Misteri Makam Keramat Syekh Isa bin Syam Al-Baghdadi
A
A
A
Makam tua dengan panjang 7 meter di RT 05 Dusun Kampungtengah, Desa Pematanglumut, Betara, Tanjabbar, Jambi diyakini warga sekitar sebagai makam ulama besar Syekh Isa bin Syam Al-Baghdadi. Karenanya makam di pinggir sungai yang berusia ribuan tahun ini dikeramatkan oleh warga.
Syekh Isa bin Syam Al-Baghdadi disebut-sebut adalah salah satu murid Syekh Abdul Qadir Al Jailani. Disebutkan Syekh Isa bin Syam ini merupakan salah satu ulama besar di zamannya yang memiliki sejumlah karomah.
Syekh Isa bin Syam Al-Bagdadi diketahui wafat tahun 702 Hijiriyah. Awalnya makam tersebut hanya diziarahi beberapa orang jamaah pengajian.
Lalu mereka meminta Abuya Habib Husin Al At’tas asal Kalimantan Selatan, warga Jalan Benua Kapayang, Desa Ta’al, RT 02 RW 01, Labuan Amas Selatan, Hulu Sungai Tengah, Barabai, menerawang keberadaan makam tersebut.
Hasil terawangan Abuya Habib Husin Al At’as, nama dari yang bermakam di tempat tersebut adalah Syekh Isa bin Syam Al Baghdadi. Namun makam tersebut hanya diziarahi kerabat dari pengajian saja.
Lalu ada kejadian, para pekerja proyek pengerukan sungai membawa alat berat (eksavator) ke dekat makam itu. Tiba-tiba mereka didatangi seekor ular besar.
Para pekerja itu lari ketakutan dan meninggalkan alat beratnya di lokasi. Keesokan hari datanglah para pekerja itu dengan membawa beberapa ustaz. Lalu dilakukan pembacaan Surat Yaasin dan doa di makam tersebut.
“Sejak saat itu para pekerja tadi lancar bekerja,” ungkap Ijal salah seorang jamaah pengajian yang rutin melakukan ziarah ke makam tersebut saat dihubungi iNews TV beberapa waktu lalu.
Kemudian atas kejadian tersebut, makam itu telah dipugar dengan konstruksi cor beton sepanjang 7 meter. Tidak hanya itu, makam juga diberi kubah dengan kelambu kuning, sebagai tanda makam keramat.
Lalu pada malam tahun baru, Sabtu 31 Desember 2016, beberapa jamaah Abuya Habib Husin Al At’tas berziarah dan melaksanakan haul di makam tersebut.
Sementara itu menurut Kabag AKRK Setda Tanjabbar, M Arif, pihaknya akan membentuk tim survei. Tim ini meninjau makam tersebut, sejak mencuatnya cerita seputar makam yang dikeramatkan oleh warga Desa Pematanglumut.
“Perlu penelitian yang lebih jauh untuk memastikan di dalam makam itu bersemayam jasad seorang ulama besar. Kami diminta MUI mencari kebenaran kabar itu,” kata Arif.
Sementara Ketua MUI Tanjabbar, KH Abdul Halim Kasim meragukan jika makam yang dikeramatkan warga tersebut merupakan makam Syekh Isa bin Syam Al Baghdadi karena batu nisan yang terdapat pada makam ini tidak sama bentuknya dengan batu nisan pada makam ulama-ulama, pada awal penyebaran ajaran agama Islam di Indonesia.
Syekh Isa bin Syam Al-Baghdadi disebut-sebut adalah salah satu murid Syekh Abdul Qadir Al Jailani. Disebutkan Syekh Isa bin Syam ini merupakan salah satu ulama besar di zamannya yang memiliki sejumlah karomah.
Syekh Isa bin Syam Al-Bagdadi diketahui wafat tahun 702 Hijiriyah. Awalnya makam tersebut hanya diziarahi beberapa orang jamaah pengajian.
Lalu mereka meminta Abuya Habib Husin Al At’tas asal Kalimantan Selatan, warga Jalan Benua Kapayang, Desa Ta’al, RT 02 RW 01, Labuan Amas Selatan, Hulu Sungai Tengah, Barabai, menerawang keberadaan makam tersebut.
Hasil terawangan Abuya Habib Husin Al At’as, nama dari yang bermakam di tempat tersebut adalah Syekh Isa bin Syam Al Baghdadi. Namun makam tersebut hanya diziarahi kerabat dari pengajian saja.
Lalu ada kejadian, para pekerja proyek pengerukan sungai membawa alat berat (eksavator) ke dekat makam itu. Tiba-tiba mereka didatangi seekor ular besar.
Para pekerja itu lari ketakutan dan meninggalkan alat beratnya di lokasi. Keesokan hari datanglah para pekerja itu dengan membawa beberapa ustaz. Lalu dilakukan pembacaan Surat Yaasin dan doa di makam tersebut.
“Sejak saat itu para pekerja tadi lancar bekerja,” ungkap Ijal salah seorang jamaah pengajian yang rutin melakukan ziarah ke makam tersebut saat dihubungi iNews TV beberapa waktu lalu.
Kemudian atas kejadian tersebut, makam itu telah dipugar dengan konstruksi cor beton sepanjang 7 meter. Tidak hanya itu, makam juga diberi kubah dengan kelambu kuning, sebagai tanda makam keramat.
Lalu pada malam tahun baru, Sabtu 31 Desember 2016, beberapa jamaah Abuya Habib Husin Al At’tas berziarah dan melaksanakan haul di makam tersebut.
Sementara itu menurut Kabag AKRK Setda Tanjabbar, M Arif, pihaknya akan membentuk tim survei. Tim ini meninjau makam tersebut, sejak mencuatnya cerita seputar makam yang dikeramatkan oleh warga Desa Pematanglumut.
“Perlu penelitian yang lebih jauh untuk memastikan di dalam makam itu bersemayam jasad seorang ulama besar. Kami diminta MUI mencari kebenaran kabar itu,” kata Arif.
Sementara Ketua MUI Tanjabbar, KH Abdul Halim Kasim meragukan jika makam yang dikeramatkan warga tersebut merupakan makam Syekh Isa bin Syam Al Baghdadi karena batu nisan yang terdapat pada makam ini tidak sama bentuknya dengan batu nisan pada makam ulama-ulama, pada awal penyebaran ajaran agama Islam di Indonesia.
(sms)