Bea Cukai Aceh dan Karantina Pertanian Musnahkan Ayam Jantan Ilegal dari Thailand

Bea Cukai Aceh dan Karantina Pertanian Musnahkan Ayam Jantan Ilegal dari Thailand
A
A
A
ACEH BESAR - Kantor Wilayah Bea Cukai Aceh dan Stasiun Karantina Pertanian Banda Aceh memusnahkan ayam jantan ilegal dari Thailand, Selasa 20 Maret 2018. Pemusnahan unggas tersebut dilakukan dengan cara suntik mati, dibakar, dan dikubur bersama kotak pengemasnya agar penyakit unggas tidak menularkan ke lingkungan khususnya di wilayah Provinsi Aceh.
Pemusnahan dilakukan di halaman Kantor Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh, Blang Bintang, Aceh Besar dan telah mendapatkan izin dari Pengadilan Negeri Kuala Simpang dengan Surat Penetapan Nomor :1/Pen.Pid/2018/PN.Ksp tanggal 12 Maret 2018.
Unggas yang dimusnahkan merupakan muatan dari KM Jaya Abadi I yang berhasil disita untuk negara saat patroli laut pada Sabtu tanggal 3 Maret 2018 di Perairan Ujung Tamiang, Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Pengakuan kru KM Jaya Abadi I muatan yang dibawa berasal dari pelabuhan Satun, Thailand dan akan dibawa ke Aceh Tamiang.
Atas penindakan ini, kemudian TNI AL menyerahkan barang bukti ke KPPBC TMP C Lhokseumawe yang selanjutnya dilakukan penyidikan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kanwil Bea Cukai Aceh dengan tersangka, SB (60). Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh Ibrahim menjelaskan, alasan pemusnahan unggas tersebut karena terkena penyakit.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan tim karantina, sebanyak 205 (dua ratus lima) ekor unggas terkena penyakit Pullorum yang hanya menularkan ke sesama unggas dan mematikan. Seiring berjalannya waktu unggas tersebut mati dan sisanya sebanyak 71 (tujuh puluh satu) ekor dimusnahkan,” katanya.
Sesuai Peraturan Pemerintah No 82/2000 tentang Karantina Hewan dijelaskan bahwa untuk importasi hewan hidup harus dilengkapi dengan persyaratan karantina. Apalagi Thailand belum bebas dari Flu Burung (Avian Influenza) dan importasinya melanggar ketentuan di bidang Kepabeanan maupun Karantina.
Sedangkan Kepala Kanwil Bea Cukai Aceh, Agus Yulianto didampingi Kabid Penindakan dan Penyidikan (P2), Tri Utomo Hendro Wibowo dan Kabid Fasilitas Kepabenan dan Cukai, Erwindra Rachmawan mengungkapan sanksi tindak pidana kepabeanan atas penyelundupan KM Jaya Abadi I ini. Penyidikan sebagai bagian dari proses hukum terhadap tersangka, SB (60) akibat memasukan barang impor ke Indonesia yang tidak dilengkapi dengan manifest dan dokumen lainnya yang dipersyaratkan dalam impor dapat dikategorikan sebagai penyelundupan.
“Bea Cukai dan Badan Karantina Pertanian mengimbau kepada seluruh masyarakat agar dalam melakukan kegiatan pemasukan barang-barang, terutama yang merupakan makhluk hidup seperti binatang maupun tumbuhan agar memperhatikan ketentuan. Sebab, ada binatang maupun tumbuhan yang ternyata membawa penyakit sangat membahayakan keselamatan manusia, hewan, dan tumbuhan yang ada di Indonesia,” ujar Agus.
Pemusnahan dilakukan di halaman Kantor Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh, Blang Bintang, Aceh Besar dan telah mendapatkan izin dari Pengadilan Negeri Kuala Simpang dengan Surat Penetapan Nomor :1/Pen.Pid/2018/PN.Ksp tanggal 12 Maret 2018.
Unggas yang dimusnahkan merupakan muatan dari KM Jaya Abadi I yang berhasil disita untuk negara saat patroli laut pada Sabtu tanggal 3 Maret 2018 di Perairan Ujung Tamiang, Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Pengakuan kru KM Jaya Abadi I muatan yang dibawa berasal dari pelabuhan Satun, Thailand dan akan dibawa ke Aceh Tamiang.
Atas penindakan ini, kemudian TNI AL menyerahkan barang bukti ke KPPBC TMP C Lhokseumawe yang selanjutnya dilakukan penyidikan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kanwil Bea Cukai Aceh dengan tersangka, SB (60). Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Banda Aceh Ibrahim menjelaskan, alasan pemusnahan unggas tersebut karena terkena penyakit.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan tim karantina, sebanyak 205 (dua ratus lima) ekor unggas terkena penyakit Pullorum yang hanya menularkan ke sesama unggas dan mematikan. Seiring berjalannya waktu unggas tersebut mati dan sisanya sebanyak 71 (tujuh puluh satu) ekor dimusnahkan,” katanya.
Sesuai Peraturan Pemerintah No 82/2000 tentang Karantina Hewan dijelaskan bahwa untuk importasi hewan hidup harus dilengkapi dengan persyaratan karantina. Apalagi Thailand belum bebas dari Flu Burung (Avian Influenza) dan importasinya melanggar ketentuan di bidang Kepabeanan maupun Karantina.
Sedangkan Kepala Kanwil Bea Cukai Aceh, Agus Yulianto didampingi Kabid Penindakan dan Penyidikan (P2), Tri Utomo Hendro Wibowo dan Kabid Fasilitas Kepabenan dan Cukai, Erwindra Rachmawan mengungkapan sanksi tindak pidana kepabeanan atas penyelundupan KM Jaya Abadi I ini. Penyidikan sebagai bagian dari proses hukum terhadap tersangka, SB (60) akibat memasukan barang impor ke Indonesia yang tidak dilengkapi dengan manifest dan dokumen lainnya yang dipersyaratkan dalam impor dapat dikategorikan sebagai penyelundupan.
“Bea Cukai dan Badan Karantina Pertanian mengimbau kepada seluruh masyarakat agar dalam melakukan kegiatan pemasukan barang-barang, terutama yang merupakan makhluk hidup seperti binatang maupun tumbuhan agar memperhatikan ketentuan. Sebab, ada binatang maupun tumbuhan yang ternyata membawa penyakit sangat membahayakan keselamatan manusia, hewan, dan tumbuhan yang ada di Indonesia,” ujar Agus.
(wib)