Kabupaten Mesuji Siap Tatap Masa Depan Lebih Cerah
A
A
A
MESUJI - Kabupaten Mesuji, daerah otonomi baru di Provinsi Lampung, mulai menatap masa depan lebih cerah. Meski jauh dan terkendala infrastruktur yang belum memadai, masyarakat Kabupaten Mesuji optimistis bisa bangkit meraih kemajuan, baik di bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, maupun pariwisata. Semua itu berkat kepemimpinan Bupati Mesuji Khamami.
Pria kelahiran Kebumen 8 Februari 1968 ini memimpin Mesuji sejak 2012. Tahun ini adalah tahun pertama Khamami memimpin Mesuji di periode kedua, 2017-2022. Sejak memimpin Kabupaten Mesuji, Khamami yang pernah menjabat anggota DPRD Provinsi Lampung selama dua periode, 2004-2009 dan 2009-2014 ini, banyak gebrakan pembangunan yang dilakukannya.
Semua program pembangunan sebagai perwujudan dari visi misi Khamami, dilaksanakan dengan hati. Semua program melibatkan masyarakat kecil, seperti program pembangunan jalan, bantuan perumahan layak huni (Baperlahu), pembuatan sumur warga, empang, dan bibit ikan, pemberian ternak ayam, dan lain-lain.
"APBD Mesuji tergolong kecil, hanya Rp886 miliar, dengan PAD hanya Rp800 juta lebih per tahun. Sebesar 23,5% APBD untuk gaji pegawai, dan selebihnya belanja langsung. Namun kondisi itu tak membuat saya surut langkah untuk menyejahterakan masyarakat. Anggaran yang ada saya gunakan semaksimal mungkin untuk pembangunan yang menyentuh hajat hidup rakyat," kata Khamami kepada KORAN SINDO di rumah dinasnya di Mesuji, beberapa waktu lalu.
Dia menuturkan, tahun ini Kabupaten Mesuji membangun jalan sepanjang 100 kilometer yang menghubungkan 17 kecamatan dan 105 desa. Pembangunan jalan cor beton atau lean concret (LC) setebal 15 cm itu dikelola secara swadaya dan melibatkan masyarakat. Artinya, pembangunan jalan tidak dilaksanakan oleh kontraktor. Hanya pengadaan material, pasir, semen, batu, dan kerikil, yang diserahkan kepada kontraktor.
Proses pengerjaannya dilaksanakan oleh masyarakat Mesuji. Pemkab merekrut 28 orang dari masyarakat dan melatih mereka membuat jalan beton melibatkan Lembaga Pengadaan Jasa Konstruksi (LPJK) .
"Tahun ini kami akan rekrut lagi 56 orang untuk membangun jalan. Alat berat seperti gridder, 12 unit ekskavator, mesin pemadat tanah, dan mobil pengolah semen disediakan oleh Pemkab Mesuji. Masyarakat yang terlibat mendapatkan dua gaji, yakni Rp150.000 per hari dan Rp1,5 juta per bulan. Kenapa kami beri gaji harian, tujuannya agar mereka bisa memenuhi kebutuhan harian. Selain itu, mereka juga diberi tiga jaminan asuransi, BPJS kesehatan, ketenagakerjaan, dan kecelakaan diri. Insya Allah dalam dua tahun ini jalan kabupaten sudah selesai dengan cor beton" tutur Khamami.
Untuk membangun 100 kilometer jalan beton itu, ungkap Bupati, Pemkab menggelontorkan dana Rp80 miliar lebih. Sistem swadaya ini jauh lebih murah dengan kualitas terjamin dibanding pembangunan jalan yang diberikan ke kontraktor
Sedangkan program Bantuan Perumahan Layak Huni (Baperlahu), kata Khamami, dibagi dalam tiga jenis. Pertama, pemantapan. Kedua, pembangunan rumah para lansia. Ketiga, permukiman desa. Untuk pemantapan, pemkab hanya memberi bantuan Rp17 juta. Sedangkan material dan lain-lain disediakan oleh pemilik rumah. Kemudian pembangunan rumah reot tak layak huni milik para lanjut usia (lansia) dan janda miskin.
Pemkab memberi bantuan Rp32 juta dalam bentuk material bangunan. Syaratnya rumah itu berdiri di lahan milik pribadi dan si pemilik harus menyediakan dana tambahan untuk konsumsi para tukang. Sedangkan bagi yang tak memiliki lahan dibuatkan rumah desa, mereka boleh tinggal gratis. Saat memimpin Mesuji, terdapat total 15.000 unit rumah warga tak layak huni. Sejak program ini dilaksanakan pada 2013, telah 9.511 rumah warga dipugar. Sisanya sektar 6.000 unit akan direhab secara bertahap. Untuk melaksanakan program ini, Pemkab Mesuji menyediakan anggaran Rp29 miliar, ditambah dana dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kementerian Sosial.
