKN mahasiswa.
Senada dengan Nasir, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku mengapresiasi langkah Kemenristekdikti yang begitu cepat merespons upaya pelestarian Sungai Citarum.
Menurut dia, sungai Citarum mempunyai dampak sangat besar terhadap kehidupan warga Jabar dan Jakarta. Bila kondisinya kotor penuh limbah, dampak terhadap bayi akan kuntet. Sementara, Indonesia menginginkan bonus demografi yang sehat dan bekualitas.
"Saya akan ketemu 3.200 perusahaan yang beroperasi di sekitar Citarum. Kami akan sampaikan, bahayanya kondisi ini (kotor). Agar mereka punya IPAL (instalasi pengolahan air limbah) sendiri. Itu harus jadi struktur cost produk mereka," kata Luhut.
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, pihaknya akan menginstruksikan seluruh PTN dan PTS di Jawa Barat dan DKI Jakarta agar ikut pada program Citarum Harum. Mahasiswa KKN akan diberi berdasarkan klaster dari hulu hingga hilir Citarum.
"Semua kampus di seluruh Jawa Barat dan DKI Jakarta kami libatkan pada KKN untuk menanggulangi Citarum. Pemerintah menargetkan tujuh tahun selesai. Tetapi untuk kampus ini, harus sudah selesai dalam waktu dua tahun," kata Nasir pada pembukaan acara pameran foto dan riset Citarum di Unpad, Rabu (3/5/2018).
Dia berharap, setiap enam bulan, ada sekitar 250 mahasiswa yang KKN di sepanjang DAS Citarum. Setelah enam bulan, mereka akan diganti oleh mahasiswa lain dari kampus berbeda.
Menurut dia, pihakna sudah melakukan koordinasi dengan semua rektor PTN dan PTS di Jabar dan DKI Jakarta. Bahwa mereka harus menggelar KKN di daerah aliran sungai (DAS) Citarum. Pemerintah, kata dia, akan membuat kapling mulai hulu, tengah, hingga hilir agar target dan standar pencapaiannya terukur.
"Bentuknya nanti pendampingan kepada masyarakat. Selain itu bisa memberikan masukan akan nilai-nilai ekonomi. Bahwa mereka (warga) jangan hanya tergantung kepada sampah dari Citarum," kata dia.
Menurut dia, pendampingan mahasiswa PTN dan PTS sifatnya harus dipertanggungjawabkan. Dalam waktu dua tahun, harus ada hasil yang terukur dan memberi pengaruh signifikan. Misalnya air semakin bersih, masyarakat secara ekonomi baik, kesehatan, dan pendidikan masyarakat sekitar DAS membaik.
Terkait anggaran, lanjut Nasir, pihaknya membebankan kepada pihak kampus. Karena, pemerintah telah mengalokasikan anggaran kepada kampus setiap tahunnya. Dana itu bisa diambil dari pos KKN mahasiswa.
Senada dengan Nasir, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku mengapresiasi langkah Kemenristekdikti yang begitu cepat merespons upaya pelestarian Sungai Citarum.
Menurut dia, sungai Citarum mempunyai dampak sangat besar terhadap kehidupan warga Jabar dan Jakarta. Bila kondisinya kotor penuh limbah, dampak terhadap bayi akan kuntet. Sementara, Indonesia menginginkan bonus demografi yang sehat dan bekualitas.
"Saya akan ketemu 3.200 perusahaan yang beroperasi di sekitar Citarum. Kami akan sampaikan, bahayanya kondisi ini (kotor). Agar mereka punya IPAL (instalasi pengolahan air limbah) sendiri. Itu harus jadi struktur cost produk mereka," kata Luhut.
(rhs)