Disdik Jabar Siapkan Protokol Kesehatan Ketat untuk Siswa SMA/SMK/SLB
loading...
A
A
A
BANDUNG - Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat tengah menyiapkan skenario pembukaan kembali kegiatan pendidikan tingkat SMA/SMK/SLB di seluruh wilayah Jabar dengan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 secara maksimal.
Protokol kesehatan di tingkatan sekolah yang menjadi kewenangan Pemprov Jabar ini akan menjadi pedoman bagi orang tua, guru, siswa, dan orang tua agar tidak tertular COVID-19. (Baca juga; Forum Orang Tua Siswa Kota Bandung Keberatan Wacana Masuk Sekolah Juni 2020 )
Kepala Disdik Jabar, Dewi Kartika menyatakan, data terbaru Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar (Pikobar) akan menjadi acuan pihaknya dalam menyusun standar operasional prosedur (SOP) di kabupaten/kota dengan zona COVID-19 yang berbeda- beda.
Menurutnya, protokol kesehatan di sekolah pada prinsipnya tidak akan jauh berbeda dengan yang sudah ada, yakni dengan jaga jarak (physical distancing) dan pola hidup sehat dan bersih. Namun, pada beberapa poin ada penyesuaian seperti alat pelindung diri tambahan.
Meski begitu, lanjut dia, hal yang perlu diwaspadai adalah interaksi siswa sejak dari rumah, dalam perjalanan ke sekolah, di kelas bersama guru, serta interaksi dengan teman-temannya.
"Kita tidak tahu siswa berinteraksi di rumah dengan siapa saja, terus pergi sekolahnya pakai angkot ketemu siapa saja kita tidak tahu. Ini yang harus diantisipasi," papar Dewi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/5/2020).
Dewi mengaku, tidak terlalu khawatir siswa SLTA tersebut tertular COVID-19 karena berdasarkan data, siswa SMA/SMK/SLB merupakan kelompok usia sekolah paling tahan terhadap paparan COVID-19. Namun, yang menjadi atensinya bahwa siswa berpotensi menjadi pembawa virus bagi orang sekitar yang berusia lanjut.
"Mereka boleh jadi guru sepuh, orang tua di rumah, atau teman perjalanan saat menggunakan transportasi publik. Anak-anak SMA itu pada kuat, tapi dia bisa menjadi carrier virus. Ini juga perlu jadi perhatian," ungkapnya.
Hal lain yang perku diantisipasi adalah SOP penanganan jika ternyata ada siswa yang positif COVID-19. Meskipun Pemprov Jabar yang menyusun protokol kesehatan COVID-19 di SLTA, namun yang melaksanakannya adalah pemerintah kabupaten/kota.
"Jika misalnya ada kasus di sekolah, provinsi tidak mungkin datang langsung ke sekolah, harus dari kabupaten/kota karena sekolahnya ada di daerah,” jelasnya.
Dia berharap, adaptasi protokol kesehatan di SMA/SMK/SLB ini dapat rampung secepat mungkin agar dapat disosialiasasikan ke kabupaten/kota. "Kementerian Pendidikan sudah ada plan A, plan B, plan C, tapi belum sampai ke kita (Disdik Jabar). Insya allah Jumat ini sudah jelas," imbuhnya.
Terkait jadwal pembukaan kembali kegiatan pendidikan di sekolah, Dewi menegaskan bahwa Disdik Jabar masih menunggu keputusan Kementerian Pendidikan Nasional yang saat ini juga masih menunggu keputusan Satgas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Nasional. (Baca juga; Rencana Sekolah Dibuka 15 Juni 2020, Jabar Tunggu Instruksi Pusat )
"Pak Menteri Nadiem ancar-ancar semester awal harus mulai pada Juli, tapi pertama kali masuk sekolahnya tanggal berapa harus nunggu informasi Satgas COVID Pusat," tandasnya.
