Risma: Kota Maju Harus Berbasis Elektronik

Senin, 19 Maret 2018 - 16:17 WIB
Risma: Kota Maju Harus...
Risma: Kota Maju Harus Berbasis Elektronik
A A A
SURABAYA - Pembangunan kota maju tak bisa dilakukan hanya dari satu sisi. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan, pembangunan harus dilakukan komprehensif di semua lini untuk bisa membawa kemajuan kota. Sarana pendukung semua itu bisa dilakukan dengan kota berbasis elektronik.

"Tidak bisa jika pembangunan suatu kota dikerjakan sepotong-sepotong. Sebab, jika kita menangani hanya satu, maka yang lain akan terabaikan," ujar Risma ketika ditemui di sela-sela Seminar Inovasi Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Infrastruktur Permukiman yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Hotel Garden Palace Surabaya, Senin (19/3/2018).

Ia melanjutkan, pembangunan harus ditangani secara menyeluruh dengan meliputi semua aspek mulai dari ekonomi, pendidikan, sosial, kesehatan, hingga infrastruktur. Kalau semuanya bisa jalan, kemajuan kota bisa diperoleh dengan baik.

Saat ini, katanya, seluruh pelayanan di Kota Surabaya dirasa sangat efektif dan efisien serta transparan. Sebab, seluruh layanan di Pemkot Surabaya sudah berbasis elektronik. Hal ini menjadi keunggulan sendiri bagi Kota Surabaya. "Saat ini seluruh layanan kami di Pemkot Surabaya hampir 100% sudah berbasis elektronik," tegasnya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) itu menambahkan, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang saat ini sudah terintegrasi secara elektronik. Karena itu, tiap menit dirinya bisa mengetahui berapa ton sampah yang dikirim dari setiap masing-masing Tempat Pembuangan Sementara (TPS).

"Truk yang ngangkut pelatnya berapa, nama sopirnya siapa, dan berapa ton sampah yang diangkut, saya bisa mengetahui semua. Karena sudah berbasis elektronik," jelasnya.

Sementara pada bidang pendidikan, Risma menjelaskan Pemkot Surabaya berhasil memberikan pendidikan gratis bagi pelajar tingkat SD dan SMP, merenovasi gedung-gedung sekolah menjadi vertikal sehingga menyisakan banyak ruang untuk membangun fasilitas pendidikan lain agar para siswa dapat menyalurkan bakatnya melalui hal yang positif seperti olahraga dan seni.

"Di sisi lain kami juga giat dalam mendukung pemberdayaan perempuan sebagai roda penggerak ekonomi," ucapnya.

Caranya, kata Risma, ia ikut turun langsung memberikan pendidikan entrepreneurship kepada ibu-ibu di Surabaya melalui berbagai program seperti pahlawan ekonomi. Sehingga, sekarang banyak di antara mereka yang memiliki usaha mandiri dengan omzet mencapai puluhan juta per bulan.

"Seperti di kawasan eks lokalisasi Dolly, di sana mereka kita latih untuk berwirausaha, dan saat ini ibu-ibu di sana bisa membantu perekonomian keluarga mereka," jelas wali kota kelahiran Kediri tersebut.

Risma juga menjelaskan, pihaknya juga mempunyai program khusus sosial, seperti program permakanan bagi lansia. Setiap hari, para lansia di Kota Surabaya mendapatkan kiriman makanan gratis dari pemkot.

"Setiap hari, program permakanan itu juga bisa kita monitoring. Jadi kita bisa tahu makanan apa saja yang dikirim, jika tidak layak maka kita bisa langsung komplain ke petugasnya," tegasnya.

Risma menilai bahwa pembangunan suatu kota tidak bisa disamakan dengan daerah lain. Menurutnya, setiap kota atau daerah mempunyai latar geografis yang berbeda. Seperti Kota Surabaya yang kondisi geografis tanahnya hanya 5 meter di atas permukaan laut, jika pembangunannya salah maka justru akan berdampak banjir bagi Kota Surabaya.

"Maka dari itu, kita buatkan tanggul sebagai penahan air laut pasang. Selain itu, kita juga bangun beberapa bozem untuk penampung air dan box culvert di setiap ruas jalan," kata wali kota perempuan pertama di Surabaya ini.

Kepala Satpol PP Kota Surabaya Irvan Wadyanto mengatakan, pengamanan kota pun dilakukan dengan sistem elektronik. Makanya, pemantauan kota bisa dijangkau dengan cepat. Hingga saat ini pihaknya memiliki 13 tim yang dibentuk untuk menjalankan tugas-tugas Satpol PP yang sangat luas. Tim tersebut memiliki tupoksi dan wilayah kerja yang berbeda-beda.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2338 seconds (0.1#10.140)