Penemu Kerangka Ikan Raksasa Relakan Temuannya untuk Ilmu Pengetahuan
A
A
A
TAMBELAN - Usman (53) nelayan Desa Kukup, Kecamatan Tambelan mengaku dirinya tidak keberatan jika tulang-belulang Ikan sepanjang 13 meter yang ditemukan terdampar di Pantai Pulau Pecundak pada bulan Februari 2018 lalu, diangkut ke museum pusat ibukota, untuk diteliti demi ilmu pengetahuan.
Menurutnya, jenis ikan itu tentu jenis ikan langka dan hasil temuannya bisa memberikan sumbangan dalam bidang ilmu pengetahuan.
"Saya tidak keberatan jika tulang belulang ini dipindahkan ke kota atau ke museum, apalagi untuk diteliti para ilmuan, karena jenis ikan ini dengan tulang-belulang yang cukup panjang merupakan hal unik dan langka," ujar Usman saat ditemui dikediamannya, Jumat (20/4/2018).
Usman, yang ditemui sempat menceritakan bagaimana dia tanpa sengaja menemukan kerangka ikan raksasa itu. Awalnya, menurut dia saat itu dirinya sehabis memancing melewati sebuah pulau, yang oleh masyarakat tambelan menyebut pulau itu dengan nama Pulau Pecundak.
"Saya menemukan kerangka tulang ikan ini, di Pulau Pecundak, sekitar 5 Kilometer dari sini. Sewaktu habis mancing ikan," kisahnya.
Saat dia melihat kerangka ilan yang terdampar itu, Usman kemudian menyampaikan kepada nelayan lain dan dirinya berinisiatif bersama nelayan sekitarnya untuk membawa tulang ikan raksasa tersebut ke rumahnya.
Sejak itulah, rumahnya jadi kerap dikunjungi oleh warga sekitar dan juga warga dari luar pulau Tambelan, untuk melihat langsung tulang ikan raksasa itu.
Begitu juga pada Kunjungan kerja Bupati Bintan, Apri Sujadi yang berkunjung ke Kecamatan tambelan, Jumat (20/4/2018). Apri pun menyiapkan waktu khusus untuk mendatangi rumah Usman untuk melihat kerangka ikan raksasa yanh ditemukan oleh para nelayan setempat.
Dalam kunjungan tersebut, Apri langsung merasa takjub dan akan segera menghubungi instansi terkait lainnya guna pengambilan langkah kebijakan selanjutnya.
"Kita belum tahu, ini tulang ikan apa. Namun tentunya, jika dilihat dari struktur tulang, tentunya hewan ini sangat langka, perlu dilakukan penelitian dan pengelolaan temuan langka ini, agar memberikan manfaat bagi warga tambelan dan juga ilmu pengetahuan," pungkas Apri.
Menurutnya, jenis ikan itu tentu jenis ikan langka dan hasil temuannya bisa memberikan sumbangan dalam bidang ilmu pengetahuan.
"Saya tidak keberatan jika tulang belulang ini dipindahkan ke kota atau ke museum, apalagi untuk diteliti para ilmuan, karena jenis ikan ini dengan tulang-belulang yang cukup panjang merupakan hal unik dan langka," ujar Usman saat ditemui dikediamannya, Jumat (20/4/2018).
Usman, yang ditemui sempat menceritakan bagaimana dia tanpa sengaja menemukan kerangka ikan raksasa itu. Awalnya, menurut dia saat itu dirinya sehabis memancing melewati sebuah pulau, yang oleh masyarakat tambelan menyebut pulau itu dengan nama Pulau Pecundak.
"Saya menemukan kerangka tulang ikan ini, di Pulau Pecundak, sekitar 5 Kilometer dari sini. Sewaktu habis mancing ikan," kisahnya.
Saat dia melihat kerangka ilan yang terdampar itu, Usman kemudian menyampaikan kepada nelayan lain dan dirinya berinisiatif bersama nelayan sekitarnya untuk membawa tulang ikan raksasa tersebut ke rumahnya.
Sejak itulah, rumahnya jadi kerap dikunjungi oleh warga sekitar dan juga warga dari luar pulau Tambelan, untuk melihat langsung tulang ikan raksasa itu.
Begitu juga pada Kunjungan kerja Bupati Bintan, Apri Sujadi yang berkunjung ke Kecamatan tambelan, Jumat (20/4/2018). Apri pun menyiapkan waktu khusus untuk mendatangi rumah Usman untuk melihat kerangka ikan raksasa yanh ditemukan oleh para nelayan setempat.
Dalam kunjungan tersebut, Apri langsung merasa takjub dan akan segera menghubungi instansi terkait lainnya guna pengambilan langkah kebijakan selanjutnya.
"Kita belum tahu, ini tulang ikan apa. Namun tentunya, jika dilihat dari struktur tulang, tentunya hewan ini sangat langka, perlu dilakukan penelitian dan pengelolaan temuan langka ini, agar memberikan manfaat bagi warga tambelan dan juga ilmu pengetahuan," pungkas Apri.
(sms)