Satukan Keluarga yang Terpisah, PB XIII Berikan Surat Silsilah Trah PB X

Jum'at, 09 Maret 2018 - 15:04 WIB
Satukan Keluarga yang Terpisah, PB XIII Berikan Surat Silsilah Trah PB X
Satukan Keluarga yang Terpisah, PB XIII Berikan Surat Silsilah Trah PB X
A A A
SOLO - Raut wajah BRM Muhammad Munier Tjakraningrat terlihat sumringah. Lelaki berperawakan kurus tinggi ini berkali-kali memperlihatkan surat keterangan silsilah yang baru saja diterimanya dari Raja Kasunanan Surakarta, Sri Susuhunan Pakubuwono (PB) XIII. Kamis malam 8 Maret 2018 menjadi momen yang penting bagi trah keturunan PB X ini.

Raja Kasunanan SurakartaPB XIII secara khusus menerima trah keturunan PB X ini di Sasono Nalendro. Sekitar satu jam lamanya Raja Kasunanan Surakarta didampingi sang permaisuri Kanjeng Ratu Pakubuwono menerima kedatangan rombongan Munier Tjakraningrat ini. Secara khusus romobongan juga dijamu makam malam. Menunya juga istimewa nasi liwet khas Solo dan tengkleng Solo.

“Ini momen penting bagi keluarga kami. Setelah kemarin kami mendapat kekancingan dari Keraton Yogyakarta, malam ini kami juga mendapat surat silsilah dari Kasunanan Surakarta. Ini bentuk pengakuan terhadap keluarga kami,” terang Munier di Sasono Nalendro.

Munier memang patut gembira, pengakuan dua kerajaan itu seakan menjadi titik terang terkait polemik ahli waris PB X.

Seperti diketahui di PN Yogyakarta saat ini tengah berlangsung gugatan sengketa lahan calon bandara di Kulonprogo. Penggugat adalah Suwarsi Dkk. Dalam gugatannya Suwarsi mengaku sebagai anak GKR Pembajoen.

GKR Pembajoen adalah anak dari Raja Kasunanan Surakarta PB X dengan GKR Emas atau Moersodarinah. Permasalahan muncul lantaran Suwarsi Dkk ini dituding sebagai ahli waris abal-abal.

“GKR Pembajoen memilik empat anak yakni BRAy Koes Siti Marliyah, BRAy Koes Sistiyah Siti Mariana, saya sendiri BRM Muhammad Munier Tjakraningrat dan BRM Mochamad Malikul Adil Tjakraningrat. Mereka (Suwarsi dkk) ahli waris palsu,” timpalnya.

Klaim Suwarsi memang agak janggal. Pasalnya, GKR Pembajoen versi Suwarsi ini dimakamkan di pemakaman biasa di Dusun Kauman, Kampung Gawanan Barat, Colomadu, Karanganyar.

Sementara GKR Pembajoen versi Munier Tjakraningrat ini dimakamkan di Kompleks Pemakaman Raja-raja di Imogiri Bantul.

Adik Raja Kasunanan Surakarta, KGPH Hadiprabowo yang ikut menemui rombongan Munier menyebut pertemuan ini menjadi ajang ngumpulke balung pisah (menyatukan keluarga yang terpisah).

Kasunanan Surakarta memang secara resmi mengakui bahwa BRM Munier Tjakraningrat adalah ahli waris PB X yang sah.

“Kita memberikan surat keterangan silsilah. Keraton Surakarta memastikan mereka ini adalah ahli waris yang sah,” tegasnya.

Hadiprabowo mengakui surat keterangan ini diberikan salah satunya juga terkait adanya satu pihak yang mengklaim sebagai keturunan PB X. Dengan surat keterangan ini maka dia berharap tak ada lagi polemik terkait adanya dua kubu trah PB X.

Sebelumnya rombongan Munier Tjakraningrat yang terdiri dari 30-an orang datang ke Kompleks Keraton Surakarta sekitar pukul 19.30 WIB. Sekitar pukul 20.00 WIB mereka diterima oleh Raja dan permasuri dan sejumlah pengageng Keraton Solo.

PB XIII hampir satu jam menerima trah PB X ini. PB X bahkan berkenan foto bersama dengan rombongan. Tak hanya itu saat sejumlah tamu mulai menikmati hidangan makan malam yang disediakan khusus di halaman Sasono Nalendro, PB XIII masih belum meninggalkan lokasi pertemuan.

Cicit PB X, Andre Tjakraningrat menyebut apa yang mereka lakukan ini adalah jihad untuk meluruskan silisilah keluarga mereka.

“Silsilah keluarga kami direnggut. Dengan ini (surat dari keraton) jelas semua mana yang asli dan mana yang abal-abal. Kami juga telah mendapat kekancingan dari Keraton Yogyakarta,” tegasnya.

Seperti diketahui GKR Emas, permasuri PB X adalah putri dari Raja Yogyakarta HB VII, sehingga selain trah dari PB X, Andre Tjakraningrat juga trah Hamengku Buwono (HB) VII dari garis keturunan GKR Emas.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6815 seconds (0.1#10.140)