Bina Napi, Lapas Narkotika Dirikan Dapur Roti

Senin, 26 Maret 2018 - 21:15 WIB
Bina Napi, Lapas Narkotika Dirikan Dapur Roti
Bina Napi, Lapas Narkotika Dirikan Dapur Roti
A A A
BINTAN - Lapas Narkotika Kelas IIA Tanjungpinang, Kepri yang berlokasi di Kampung Banjar, Km 18 Kecamatan Gunung Kijang tidak berhenti melakukan inovasi pembinaan terhadap para warga binaan yang berada di dalam lapas Narkotika.

Setelah sukses mendirikan rumah pesantren di dalam Lapas Narkotika salah satu pembinaan rohani bagi para warga binaan, pihak lapas kali ini membangun rumah produksi olahan berupa dapur toti. Dapur roti ini melibatkan warga binaan untuk memproduksi roti yang bisa dinikmati para warga binaan penghuni lapas narkotika di bawah naungan Koperasi Lapas Narkotika yang dinamai dengan 'Dapur Roti Zaman Now'.

Kalapas Narkotika Kelas IIA Tanjungpinang, Misbahuddin mengatakan, pembangunan Dapur Roti di dalam lapas merupakan bentuk pembinaan agar warga binaan memiliki kemampuan atupun keahlian positif selama menjalani masa tahanan.

"Dapur Roti ini sama seperti rumah kreatif yang mengelola kerajinan tangan, melibatkan warga binaan yang memiliki pengalaman di restoran dan dibina oleh petugas kita," ujar Misbahuddin saat ditemui di kantornya, Senin (26/3/2018).

Ia melanjutkan, Dapur Roti ini telah berdiri selama hampir sebulan, dan telah memproduksi roti dengan 5 kilogram tepung perhari.

"Mampu memasok kebutuhan roti, bagi warga binaan. Kita jual kepada para warga binaan dengan harga Rp2.000 yang dikelola koperasi kita," ujarnya.

Ke depan, jika Dapur Roti ini berkembang dan sukses, produksi roti nantinya akan dijual ke Lapas dan Rutan yang ada di Tanjungpinang dan Bintan. Bahkan rencana ke depan akan dijual kepada masyarakat umum dengan mendirikan outlet.

Ari, warga binaan yang terlibat di dalam Dapur Roti Lapas Narkotika ini, mengaku sangat semangat menggeluti kegiatan itu. Ia berharap nantinya saat bebas dan kembali ke masyarakat telah memiliki kemampuan untuk membuka usaha di bidang produksi roti.

"Ini menjadi modal dan bekal yang yang sangat berharga selama menjalani pembinaan di Lapas Narkotika. Selama ini saya hanya punya pengalamam kerja di kapal bagian masak. Di sini kami dilatih bagaimana mengemas dan membuat kue yang rasanya nikmat dan digemari. Tiap hari kami produksi 5 kilo tepung per hari, dengan jumlah roti mencapai 500 biji perhari," pungkasnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0823 seconds (0.1#10.140)