Larang Mahasiswinya Bercadar, Ini Kata Rektor UIN Yogyakarta
A
A
A
YOGAYAKARTA - Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta melarang penggunaan cadar bagi mahasiswinya. Pernyataan ini disampaikan Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Yudian Wahyudi dalam jumpa pers di kampus setempat.
Menurut Yudian, hadirnya UIN sebagai kampus yang Islam moderat, berkeadilan, atau Islam Nusantara menitikberatkan kepada cinta Tanah Air. Menurutnya, kehadiran mahasiswa bercadar yang mempresentasikan HTI adalah bentuk penghianatan.
“Apa yang mereka lakukan hari ini bisa dikatakan tersesat sebagai ideologi politik. Jika betul meminta kilafah ini kudeta, pemberontakan,” terangnya.
Saat ini, tercatat ada 41 mahasiswi UIN yang menggunakan cadar. “Ingat ya HTI sudah dibubarkan oleh pemerintah. Sampai belum adanya keputusan pengadilan yang incrah aturan (pelarangan cadar) itu berlaku. Kita temukan orang-orang HTI di kampus akan kita proses. Kalau mau kembali ke republik ya lepas HTI. Kalau tidak mau ya silakan keluar. Jangan masukkan kami ke neraka politik pendidikan,” tegasnya.
Saat ditanya apakah UIN telah melakukan penelitian terkait mahasiswi bercadar itu terlibat HTI, Yudian mengatakan sebagai pemegang otoritas di kampus pihaknya berhak melakukan pelarangan itu.
“Indikasinya mengelompok sendiri tak mau berkumpul degan yang lain, (nanti) tiba-tiba ditangkap polisi. Mumpung sebelum terjadi, dilarang sebelum mencelakakan. Memakai cadar kalau bertamu boleh. Kalau di kampus (mahasiswi) dilarang, Kalau tidak dilarang akan menimbulan kerugian mudarat. Kami sebagai otoritas kampus berhak melarang,” tegasnya.
Yudian berharap mahasiswa yang sudah terdata ini diharapkan melakukan koseling sebanyak 10 kali pertemuan dengan durasi tertentu. Konseling akan dilakukan oleh tim dosen. Setelah dilakukan konseling harapannya mereka akan memutuskan meninggalkan keanggotan di HTI.
“Kalau sudah dikonseling dan mereka tidak memutuskan (keluar dari HTI) kita yang memutuskan. Kita minta mereka pindah kampus, karena mereka ini hanya anak yang tertipu. Saya yakin mereka kalau sudah dikonseling akan sembuh,” tegasnya.
Mulai semester depan UIN Sunan Kalijaga juga mewajibkan mahasiswi baru untuk belajar baca tulis Aquran termasuk belajar tentang hubungan antara Islam dan Pancasila. Mahasiswa baru akan dites baca tulis Alquran jika tidak bisa maka mereka akan dimasukkan ke asrama untuk digembleng agama.
Terpisah, meski sama-sama sebagai kampus negeri, Universitas Gadjah Mada (UGM) mengaku tidak akan menerapkan kebijakan tersebut. Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Dr Iva Ariani menyebutkan, sampai saat ini di UGM tidak ada larangan mahasiswi menggunakan cadar.
Menurut Iva, UGM saat ini lebih fokus bagaimana menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme untuk menunjukkan jati diri sebagai mahasiswa yang menjunjung nilai-nilai kebangsaan, nasionalis, pancasila seperti jati diri UGM. “Proses menumbuhkan nilai dan semangat itu terus digaungkan dlm setiap kegiatan baik akademik maupun non alademik di lingk UGM,” terangnya melalui pesan singkat WhatsApp ke wartawan.
Menurut Yudian, hadirnya UIN sebagai kampus yang Islam moderat, berkeadilan, atau Islam Nusantara menitikberatkan kepada cinta Tanah Air. Menurutnya, kehadiran mahasiswa bercadar yang mempresentasikan HTI adalah bentuk penghianatan.
“Apa yang mereka lakukan hari ini bisa dikatakan tersesat sebagai ideologi politik. Jika betul meminta kilafah ini kudeta, pemberontakan,” terangnya.
Saat ini, tercatat ada 41 mahasiswi UIN yang menggunakan cadar. “Ingat ya HTI sudah dibubarkan oleh pemerintah. Sampai belum adanya keputusan pengadilan yang incrah aturan (pelarangan cadar) itu berlaku. Kita temukan orang-orang HTI di kampus akan kita proses. Kalau mau kembali ke republik ya lepas HTI. Kalau tidak mau ya silakan keluar. Jangan masukkan kami ke neraka politik pendidikan,” tegasnya.
Saat ditanya apakah UIN telah melakukan penelitian terkait mahasiswi bercadar itu terlibat HTI, Yudian mengatakan sebagai pemegang otoritas di kampus pihaknya berhak melakukan pelarangan itu.
“Indikasinya mengelompok sendiri tak mau berkumpul degan yang lain, (nanti) tiba-tiba ditangkap polisi. Mumpung sebelum terjadi, dilarang sebelum mencelakakan. Memakai cadar kalau bertamu boleh. Kalau di kampus (mahasiswi) dilarang, Kalau tidak dilarang akan menimbulan kerugian mudarat. Kami sebagai otoritas kampus berhak melarang,” tegasnya.
Yudian berharap mahasiswa yang sudah terdata ini diharapkan melakukan koseling sebanyak 10 kali pertemuan dengan durasi tertentu. Konseling akan dilakukan oleh tim dosen. Setelah dilakukan konseling harapannya mereka akan memutuskan meninggalkan keanggotan di HTI.
“Kalau sudah dikonseling dan mereka tidak memutuskan (keluar dari HTI) kita yang memutuskan. Kita minta mereka pindah kampus, karena mereka ini hanya anak yang tertipu. Saya yakin mereka kalau sudah dikonseling akan sembuh,” tegasnya.
Mulai semester depan UIN Sunan Kalijaga juga mewajibkan mahasiswi baru untuk belajar baca tulis Aquran termasuk belajar tentang hubungan antara Islam dan Pancasila. Mahasiswa baru akan dites baca tulis Alquran jika tidak bisa maka mereka akan dimasukkan ke asrama untuk digembleng agama.
Terpisah, meski sama-sama sebagai kampus negeri, Universitas Gadjah Mada (UGM) mengaku tidak akan menerapkan kebijakan tersebut. Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Dr Iva Ariani menyebutkan, sampai saat ini di UGM tidak ada larangan mahasiswi menggunakan cadar.
Menurut Iva, UGM saat ini lebih fokus bagaimana menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme untuk menunjukkan jati diri sebagai mahasiswa yang menjunjung nilai-nilai kebangsaan, nasionalis, pancasila seperti jati diri UGM. “Proses menumbuhkan nilai dan semangat itu terus digaungkan dlm setiap kegiatan baik akademik maupun non alademik di lingk UGM,” terangnya melalui pesan singkat WhatsApp ke wartawan.
(rhs)