Hilang 18 Tahun, TKW Asal Banyumas Ditemukan KBRI London
A
A
A
BANYUMAS - Parinah (50), tenaga kerja Indonesia asal Banyumas, Jawa Tengah yang dikabarkan hilang selama 18 tahun ditemukan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di London, Inggris. Kabar ini kontan membuat keluarga merasa gembira.
Pasalnya, keluarga mengaku putus kontak dengan Parinah sejak tahun 2005 lalu. Bahkan, sejak meninggalkan kampung halamannya pada tahun 1999 untuk bekerja di luar negeri, Parinah belum pernah pulang.
Sejumlah perangkat desa dan pihak Dinas Tenaga Kerja Banyumas mendatangi rumah milik saudara Parinah di Desa Petarangan, Kecamatan Kemranjen, Banyumas.
Kedatangan mereka disambut suka cita oleh sejumlah keluarga Parinah. Anak kedua Parinah yaitu Parsin (33) yang ditinggalkan ibunya sejak kecil mengaku ingin sekali bertemu dengan Parinah.
Parsin mengaku saat ia masih kecil hanya mendengar kabar jika ibunya pergi menjadi TKI di Arab Saudi. Parsin terkjut saat mengatahui ibunya ditemukan oleh KBRI London, Inggris.
Awal pencarian Parinah ini dimulai setelah Parsin menerima suat dari ibunya ini pada maret 2018 lalu. Dari isinya, Parinah mengaku sudah tidak betah lagi kerja di London. Bahkan, Parinah menulis surat jika dirinya ingin segera pulang ke Indonesia.
Namun sayangnya, Parinah mengalami kesulitan untuk bisa pulang ke kampung halamannya karena seluruh dokumenya ditahan majikannya. Saat itulah wanita berusia 50 tahun ini meminta keluarganya untuk meminta tolong pemerintah Indonesia memulangkan dirinya.
"Sewaktu ditinggal ke Arab saya masih kecil dan waktu ibu pindah ke London ibu tidak sempat kontak dan kontak terakhir tahun 2005 pakai surat yang bunyinya ibu pingin pulang mau jumpa dengan keluarga. Ada kabar dari ibu kalau surat balasan dari kami sama majikan disembunyikan," ujar Parsin.
Laporan Parsin soal keberadaan ibunya di London, Inggris ini, langsung ditanggapi oleh perangkat Desa Petarangan serta Dinas Tenaga Kerja Banyumas. Mereka semula kesulitan untuk mencari dokumen dari Parinah. Pasalnya, kepergian Parinah menjadi TKI ke Arab Saudi kemudian pindah ke London tak tercatat oleh pihak desa dan dinas tenaga kerja.
Menurut Agus Widodo Kabid Penempatan TKI Disnakertras Banyumas mengatakan, pihaknya akan terus membantu hingga kepulangan Parinah ke kampung halamannya agar bisa bertemu dengan keluarga yang sudah merindukannya.
"Kami akan berusaha agar Parinah segera bisa bertemu keluarganya di Desa Petarangan. Kami juga sudah menyiapkan penjemputan Parinah yang menurut kabar akan pulang hari selasa (10/4) dari London," pungkasnya.
Pasalnya, keluarga mengaku putus kontak dengan Parinah sejak tahun 2005 lalu. Bahkan, sejak meninggalkan kampung halamannya pada tahun 1999 untuk bekerja di luar negeri, Parinah belum pernah pulang.
Sejumlah perangkat desa dan pihak Dinas Tenaga Kerja Banyumas mendatangi rumah milik saudara Parinah di Desa Petarangan, Kecamatan Kemranjen, Banyumas.
Kedatangan mereka disambut suka cita oleh sejumlah keluarga Parinah. Anak kedua Parinah yaitu Parsin (33) yang ditinggalkan ibunya sejak kecil mengaku ingin sekali bertemu dengan Parinah.
Parsin mengaku saat ia masih kecil hanya mendengar kabar jika ibunya pergi menjadi TKI di Arab Saudi. Parsin terkjut saat mengatahui ibunya ditemukan oleh KBRI London, Inggris.
Awal pencarian Parinah ini dimulai setelah Parsin menerima suat dari ibunya ini pada maret 2018 lalu. Dari isinya, Parinah mengaku sudah tidak betah lagi kerja di London. Bahkan, Parinah menulis surat jika dirinya ingin segera pulang ke Indonesia.
Namun sayangnya, Parinah mengalami kesulitan untuk bisa pulang ke kampung halamannya karena seluruh dokumenya ditahan majikannya. Saat itulah wanita berusia 50 tahun ini meminta keluarganya untuk meminta tolong pemerintah Indonesia memulangkan dirinya.
"Sewaktu ditinggal ke Arab saya masih kecil dan waktu ibu pindah ke London ibu tidak sempat kontak dan kontak terakhir tahun 2005 pakai surat yang bunyinya ibu pingin pulang mau jumpa dengan keluarga. Ada kabar dari ibu kalau surat balasan dari kami sama majikan disembunyikan," ujar Parsin.
Laporan Parsin soal keberadaan ibunya di London, Inggris ini, langsung ditanggapi oleh perangkat Desa Petarangan serta Dinas Tenaga Kerja Banyumas. Mereka semula kesulitan untuk mencari dokumen dari Parinah. Pasalnya, kepergian Parinah menjadi TKI ke Arab Saudi kemudian pindah ke London tak tercatat oleh pihak desa dan dinas tenaga kerja.
Menurut Agus Widodo Kabid Penempatan TKI Disnakertras Banyumas mengatakan, pihaknya akan terus membantu hingga kepulangan Parinah ke kampung halamannya agar bisa bertemu dengan keluarga yang sudah merindukannya.
"Kami akan berusaha agar Parinah segera bisa bertemu keluarganya di Desa Petarangan. Kami juga sudah menyiapkan penjemputan Parinah yang menurut kabar akan pulang hari selasa (10/4) dari London," pungkasnya.
(nag)