Lulusan BLK Lombok Timur 100% Terserap Royal Caribbean

Jum'at, 23 Maret 2018 - 12:00 WIB
Lulusan BLK Lombok Timur...
Lulusan BLK Lombok Timur 100% Terserap Royal Caribbean
A A A
LOMBOK TIMUR - Nusa Tenggara Barat (NTB) sering dijadikan pemberitaan tentang TKI ilegal yang pulang karena kasus kekerasan. Namun ternyata NTB pula, tepatnya Lombok Timur, yang memasok 5% kru kapal pesiar Royal Caribbean.

Mereka yang terserap bekerja di salah satu kapal pesiar terbesar di dunia tersebut merupakan lulusan Balai Latihan Kerja (BLK) Lombok Timur (Lotim). BLK yang diresmikan pada 2014 itu memusatkan pelatihan di sektor pariwisata, yakni di sektor perhotelan dan kapal pesiar.
Output BLK Lotim memang luar bisa. Pada 2017, misalnya, dari 1.398 siswa semuanya langsung ditempatkan bekerja di kapal pesiar mewah tersebut. Mayoritas jurusan cleaner, yakni sebanyak 374 orang, dan kedua utilitas dapur (galley utility) sekitar 358 orang.

"Saya bangga karena 1.398 siswa pelatihan kapal pesiar ini berhasil bekerja di luar negeri. Mereka mengibarkan bendera merah putih keliling dunia," ujar Kepala BLK Lotim, Sirman, saat media gathering Kemenakertrans di BLK Lotim, Kamis (22/3/2018).

Untuk menggembleng siswa, BLK Lotim bekerja sama dengan Royal Carribean. Mereka mendatangkan instruktur dari kru kapal yang sudah berpengalaman selama empat tahun. Hebatnya lagi, pelatihan bertaraf internasional ini telah dinobatkan sebagai pelatihan kapal pesiar terbaik se-Asia Tenggara pada workshop pelaku industri kapal pesiar beberapa waktu lalu. "Prestasi ini mengalahkan Filipina dan China yang juga fokus pada pelatihan tenaga kerja di kapal pesiar," ujar Sirman bangga.

Selain diterima seluruhnya bekerja di Royal Carribean, saat ini animo masyarakat untuk ikut pelatihan menjadi kru kapal pesiar ini sangat tinggi karena standar gajinya yang diterima juga menggiurkan. Minimal seorang kru per bulan bisa mendapatkan Rp10 juta. Bahkan seorang waiter bisa mencapai Rp20 juta sebulan. Para siswa yang direkrut akan bekerja untuk kontrak selama delapan bulan. Setelah itu turun kapal dan istirahat selama dua bulan dan jika kinerjanya memuaskan bisa dipanggil bekerja lagi.

Untuk bisa ikut pelatihan BLK Lotim tidak dipatok syarat yang rumit. Setiap anggota masyarakat yang berusia 18 tahun dan masih pengangguran akan di terima ikut pelatihan. "Siswa yang baru menjalani setengah pelatihan sudah bisa direkrut menjadi kru. Ini yang menyebabkan penyerapan kita sudah 100%. Warga juga tertarik karena anaknya baru bekerja beberapa bulan saja sudah bisa beli tanah," katanya.

Sirman menjelaskan, sebetulnya kebutuhan kru kapal Royal Carribean setiap tahunnya mencapai 39.000 orang. Namun karena keterbatasan kapasitas, BLK Lotim hanya bisa mencetak lulusan 1.398 siswa. Jumlahnya 5% dari kebutuhan dan sisanya dipasok dari tenaga kerja Filipina. Karena itu Sirman berharap perhatian pemerintah pusat dan daerah terhadap pelatihan kru kapal pesiar ini semakin diperhatikan.

Hal ini penting karena industri pariwisata menjadi salah satu sektor perekonomian yang tumbuh pesat, baik di Indonesia maupun dunia pada umumnya. "Di seluruh dunia pembangunan hotel, kapal pesiar, dan restoran tumbuh pesat. Artinya permintaan tenaga kerja di sektor ini juga meningkat tajam," katanya.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kadisnakertrans) Provinsi Nusa Tenggara Barat Wildan menyebutkan beberapa tantangan ketenagakerjaan di NTB. Di antaranya penurunan angka pengangguran tidak sejalan dengan penurunan angka kemiskinan di NTB. Lalu tingkat pendidikan dan kompetensi angkatan kerja yang rendah yang masih didominasi SMP ke bawah.

Selain itu kurangnya kualitas dan kuantitas instruktur di BLK serta sarana-prasarana di BLK yang belum memadai. Namun Pemprov NTB akan melakukan pembenahan agar bisa menangkap peluang ketenagakerjaan. Dia menjelaskan, diresmikannya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika akan menjadi pintu kesempatan kerja baru. Selain itu dibukanya Pelabuhan Teluk Awang sebagai pelabuhan industrialisasi perikanan terpadu juga menjadi peluang ketenagakerjaan baru.

"Eksplorasi lokasi pertambangan emas baru di Dodorinti dan di Dompu akan menyerap tenaga kerja di sektor ini. Juga pembangunan smelter di PT AMMNT (Dodorinti) akan menyerap tenaga kerja di sektor konstruksi," jelasnya.

Sementara itu Dirjen Binalattas Kementerian Ketenagakerjaan Bambang Satrio Lelono mengatakan, pemerintah mendorong Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) di seluruh Indonesia yang tergabung dalam wadah Asosiasi LPKS agar meningkatkan mutu layanan dan penyelenggaraan pelatihan yang berkualitas. Asosiasi LPKS diharapkan dapat membantu upaya pemerintah dalam mempersiapkan tenaga-tenaga kompeten dan profesional yang dapat bersaing di tingkat global, khususnya pada bidang digitalisasi, otomasi, dan artificial intelligent.

"Peningkatan mutu layanan pelatihan merupakan sesuatu yang mutlak, terlebih dengan tantangan ke depan di era revolusi industri 4.0 saat ini," sebutnya.

Menurutnya, perbaikan mutu keluaran lembaga pelatihan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, akademisi, dunia usaha dan dunia industri serta masyarakat. Ke depan pembangunan Indonesia akan berfokus pada SDM untuk mengelola infrastruktur yang sudah dibangun. Pemerintah akan melibatkan seluruh komponen dalam mencetak tenaga kerja andal, termasuk LPKS ini.

Dalam kesempatan ini, Satrio berharap semua lembaga pelatihan yang ada memiliki satu persepsi, visi dan misi serta berkomitmen dalam rangka peningkatan kualitas SDM bangsa Indonesia.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1220 seconds (0.1#10.140)