Fasilitas Terbatas, Peserta UNBK di Jabar Bergantian Gunakan Komputer
A
A
A
BANDUNG - Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Provinsi Jawa Barat masih dibayangi keterbatasan fasilitas komputer. Di Jabar, peserta UNBK terpaksa bergantian menggunakan komputer untuk menyelesaikan soal-soal yang diujikan.
Jumlah komputer yang tersedia untuk menunjang pelaksanaan UNBK tingkat SMA/MA di Jabar sebanyak 124.055 unit. Sedangkan pesertanya mencapai 280.489 dari 2.700 sekolah.
"Jadi rata-rata 1 komputer memang digunakan tiga siswa," ungkap Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar Ahmad Hadadi di Bandung, Senin (9/4/2018).
Meski terpaksa bergantian, lanjut Hadadi, pihaknya mengaku bersyukur karena peserta UNBK di Jabar tahun ini menembus 100 persen. Tahun sebelumnya, kata Hadadi, masih terdapat siswa yang melaksanakan ujian tanpa berbasis komputer.
"Tahun kemarin (2017) yang UNBK 84,6%. Sekarang Alhamdulillah 100%," ujarnya.
Dia meyakini, pelaksanaan UNBK di Jabar tidak akan diwarnai kecurangan. Pasalnya, soal-soal yang diujikan dalam UNBK berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa lainnya. Hadadi pun optimistis, tidak akan ada kasus kebocoran soal dalam pelaksanaan UNBK di Jabar karena tingkat keamanannya yang baik.
"Dengan berbasis komputer, tingkat kebocoran nyaris tidak ada. Server pusat dengan server sekolah connect," katanya.
Selain itu, siswa pun dipastikan tidak bisa bekerja sama karena masing-masing siswa mendapat soal yang berbeda. Terlebih, tambah Hadadi, pihaknya pun sudah sejak lama menggalakkan gerakan pendidikan karakter agar siswa disiplin dan taat azas.
Lebih lanjut Hadadi mengatakan, UNBK tidak menentukan kelulusan siswa. Sebab, kelulusan siswa ditentukan oleh pihak sekolah masing-masing berdasarkan nilai akademik dan non-akademik siswa.
"Lulus tidaknya oleh sekolah berdasarkan nilai prestasi, nilai sikap. Jadi (UNBK) ini lebih ke pemetaan nasional untuk sistem pendidikan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 3 Kota Bandung Yeni Gantini mengatakan, jumlah peserta UNBK di sekolahnya mencapai 432 siswa. Mengingat keterbatasan komputer yang tersedia, pihaknya membagi ujian tersebut ke dalam tiga sesi.
Meski begitu, pihaknya optimistis, tidak akan ada kebocoran soal dalam UNBK di sekolahnya karena sistem pengamanannya yang cukup baik. Dia menjelaskan, pada pelaksanaan UNBK 9-12 April 2018 ini, pihaknya sudah mengunduh soal dari server pusat sejak Jumat (6/4/2018) lalu.
"Soal kami terima dari server pusat. Diterima di server lokal di masing-masing sekolah," kata Yeni di sela-sela peninjauan UNBK di SMA Negeri 3 Kota Bandung, Jalan Belitung, Kota Bandung, Senin (9/4/2018).
Selanjutnya, kata Yeni, soal yang diterima langsung dikunci sehingga tidak bisa dibuka dan baru bisa dibuka sesaat menjelang ujian dilaksanakan. Selain itu, ketika siswa mengunduh soal ujian pun, diperlukan kata sandi yang akan berubah dalam waktu 15 menit saja.
"Jadi setelah siswa log in, nanti ada token, sebagai password," tandasnya.
Jumlah komputer yang tersedia untuk menunjang pelaksanaan UNBK tingkat SMA/MA di Jabar sebanyak 124.055 unit. Sedangkan pesertanya mencapai 280.489 dari 2.700 sekolah.
"Jadi rata-rata 1 komputer memang digunakan tiga siswa," ungkap Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar Ahmad Hadadi di Bandung, Senin (9/4/2018).
Meski terpaksa bergantian, lanjut Hadadi, pihaknya mengaku bersyukur karena peserta UNBK di Jabar tahun ini menembus 100 persen. Tahun sebelumnya, kata Hadadi, masih terdapat siswa yang melaksanakan ujian tanpa berbasis komputer.
"Tahun kemarin (2017) yang UNBK 84,6%. Sekarang Alhamdulillah 100%," ujarnya.
Dia meyakini, pelaksanaan UNBK di Jabar tidak akan diwarnai kecurangan. Pasalnya, soal-soal yang diujikan dalam UNBK berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa lainnya. Hadadi pun optimistis, tidak akan ada kasus kebocoran soal dalam pelaksanaan UNBK di Jabar karena tingkat keamanannya yang baik.
"Dengan berbasis komputer, tingkat kebocoran nyaris tidak ada. Server pusat dengan server sekolah connect," katanya.
Selain itu, siswa pun dipastikan tidak bisa bekerja sama karena masing-masing siswa mendapat soal yang berbeda. Terlebih, tambah Hadadi, pihaknya pun sudah sejak lama menggalakkan gerakan pendidikan karakter agar siswa disiplin dan taat azas.
Lebih lanjut Hadadi mengatakan, UNBK tidak menentukan kelulusan siswa. Sebab, kelulusan siswa ditentukan oleh pihak sekolah masing-masing berdasarkan nilai akademik dan non-akademik siswa.
"Lulus tidaknya oleh sekolah berdasarkan nilai prestasi, nilai sikap. Jadi (UNBK) ini lebih ke pemetaan nasional untuk sistem pendidikan," jelasnya.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 3 Kota Bandung Yeni Gantini mengatakan, jumlah peserta UNBK di sekolahnya mencapai 432 siswa. Mengingat keterbatasan komputer yang tersedia, pihaknya membagi ujian tersebut ke dalam tiga sesi.
Meski begitu, pihaknya optimistis, tidak akan ada kebocoran soal dalam UNBK di sekolahnya karena sistem pengamanannya yang cukup baik. Dia menjelaskan, pada pelaksanaan UNBK 9-12 April 2018 ini, pihaknya sudah mengunduh soal dari server pusat sejak Jumat (6/4/2018) lalu.
"Soal kami terima dari server pusat. Diterima di server lokal di masing-masing sekolah," kata Yeni di sela-sela peninjauan UNBK di SMA Negeri 3 Kota Bandung, Jalan Belitung, Kota Bandung, Senin (9/4/2018).
Selanjutnya, kata Yeni, soal yang diterima langsung dikunci sehingga tidak bisa dibuka dan baru bisa dibuka sesaat menjelang ujian dilaksanakan. Selain itu, ketika siswa mengunduh soal ujian pun, diperlukan kata sandi yang akan berubah dalam waktu 15 menit saja.
"Jadi setelah siswa log in, nanti ada token, sebagai password," tandasnya.
(rhs)