Harimau Bonita Semakin Beringas
A
A
A
PEKANBARU - Harimau sumatera (Phantera Tigris Sumatrae) yang memangsa dua manusia saat ini masih berkeliaran di areal PT THIP (Tabungan Haji Indo Plantation) di Pelangiran Kabupaten Inhil, Riau. Harimau yang diberi nama Bonita itu kini semakin buas pascatertembak bius namun lolos.
Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Dian Indriati mengatakan, karena harimau semakin ganas diminta warga waspada. Jika melihat Bonita, segera melaporkan ke petugas.
"Sejak dilakukan penembakan obat bius, diperkirakan satwa dilindungi itu menjadi makin beringas," kata Dian, Selasa (20/3/2018).
Dia menjelaskan, pencarian terhadap harimau Bonita akan terus diintensifkan. Namun, berdasarkan hasil penelusuran harimau semakin jarang terlihat dalam beberapa hari ini atau pascapenembakan bius namun gagal.
Pencarian terhadap satwa langka itu juga tidak dilakukan pada siang hari, tetapi tim yang berjumlah tiga kelompok juga melakukan penelusuran pada malam hari.
"Blok demi blok di kebun sawit sudah dicari, namun harimau belum terlihat. Ini sudah hari ke-73 pencarian," ucapnya.
Tim terpadu yang terdiri dari TNI, Polri, BKSDA, organisasi pencinta satwa, polisi kehutanan berjanji menangkap Bonita hidup-hidup. Walau belakangan ini warga demo meminta tim segera menangkap harimau pemangsa Jumiati dan Yusri dengan cepat. Jika tidak, warga akan akan mengambil tindakan sendiri terhadap harimau tersebut. "Tim berusaha melakukan penyelamatan terhadap Bonita," katanya.
Sebagaimana diberitakan, dua warga di Pelanggiran tewas diserang harimau bernama Bonita. Kejadian pertama pada 3 Januari 2018 dengan korban Jumiati, karyawati PT Tabungan Haji Indo Plantation (THIP). Kemudian pada 10 Maret, harimau sumatera itu kembali menyerang warga bernama Yusri. Keduanya diterkam pada bagian tengkuk. (Baca Juga: Yusri Tewas Diterkam Harimau, Tiga Temannya Selamat(zik)
Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Dian Indriati mengatakan, karena harimau semakin ganas diminta warga waspada. Jika melihat Bonita, segera melaporkan ke petugas.
"Sejak dilakukan penembakan obat bius, diperkirakan satwa dilindungi itu menjadi makin beringas," kata Dian, Selasa (20/3/2018).
Dia menjelaskan, pencarian terhadap harimau Bonita akan terus diintensifkan. Namun, berdasarkan hasil penelusuran harimau semakin jarang terlihat dalam beberapa hari ini atau pascapenembakan bius namun gagal.
Pencarian terhadap satwa langka itu juga tidak dilakukan pada siang hari, tetapi tim yang berjumlah tiga kelompok juga melakukan penelusuran pada malam hari.
"Blok demi blok di kebun sawit sudah dicari, namun harimau belum terlihat. Ini sudah hari ke-73 pencarian," ucapnya.
Tim terpadu yang terdiri dari TNI, Polri, BKSDA, organisasi pencinta satwa, polisi kehutanan berjanji menangkap Bonita hidup-hidup. Walau belakangan ini warga demo meminta tim segera menangkap harimau pemangsa Jumiati dan Yusri dengan cepat. Jika tidak, warga akan akan mengambil tindakan sendiri terhadap harimau tersebut. "Tim berusaha melakukan penyelamatan terhadap Bonita," katanya.
Sebagaimana diberitakan, dua warga di Pelanggiran tewas diserang harimau bernama Bonita. Kejadian pertama pada 3 Januari 2018 dengan korban Jumiati, karyawati PT Tabungan Haji Indo Plantation (THIP). Kemudian pada 10 Maret, harimau sumatera itu kembali menyerang warga bernama Yusri. Keduanya diterkam pada bagian tengkuk. (Baca Juga: Yusri Tewas Diterkam Harimau, Tiga Temannya Selamat(zik)