Solo Dipilih Karena Keragaman Budaya
A
A
A
SOLO - KOTA Solo, Jawa Tengah, menjadi salah satu daerah idaman untuk ditinggali. Beragam kelebihan menjadikannya diminati sebagai tempat tinggal.
Berbagai faktor itu antara lain ekonomi, sosial, dan budaya. Sebagai kota heritage, Solo sangat kental dengan budaya Jawa yang penuh toleransi, dan ramah. Solo juga sangat terkenal dengan kulinernya yang enak, namun murah harganya. Bisnis kuliner berlangsung 24 jam yang menjadi Solo dijuluki kota tak pernah tidur.
Biaya hidup di Solo lebih murah dibanding kota kota lainnya. Meski luasnya kecil, namun Solo 44 pasar tradisional, dan banyak terdapat pusat perbelanjaan modern. Dukungan transportasi yang memadai karena terdapat tiga stasiun kereta api (KA) yang besar, Terminal Tirtonadi yang nyaman seperti bandara yang lokasinya berada di pusat kota.
Serta Bandara Adi Soemarmo yang berstatus internasional. Fasilitas transportasi Masyarakat memiliki banyak kemudahan untuk melakukan berbagai mobilitas ke luar daerah atau ke luar negeri. Terlebih dalam waktu dekat juga dibuka Jalan Tol Semarang-Solo atau Solo- Kertosono dan kereta bandara. Belum lagi banyaknya hotel berbintang yang bertebaran.
“Kebutuhan rumah sangat tinggi, namun ketersediaan lahan terbatas,” ungkap Ketua Real Estate Indonesia (REI) Solo Antonius Hendro Prasetyo. Kebutuhan permukiman sehingga merambah ke daerah daerah di sekitarnya. Seperti Sukoharjo, Karanganyar, dan Boyolali.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU PR) Kota Solo Endah Sitaresmi Suryandari mengatakan, sejak awal berdirinya Solo memang telah didesain sebagai kota. Pusatnya dulu ada Keraton Kasunanan Surakarta yang berada di bagian selatan Solo.
Sehingga Solo selatan sampai kini terlihat lebih berkembang dibanding Solo utara. Untuk pemerataan, Pemkot Solo terus berupaya mengembangkan Solo Utara. Berbaikan infrastruktur di Solo Utara lebih dipacu. Termasuk membuatkan banyak ruang ruang publik bagi masyarakat. “Sehingga ke depan Solo tetap menjadi kota yang nyaman untuk ditinggali,” ungkap Sita, sapaan akrab Endah Sitaresmi Suryandari. (Ary Wahyu Wibowo)
Berbagai faktor itu antara lain ekonomi, sosial, dan budaya. Sebagai kota heritage, Solo sangat kental dengan budaya Jawa yang penuh toleransi, dan ramah. Solo juga sangat terkenal dengan kulinernya yang enak, namun murah harganya. Bisnis kuliner berlangsung 24 jam yang menjadi Solo dijuluki kota tak pernah tidur.
Biaya hidup di Solo lebih murah dibanding kota kota lainnya. Meski luasnya kecil, namun Solo 44 pasar tradisional, dan banyak terdapat pusat perbelanjaan modern. Dukungan transportasi yang memadai karena terdapat tiga stasiun kereta api (KA) yang besar, Terminal Tirtonadi yang nyaman seperti bandara yang lokasinya berada di pusat kota.
Serta Bandara Adi Soemarmo yang berstatus internasional. Fasilitas transportasi Masyarakat memiliki banyak kemudahan untuk melakukan berbagai mobilitas ke luar daerah atau ke luar negeri. Terlebih dalam waktu dekat juga dibuka Jalan Tol Semarang-Solo atau Solo- Kertosono dan kereta bandara. Belum lagi banyaknya hotel berbintang yang bertebaran.
“Kebutuhan rumah sangat tinggi, namun ketersediaan lahan terbatas,” ungkap Ketua Real Estate Indonesia (REI) Solo Antonius Hendro Prasetyo. Kebutuhan permukiman sehingga merambah ke daerah daerah di sekitarnya. Seperti Sukoharjo, Karanganyar, dan Boyolali.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU PR) Kota Solo Endah Sitaresmi Suryandari mengatakan, sejak awal berdirinya Solo memang telah didesain sebagai kota. Pusatnya dulu ada Keraton Kasunanan Surakarta yang berada di bagian selatan Solo.
Sehingga Solo selatan sampai kini terlihat lebih berkembang dibanding Solo utara. Untuk pemerataan, Pemkot Solo terus berupaya mengembangkan Solo Utara. Berbaikan infrastruktur di Solo Utara lebih dipacu. Termasuk membuatkan banyak ruang ruang publik bagi masyarakat. “Sehingga ke depan Solo tetap menjadi kota yang nyaman untuk ditinggali,” ungkap Sita, sapaan akrab Endah Sitaresmi Suryandari. (Ary Wahyu Wibowo)
(nfl)