Tangkap Harimau Bonita, Bule Cantik asal Kanada Didatangkan
A
A
A
PEKANBARU - Berbagai upaya dilakukan untuk menangkap harimau Bonita salah satunya adalah mendatangkan pawang. Kali ini pawang khusus didatangkan dari luar negeri untuk menjinakkan si belang.
Bule tersebut adalah bernama Shakti kebangsaan Kanada. Bule berparas cantik ini merupakan animal communicator."Wanita asal Kanada itu berasal dari organisasi satwa yakni Yayasan ASARI," ucap Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Dian Indriati Rabu (4/4/2018).
Saat ini Shakti sudah bergabung dengan Tim Rescue yang terdiri dari TNI, Polri, BBKSDA dan warga di Pelangiran Kabupaten Inhil, Riau.
"Segala upaya akan dilakukan tim untuk menangani masalah harimau Sumatera termasuk mendatangkan communicator animal asal Kanada itu," ucapnya.
Untuk memburu Bonita tim rescue dibagi dalam tiga tim. Mereka dilengkapi dengan senjata bius dan senjata api yang akan digunakan bila kondisi darurat.
Si raja hutan itu saat ini terdeteksi kembali lagi berada di kebun sawit PT THIP (Tabungan Haji Indo Plantation). Pada 2 April 2018 lalu, Bonita kembali meneror pekerja PT THIP. Dimana salah satu karyawan bernama Iwan dikejar dan berhasil selamat setelah masuk parit.
Sebelumnya, dua warga di Pelanggiran, Inhil tewas diserang harimau bernama Bonita. Peristiwa pertama terjadi pada 3 Januari 2018 dengan korban Jumiati, karyawati PT THIP. Kemudian pada 10 Maret, harimau Sumatera itu kembali menyerang warga bernama Yusri. Keduanya diterkam di bagian tengkuk.
Organisasi pencinta alam internasional WWF menyatakan, penyerangan harimau ke manusia di Inhil disebabkan hutan beralih fungsi menjadi perkebunan sawit oleh PT THIP dan Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Arara Abadi yang merupakan anak perusahaan Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP). Petugas sudah beberapa kali menembak bius Bonita. Namun si raja hutan ini bangun lagi, walau sempat tergeletak.
Bule tersebut adalah bernama Shakti kebangsaan Kanada. Bule berparas cantik ini merupakan animal communicator."Wanita asal Kanada itu berasal dari organisasi satwa yakni Yayasan ASARI," ucap Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau, Dian Indriati Rabu (4/4/2018).
Saat ini Shakti sudah bergabung dengan Tim Rescue yang terdiri dari TNI, Polri, BBKSDA dan warga di Pelangiran Kabupaten Inhil, Riau.
"Segala upaya akan dilakukan tim untuk menangani masalah harimau Sumatera termasuk mendatangkan communicator animal asal Kanada itu," ucapnya.
Untuk memburu Bonita tim rescue dibagi dalam tiga tim. Mereka dilengkapi dengan senjata bius dan senjata api yang akan digunakan bila kondisi darurat.
Si raja hutan itu saat ini terdeteksi kembali lagi berada di kebun sawit PT THIP (Tabungan Haji Indo Plantation). Pada 2 April 2018 lalu, Bonita kembali meneror pekerja PT THIP. Dimana salah satu karyawan bernama Iwan dikejar dan berhasil selamat setelah masuk parit.
Sebelumnya, dua warga di Pelanggiran, Inhil tewas diserang harimau bernama Bonita. Peristiwa pertama terjadi pada 3 Januari 2018 dengan korban Jumiati, karyawati PT THIP. Kemudian pada 10 Maret, harimau Sumatera itu kembali menyerang warga bernama Yusri. Keduanya diterkam di bagian tengkuk.
Organisasi pencinta alam internasional WWF menyatakan, penyerangan harimau ke manusia di Inhil disebabkan hutan beralih fungsi menjadi perkebunan sawit oleh PT THIP dan Hutan Tanaman Industri (HTI) PT Arara Abadi yang merupakan anak perusahaan Indah Kiat Pulp and Paper (IKPP). Petugas sudah beberapa kali menembak bius Bonita. Namun si raja hutan ini bangun lagi, walau sempat tergeletak.
(whb)