"Tahun ini kami target 2.064 direhab. Untuk menentukan tiga kategori masyarakat yang layak mendapat bantuan ini, saya turun langsung melakukan survei dan mengajak masyarakat terlibat dalam pembangunannya. Dalam pelaksanaannya dibentuk kelompok penamping yang diawasi oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Intinya, hati mereka harus kita sentuh agar mau bergerak, maju bersama," kata suami dari Elviana ini.
Program tersebut, ungkap Khamami, dilaksanakan terinspirasi oleh kehidupan pribadinya. Dia lahir dan dibesarkan dalam keluarga kurang mampu. Untuk makan susah, begitu juga sekolah. Untuk menuntaskan pendidikan sampai tamat SMA, dia harus banting tulang bekerja sebagi tukang bakso dan kuli angkut di sebuah toko bahan bangunan. Bahkan, untuk tempat tinggal saja, Khamami dan istri sempat menumpang di lahan milik pemerintah di kawasan pasar Unit 2 Bandar Agung, Tulang Bawang. Saat rumah warga di pasar itu digusur, Khamami sempat kebingungan.
"Dari pengalaman itulah, setelah saya jadi Bupati, saya gratiskan biaya pendidikan dari SD sampai SMA. Bahkan bagi anak kurang mampu, saya beri beasiswa dan seragam. Sayangnya mulai 2017, pengelolaan SMA diambil alih oleh pemprov," ungkap Khamami.
Sementara itu, di bidang peningkatan perekonomian masyakat, tutur dia, Pemkab Mesuji membantu pemberian modal usaha berupa KUR (Kredit Usaha Rakyat). Selain itu, pemkab membantu membuatkan empang atau kolam ikan, bibit ikan, dan ayam. "Saya mencanangkan Mesuji sebagai produsen. Masyarakat saya dorong untuk memproduksi ayam, ikan, dan produk turunannya. Mau ikan tinggal datang ke Mesuji. Begitu juga sablon kaus, tak perlu lagi ke Bandung," tutur dia.
Sedangkan di bidang pariwisata, Pemkab membangun Taman Keragaman Hayati. Di sini, semua fasilitas tersedia, seperti water boom, kolam pemancingan, wisata naik kuda, penangkaran rusa, burung aneka spesies, dan kuliner.
"Anak-anak muda saya dorong untuk membuat suvenir, kaus, gantungan kunci, dan lain-lain. Modalnya dari KUR dengan bunga rendah," ujar Bupati dengan motto 'Tak Pernah Libur Kecuali Tidur dan 'Orang Kaya itu Teman, Orang Miskin itu Saudara, Jika Ingin Membantu, Bantulah Saudara'.
Pria kelahiran Kebumen 8 Februari 1968 ini memimpin Mesuji sejak 2012. Tahun ini adalah tahun pertama Khamami memimpin Mesuji di periode kedua, 2017-2022. Sejak memimpin Kabupaten Mesuji, Khamami yang pernah menjabat anggota DPRD Provinsi Lampung selama dua periode, 2004-2009 dan 2009-2014 ini, banyak gebrakan pembangunan yang dilakukannya.
Semua program pembangunan sebagai perwujudan dari visi misi Khamami, dilaksanakan dengan hati. Semua program melibatkan masyarakat kecil, seperti program pembangunan jalan, bantuan perumahan layak huni (Baperlahu), pembuatan sumur warga, empang, dan bibit ikan, pemberian ternak ayam, dan lain-lain.
"APBD Mesuji tergolong kecil, hanya Rp886 miliar, dengan PAD hanya Rp800 juta lebih per tahun. Sebesar 23,5% APBD untuk gaji pegawai, dan selebihnya belanja langsung. Namun kondisi itu tak membuat saya surut langkah untuk menyejahterakan masyarakat. Anggaran yang ada saya gunakan semaksimal mungkin untuk pembangunan yang menyentuh hajat hidup rakyat," kata Khamami kepada KORAN SINDO di rumah dinasnya di Mesuji, beberapa waktu lalu.
Dia menuturkan, tahun ini Kabupaten Mesuji membangun jalan sepanjang 100 kilometer yang menghubungkan 17 kecamatan dan 105 desa. Pembangunan jalan cor beton atau lean concret (LC) setebal 15 cm itu dikelola secara swadaya dan melibatkan masyarakat. Artinya, pembangunan jalan tidak dilaksanakan oleh kontraktor. Hanya pengadaan material, pasir, semen, batu, dan kerikil, yang diserahkan kepada kontraktor.
Proses pengerjaannya dilaksanakan oleh masyarakat Mesuji. Pemkab merekrut 28 orang dari masyarakat dan melatih mereka membuat jalan beton melibatkan Lembaga Pengadaan Jasa Konstruksi (LPJK) .