Lihat Juga: Geger Sekolah Petra Surabaya dan Warga Ribut Gegara Tarikan Iuran Keamanan Puluhan Juta Rupiah Per Bulan
Protokol kesehatan di tingkatan sekolah yang menjadi kewenangan Pemprov Jabar ini akan menjadi pedoman bagi orang tua, guru, siswa, dan orang tua agar tidak tertular COVID-19. (Baca juga; Forum Orang Tua Siswa Kota Bandung Keberatan Wacana Masuk Sekolah Juni 2020 )
Kepala Disdik Jabar, Dewi Kartika menyatakan, data terbaru Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar (Pikobar) akan menjadi acuan pihaknya dalam menyusun standar operasional prosedur (SOP) di kabupaten/kota dengan zona COVID-19 yang berbeda- beda.
Menurutnya, protokol kesehatan di sekolah pada prinsipnya tidak akan jauh berbeda dengan yang sudah ada, yakni dengan jaga jarak (physical distancing) dan pola hidup sehat dan bersih. Namun, pada beberapa poin ada penyesuaian seperti alat pelindung diri tambahan.
Meski begitu, lanjut dia, hal yang perlu diwaspadai adalah interaksi siswa sejak dari rumah, dalam perjalanan ke sekolah, di kelas bersama guru, serta interaksi dengan teman-temannya.
"Kita tidak tahu siswa berinteraksi di rumah dengan siapa saja, terus pergi sekolahnya pakai angkot ketemu siapa saja kita tidak tahu. Ini yang harus diantisipasi," papar Dewi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (27/5/2020).
Dewi mengaku, tidak terlalu khawatir siswa SLTA tersebut tertular COVID-19 karena berdasarkan data, siswa SMA/SMK/SLB merupakan kelompok usia sekolah paling tahan terhadap paparan COVID-19. Namun, yang menjadi atensinya bahwa siswa berpotensi menjadi pembawa virus bagi orang sekitar yang berusia lanjut.
"Mereka boleh jadi guru sepuh, orang tua di rumah, atau teman perjalanan saat menggunakan transportasi publik. Anak-anak SMA itu pada kuat, tapi dia bisa menjadi carrier virus. Ini juga perlu jadi perhatian," ungkapnya.
Hal lain yang perku diantisipasi adalah SOP penanganan jika ternyata ada siswa yang positif COVID-19. Meskipun Pemprov Jabar yang menyusun protokol kesehatan COVID-19 di SLTA, namun yang melaksanakannya adalah pemerintah kabupaten/kota.
"Jika misalnya ada kasus di sekolah, provinsi tidak mungkin datang langsung ke sekolah, harus dari kabupaten/kota karena sekolahnya ada di daerah,” jelasnya.
Dia berharap, adaptasi protokol kesehatan di SMA/SMK/SLB ini dapat rampung secepat mungkin agar dapat disosialiasasikan ke kabupaten/kota. "Kementerian Pendidikan sudah ada plan A, plan B, plan C, tapi belum sampai ke kita (Disdik Jabar). Insya allah Jumat ini sudah jelas," imbuhnya.
Terkait jadwal pembukaan kembali kegiatan pendidikan di sekolah, Dewi menegaskan bahwa Disdik Jabar masih menunggu keputusan Kementerian Pendidikan Nasional yang saat ini juga masih menunggu keputusan Satgas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Nasional. (Baca juga; Rencana Sekolah Dibuka 15 Juni 2020, Jabar Tunggu Instruksi Pusat )
"Pak Menteri Nadiem ancar-ancar semester awal harus mulai pada Juli, tapi pertama kali masuk sekolahnya tanggal berapa harus nunggu informasi Satgas COVID Pusat," tandasnya.
Lihat Juga: Geger Sekolah Petra Surabaya dan Warga Ribut Gegara Tarikan Iuran Keamanan Puluhan Juta Rupiah Per Bulan
(wib)