Pernyataan Sikap Mosi Tidak Percaya Terhadap Ketua DAD Kobar
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Organisasi Dewan Adat Dayak (DAD), Kotawaringin Barat (Kobar), Kalteng bergejolak. Sejumlah pengurus dan Komunitas Masyarakat Adat Dayak Kobar menyatakan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan Sarilus, Ketua DAD Kobar periode 2016-2021. Dimana selama dua tahun berjalan organisasi Dayak terbesar di Kobar ini secara kinerjanya stagnan dan tidak memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat Dayak Kobar.
Menurut Ketua Panitia Prematur, Andrias Garusang pertemuan ini digagas atas koordinasi ke beberapa tokoh komunitas adat Dayak pengurus dan anggota DAD di tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten.
"Forum pertemuan ini digelar atas keinginan yang sangat kuat hampir semua pengurus dan anggota komunitas DAD Kobar, demi kemajuan organisasi ini ke depan. Sebab selama 2 tahun, kepemimpinan Sarilus, organisasi berjalan stagnan dan banyak ketimpangan dan tidak mengacu kepada visi dan misi yang jelas,” ujar Andrias yang ditunjuk sebagai ketua panitia dalam pertemuan di Rumah Adat Dayak (Rumah Betang) di Desa Pasir Panjang, Selasa (6/3/2018).
Dikatakan, rapat terbatas untuk menyelamatkan organisasi digelar tidak lain guna melanjutkan rencana kegiatan organisasi.
"Dan kami sebagai pemilik adat Dayak memiliki tugas untuk melestarikannya dan menjaga harkat dan martabat Dayak. Kami bersepakat untuk mengadakan koordinasi mengenai permasalahan di dalam kepemimpinan kepengurusan DAD. Dan membawa mosi tidak percaya ini bersama dengan masing masing perwakilan komunitas Dayak Kobar untuk menyampaikan mosi tersebut ke DAD Provinsi," katanya.
Sementara itu, Sukarna, Ketua Lembaga Pelestarian Adat dan Penegakan Hukum Adat Dayak Tomun yang juga sebagai Wakil Ketua DAD Kobar mengatakan, rapat terbatas ini digelar untuk rencana koordinasi terkait organisasi DAD.
Sebab selama kurang lebih 2 tahun organisasi berjalan stagnan dan tidak memberikan kontribusi yang positif kepada seluruh anggota.
"Berdasarkan keterangan dari beberapa pihak, bahwa pengangkatan Ketua Sarilus dan susunan pengurus DAD Kobar tidak berdasarkan mekanisme kesepakatan dari hasil rapat masyarakat adat Dayak Kobar," timpalnya.
"Akan tetapi melalui ambisi atau keinginan sendiri dengan merekayasa seluruh data yang ada termasuk menggunakan daftar hadir kelompok tani Dayak Misik sebagai daftar lampiran pemilihan Ketua DAD Kobar. Contohnya mengangkat dan menunjuk seseorang yang bukan orang Dayak asli atau keturunan sebagai pengurus yang mana ini bertentangan dengan AD/ART DAD provinsi," tambahnya.
Terpisah, Wakil Sekretaris DAD Kobar, Wendy yang juga putra Ketua DAD Sarilus mengatakan, terkait rapat yang digelar sejumlah pengurus dan anggota DAD Kobar di rumah Betang pada Senin sore dirinya menanggapi dengan santai.
"Kita santai saja. Saya hanya berharap jangan terjadi kekisruhan sesama orang Dayak," ujar Wendy melalui pesan WhatsApp, Selasa (6/3/2018).
Dia mengatakan, dirinya sudah melapor ke DAD Kalteng terkait hal ini dan jika anggota DAD yang tidak loyal dan sikap membahayakan organisasi maka akan dicoret/dikeluarkan. "Akan kita keluarkan dari kepengurusan DAD, apa lagi Panitia Prematur tidak jelas organisasi apa, ini bagi saya ada pihak yang ingin merebut DAD Kobar," pungkasnya.
Menurut Ketua Panitia Prematur, Andrias Garusang pertemuan ini digagas atas koordinasi ke beberapa tokoh komunitas adat Dayak pengurus dan anggota DAD di tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten.
"Forum pertemuan ini digelar atas keinginan yang sangat kuat hampir semua pengurus dan anggota komunitas DAD Kobar, demi kemajuan organisasi ini ke depan. Sebab selama 2 tahun, kepemimpinan Sarilus, organisasi berjalan stagnan dan banyak ketimpangan dan tidak mengacu kepada visi dan misi yang jelas,” ujar Andrias yang ditunjuk sebagai ketua panitia dalam pertemuan di Rumah Adat Dayak (Rumah Betang) di Desa Pasir Panjang, Selasa (6/3/2018).
Dikatakan, rapat terbatas untuk menyelamatkan organisasi digelar tidak lain guna melanjutkan rencana kegiatan organisasi.
"Dan kami sebagai pemilik adat Dayak memiliki tugas untuk melestarikannya dan menjaga harkat dan martabat Dayak. Kami bersepakat untuk mengadakan koordinasi mengenai permasalahan di dalam kepemimpinan kepengurusan DAD. Dan membawa mosi tidak percaya ini bersama dengan masing masing perwakilan komunitas Dayak Kobar untuk menyampaikan mosi tersebut ke DAD Provinsi," katanya.
Sementara itu, Sukarna, Ketua Lembaga Pelestarian Adat dan Penegakan Hukum Adat Dayak Tomun yang juga sebagai Wakil Ketua DAD Kobar mengatakan, rapat terbatas ini digelar untuk rencana koordinasi terkait organisasi DAD.
Sebab selama kurang lebih 2 tahun organisasi berjalan stagnan dan tidak memberikan kontribusi yang positif kepada seluruh anggota.
"Berdasarkan keterangan dari beberapa pihak, bahwa pengangkatan Ketua Sarilus dan susunan pengurus DAD Kobar tidak berdasarkan mekanisme kesepakatan dari hasil rapat masyarakat adat Dayak Kobar," timpalnya.
"Akan tetapi melalui ambisi atau keinginan sendiri dengan merekayasa seluruh data yang ada termasuk menggunakan daftar hadir kelompok tani Dayak Misik sebagai daftar lampiran pemilihan Ketua DAD Kobar. Contohnya mengangkat dan menunjuk seseorang yang bukan orang Dayak asli atau keturunan sebagai pengurus yang mana ini bertentangan dengan AD/ART DAD provinsi," tambahnya.
Terpisah, Wakil Sekretaris DAD Kobar, Wendy yang juga putra Ketua DAD Sarilus mengatakan, terkait rapat yang digelar sejumlah pengurus dan anggota DAD Kobar di rumah Betang pada Senin sore dirinya menanggapi dengan santai.
"Kita santai saja. Saya hanya berharap jangan terjadi kekisruhan sesama orang Dayak," ujar Wendy melalui pesan WhatsApp, Selasa (6/3/2018).
Dia mengatakan, dirinya sudah melapor ke DAD Kalteng terkait hal ini dan jika anggota DAD yang tidak loyal dan sikap membahayakan organisasi maka akan dicoret/dikeluarkan. "Akan kita keluarkan dari kepengurusan DAD, apa lagi Panitia Prematur tidak jelas organisasi apa, ini bagi saya ada pihak yang ingin merebut DAD Kobar," pungkasnya.
(sms)