"Tahun ini kami akan rekrut lagi 56 orang untuk membangun jalan. Alat berat seperti gridder, 12 unit ekskavator, mesin pemadat tanah, dan mobil pengolah semen disediakan oleh Pemkab Mesuji. Masyarakat yang terlibat mendapatkan dua gaji, yakni Rp150.000 per hari dan Rp1,5 juta per bulan. Kenapa kami beri gaji harian, tujuannya agar mereka bisa memenuhi kebutuhan harian. Selain itu, mereka juga diberi tiga jaminan asuransi, BPJS kesehatan, ketenagakerjaan, dan kecelakaan diri. Insya Allah dalam dua tahun ini jalan kabupaten sudah selesai dengan cor beton" tutur Khamami.
Untuk membangun 100 kilometer jalan beton itu, ungkap Bupati, Pemkab menggelontorkan dana Rp80 miliar lebih. Sistem swadaya ini jauh lebih murah dengan kualitas terjamin dibanding pembangunan jalan yang diberikan ke kontraktor
Sedangkan program Bantuan Perumahan Layak Huni (Baperlahu), kata Khamami, dibagi dalam tiga jenis. Pertama, pemantapan. Kedua, pembangunan rumah para lansia. Ketiga, permukiman desa. Untuk pemantapan, pemkab hanya memberi bantuan Rp17 juta. Sedangkan material dan lain-lain disediakan oleh pemilik rumah. Kemudian pembangunan rumah reot tak layak huni milik para lanjut usia (lansia) dan janda miskin.
Pemkab memberi bantuan Rp32 juta dalam bentuk material bangunan. Syaratnya rumah itu berdiri di lahan milik pribadi dan si pemilik harus menyediakan dana tambahan untuk konsumsi para tukang. Sedangkan bagi yang tak memiliki lahan dibuatkan rumah desa, mereka boleh tinggal gratis. Saat memimpin Mesuji, terdapat total 15.000 unit rumah warga tak layak huni. Sejak program ini dilaksanakan pada 2013, telah 9.511 rumah warga dipugar. Sisanya sektar 6.000 unit akan direhab secara bertahap. Untuk melaksanakan program ini, Pemkab Mesuji menyediakan anggaran Rp29 miliar, ditambah dana dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Kementerian Sosial.
"Tahun ini kami target 2.064 direhab. Untuk menentukan tiga kategori masyarakat yang layak mendapat bantuan ini, saya turun langsung melakukan survei dan mengajak masyarakat terlibat dalam pembangunannya. Dalam pelaksanaannya dibentuk kelompok penamping yang diawasi oleh Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Intinya, hati mereka harus kita sentuh agar mau bergerak, maju bersama," kata suami dari Elviana ini.
Program tersebut, ungkap Khamami, dilaksanakan terinspirasi oleh kehidupan pribadinya. Dia lahir dan dibesarkan dalam keluarga kurang mampu. Untuk makan susah, begitu juga sekolah. Untuk menuntaskan pendidikan sampai tamat SMA, dia harus banting tulang bekerja sebagi tukang bakso dan kuli angkut di sebuah toko bahan bangunan. Bahkan, untuk tempat tinggal saja, Khamami dan istri sempat menumpang di lahan milik pemerintah di kawasan pasar Unit 2 Bandar Agung, Tulang Bawang. Saat rumah warga di pasar itu digusur, Khamami sempat kebingungan.
"Dari pengalaman itulah, setelah saya jadi Bupati, saya gratiskan biaya pendidikan dari SD sampai SMA. Bahkan bagi anak kurang mampu, saya beri beasiswa dan seragam. Sayangnya mulai 2017, pengelolaan SMA diambil alih oleh pemprov," ungkap Khamami.
Sementara itu, di bidang peningkatan perekonomian masyakat, tutur dia, Pemkab Mesuji membantu pemberian modal usaha berupa KUR (Kredit Usaha Rakyat). Selain itu, pemkab membantu membuatkan empang atau kolam ikan, bibit ikan, dan ayam. "Saya mencanangkan Mesuji sebagai produsen. Masyarakat saya dorong untuk memproduksi ayam, ikan, dan produk turunannya. Mau ikan tinggal datang ke Mesuji. Begitu juga sablon kaus, tak perlu lagi ke Bandung," tutur dia.
Sedangkan di bidang pariwisata, Pemkab membangun Taman Keragaman Hayati. Di sini, semua fasilitas tersedia, seperti water boom, kolam pemancingan, wisata naik kuda, penangkaran rusa, burung aneka spesies, dan kuliner.
"Anak-anak muda saya dorong untuk membuat suvenir, kaus, gantungan kunci, dan lain-lain. Modalnya dari KUR dengan bunga rendah," ujar Bupati dengan motto 'Tak Pernah Libur Kecuali Tidur dan 'Orang Kaya itu Teman, Orang Miskin itu Saudara, Jika Ingin Membantu, Bantulah Saudara'.
(zik)