Pimpinan Musthafawiyah: Pilihan ke Eramas Tak Bisa Ditawar Lagi
A
A
A
MADAILING NATAL - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Musthafawiyah Purba Baru Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Mustafa Bakri menegaskan, dukungan ke calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut No Urut 1, Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas) merupakan harga mati.
"Di sini kami tegaskan bahwa kami sudah bulat tekad kami untuk mendukung Pak Edy dan Pak Ijeck. Ini tidak bisa ditawar-tawar lagi," ujar Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Musthafawiyah Purba Baru, Mustafa Bakri di sela-sela kunjungan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantiyo, Jumat 27 April 2018.
Dalam kesempatan itu, Mustafa bersama santri juga mendoakan agar Jenderal (Purn) Gatot Nurmantiyo juga kelak kembali menjadi pemimpin di Republik Indonesia. "Angkah indahnya kalau seandainya Pak Gatot bisa memimpin Indonesia dan Pak Edy memimpin Sumut ini," ungkapnya.
Sementara itu, Gatot Nurmantyo mengaku kalau dirinya telah lama ingin bisa hadir ke Ponpes Musthafawiyah Purba Baru. "Alhamdulillah hari ini saya bisa hadir bersama istri saya dan juga didampingi Letjen Purn Edy Rahmayadi dan Pak Musa Rajekshah. Karena saya baca sejarah kalau di tempat ini merupakan akar dari pesantren yang ada di Sumatera," terang Gatot.
Dalam kesempatan tersebut Gatot juga mengaku sangat merindukan kekompakan umat Islam khususnya para ulama yang telah mengukir sejarah manis di negeri ini. Tidak hanya sebagai pelopor pemersatu bangsa, para ulama dan santri bahkan terjun langsung ke Medan perang. Dengan tekad, Hidup Atau Mati di Jalan Allah.
"Sebelum ada TNI para ulama ini yang memimpin perang. Bahkan Panglima Besar Sudirman adalah seorang ulama. Makanya TNI ini tak bisa dipisahkan dari ulama. Rakyat itu ibu kandungnya TNI. Saya rindu dengan pesantren yang memikirkan bangsa ini. Tentu alangkah indahnya negeri ini jika para ulama bersatu. Kalau bersatu pasti negeri ini damai," pungkasnya.
"Di sini kami tegaskan bahwa kami sudah bulat tekad kami untuk mendukung Pak Edy dan Pak Ijeck. Ini tidak bisa ditawar-tawar lagi," ujar Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Musthafawiyah Purba Baru, Mustafa Bakri di sela-sela kunjungan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantiyo, Jumat 27 April 2018.
Dalam kesempatan itu, Mustafa bersama santri juga mendoakan agar Jenderal (Purn) Gatot Nurmantiyo juga kelak kembali menjadi pemimpin di Republik Indonesia. "Angkah indahnya kalau seandainya Pak Gatot bisa memimpin Indonesia dan Pak Edy memimpin Sumut ini," ungkapnya.
Sementara itu, Gatot Nurmantyo mengaku kalau dirinya telah lama ingin bisa hadir ke Ponpes Musthafawiyah Purba Baru. "Alhamdulillah hari ini saya bisa hadir bersama istri saya dan juga didampingi Letjen Purn Edy Rahmayadi dan Pak Musa Rajekshah. Karena saya baca sejarah kalau di tempat ini merupakan akar dari pesantren yang ada di Sumatera," terang Gatot.
Dalam kesempatan tersebut Gatot juga mengaku sangat merindukan kekompakan umat Islam khususnya para ulama yang telah mengukir sejarah manis di negeri ini. Tidak hanya sebagai pelopor pemersatu bangsa, para ulama dan santri bahkan terjun langsung ke Medan perang. Dengan tekad, Hidup Atau Mati di Jalan Allah.
"Sebelum ada TNI para ulama ini yang memimpin perang. Bahkan Panglima Besar Sudirman adalah seorang ulama. Makanya TNI ini tak bisa dipisahkan dari ulama. Rakyat itu ibu kandungnya TNI. Saya rindu dengan pesantren yang memikirkan bangsa ini. Tentu alangkah indahnya negeri ini jika para ulama bersatu. Kalau bersatu pasti negeri ini damai," pungkasnya.
(wib)