Gunung Sinabung Erupsi Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 3.000 Meter
A
A
A
KARO - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, kembali meletus dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter, Kamis (19/4/2018) sore. Erupsi disertai luncuran awan panas sejauh 1.000 meter ke arah sektor Timur Tenggara. Terkait peristiwa itu, warga dan pengunjung diimbau tetap menjauhi zona merah dan memakai masker jika terpapar abu vulkanik.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan gunung tersebut kembali meletus pada Kamis sekitar pukul 16.04 WIB.
Erupsi Gunung Sinabung dengan tinggi kolom abu vulkanik 3.000 meter dan diikuti awan panas letusan dengan jarak luncur 1.000 meter ke arah Tenggara - Timur. Lama gempa 459 detik. Angin bertiup lemah - sedang kearah Tenggara-Timur.
“Kami sudah meminta masyarakat di sekitar Gunung Sinabung untuk menjauhi kawasan itu dalam radius 3 kilometer dari puncak karena ada ancaman awan panas,” kata Sutopo melalui akun twitternya, Kamis (19/4/2018).
Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung, Derry Alhidaya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mendekati zona merah Gunung Sinabung yang direkomendasikan petugas PVMBG, yaitu 7 kilometer (km) sektor selatan tenggara, 6 km sektor tenggara timur, dan 4 km ke arah sektor utara timur. “Masyarakat juga dilarang keras untuk memasuki area pembentukan danau dari Sungai Lau Borus,” katanya.
Bagi masyarakat yang berada di seputaran aliran sungai untuk berhati-hati dan tidak mendekati kawasan aliran sungai tersebut, karena jika Bendungan Sungai Lau Borus jebol maka berdampak kepada ratusan rumah yang ada di aliran sungai.
Menyikapi kembali meletusnya Gunung Sinabung, kata Sutopo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Karo sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait ancaman bencana lahar dingin kepada warga yang tinggal di di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus.
Letusan tersebut merupakan kali kedua yang terjadi dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, Gunung Sinabung kembali meletus pada 6 Maret 2018 sekitar pukul 16.07 WIB dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 5.000 meter. Letusan disertai luncuran awan panas sejauh 3.500 meter.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan gunung tersebut kembali meletus pada Kamis sekitar pukul 16.04 WIB.
Erupsi Gunung Sinabung dengan tinggi kolom abu vulkanik 3.000 meter dan diikuti awan panas letusan dengan jarak luncur 1.000 meter ke arah Tenggara - Timur. Lama gempa 459 detik. Angin bertiup lemah - sedang kearah Tenggara-Timur.
“Kami sudah meminta masyarakat di sekitar Gunung Sinabung untuk menjauhi kawasan itu dalam radius 3 kilometer dari puncak karena ada ancaman awan panas,” kata Sutopo melalui akun twitternya, Kamis (19/4/2018).
Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung, Derry Alhidaya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mendekati zona merah Gunung Sinabung yang direkomendasikan petugas PVMBG, yaitu 7 kilometer (km) sektor selatan tenggara, 6 km sektor tenggara timur, dan 4 km ke arah sektor utara timur. “Masyarakat juga dilarang keras untuk memasuki area pembentukan danau dari Sungai Lau Borus,” katanya.
Bagi masyarakat yang berada di seputaran aliran sungai untuk berhati-hati dan tidak mendekati kawasan aliran sungai tersebut, karena jika Bendungan Sungai Lau Borus jebol maka berdampak kepada ratusan rumah yang ada di aliran sungai.
Menyikapi kembali meletusnya Gunung Sinabung, kata Sutopo, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Karo sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait ancaman bencana lahar dingin kepada warga yang tinggal di di sepanjang hilir dan sekitar Sungai Laborus.
Letusan tersebut merupakan kali kedua yang terjadi dalam sebulan terakhir. Sebelumnya, Gunung Sinabung kembali meletus pada 6 Maret 2018 sekitar pukul 16.07 WIB dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 5.000 meter. Letusan disertai luncuran awan panas sejauh 3.500 meter.
(sms)